PART 1 - GTM
Balik lagi ya guys... Bawa mini cerita baru. Semoga enggak ada yang ngerasain kayak Ghena..
Selamat baca. Part GTM ada 4 bab ya guys. Jadi nikmati aja...
No bayar-bayar club. Cerita mini ini hadir benar-benar buat menghibur..
-------------------------------------------------------------
GTM dalam hidupku ternyata memiliki banyak arti. Sudah pusing dengan GTM asli alias Gerakan Tutup Mulut alias si Phyra enggak mau makan dan kebanyakan pilih-pilih makanan, atau banyak yang bilang juga picky eater, sekarang aku memiliki kondisi GTM lainnya yang buat aku pusing sampai mual rasanya.
Di kantorku, alah ... enggak pernah kayaknya aku bawa masalah kantor dalam curhatan ini, tapi serius demi apapun juga GTM di kantorku lagi merajalela banget. Alias GAK TAHU MALU!
Akh, sumpah! Susah banget aku jelasin. Karena takut juga orangnya baca cerita ini, tapi yaudahlah enggak papa. Kalau dia baper akhirnya, berarti dia ngerasa dan enggak bisa bedain mana yang fiksi mana yang real. Lagi juga, kalau dia ada masalah sama aku, ngomong langsung. Jangan didepan aku bisa hahaha hihihi, tapi dibelakang aku malah sukanya jelek-jelekin.
Tapi aku sadar sih, aku emang udah jelek sekarang. Enggak kayak dulu. Sebelum menikah dan punya anak. Dulu seminggu dua kali bisa perawatan. Kuku selalu dinail art, dan badan selalu kena lulur. Sekarang mah boro-boro inget. Kayaknya waktu 24jam kurang banget buat aku jalani rutinitas. Padahal sekarang udah enggak ngurusin bayi lagi, cuma capeknya naudzubillah.
Oke, balik sama masalah GTM yang sedang aku rasain sekarang ini. GTM pertama yakni GTM yang Phyra lagi lakuin. Sumpah tuh anak kayaknya masalah makannya amat sangat terlambat deh. Kalau yang aku tahu, tolong koreksi kalau aku salah, anak yang mengalami masalah GTM dari usia 9 atau 10 bulan sampai usia 2 tahun. Lah, si Phyra, princessku satu-satunya itu udah usia 5 tahun, yakali aja masih GTM?
Tapi masalahnya berdasarkan report dari mamaku, dimana sehari-harinya Phyra bersama dia di rumah, ini anak kalau disuruh makan ada aja alasannya. Udah dimasakin berbagai macam makanan yang dulunya dia suka banget, tetap aja nolak. Ada aja alasan yang Phyra bilang ke mamaku kalau udah disuruh makan. Mulai dari belum laper, sampai katanya nih anak banyak banget PR dari ibu guru di sekolah. Jadinya setiap waktu makan tiba, sengaja ditunda-tunda sama dia.
Jujur aku sih ngerasa aneh banget. Oke, kalau alasannya belum lapar, dijeda 1 sampai 2 jam kedepan, harusnya dia udah ngerasa laper banget perutnya karena udah waktunya makan, tapi belum juga diisi perutnya. Tapi kalau alasan yang dia pakai karena banyak banget PR dari guru, buset dah itu anak, ngebohongnya bisa banget. Sekarang aku tanya seberapa banyak sih PR anak TK? TK B loh? Masa iya Prnya sebanyak anak SD atau anak kuliahan. Yang judulnya cuma 1 nomor tapi beranak. Kan enggak gitu juga. Paling PR nya bikin-bikin prakarya. Terakhir yang kutahu PR Phyra cuma diminta bikin jam dinding dari barang-barang bekas. Dan itu juga udah dibantu sama Abel dan Agil buat ngerjain sampai selesai. Terus PR yang mana lagi, sampai buat Phyra enggak bisa makan?
Alasan anak zaman now emang dibuat-buat banget. Tapi serius deh, ada enggak ibu diluaran sana yang ngerasain sama kayak aku?
Mencoba memperbaiki masalah GTM yang pertama ini, aku dan Abel sepakat hari ini, tepat dihari sabtu, kami coba ajak anak-anak tuk makan diluar. Kami pikir dengan mengembalikan napsu makan Phyra, tuh anak jadi doyan makan lagi seperti waktu batita dulu.
"Pa ... ke fun world, kan?" tanya Phyra langsung saat Abel berhasil memarkirkan mobilnya di parkiran basement mall besar ini yang berada di daerah Sawangan.
Abel tidak langsung menjawab. Seperti biasa dia melirikku dari kaca spion tengah. "Kita makan dulu ya, Nak. Lagi juga sekarang kan udah siang. Udah hampir jam 12. Emangnya kamu enggak laper?" jawab Abel penuh kesabaran.
Wah, kalau aku yang jawab bisa terjadi perang dunia ke 1000 kayaknya, antara aku dan Phyra.
"Yah, enggak mau ah! Tadi kan papa bilangnya ke mall mau main."
"Iya, mau main kok. Tapi makan dulu!" Jawab Abel dengan cepat sambil keluar dari mobil.
Saat Phyra melirikku, meminta bantuan, aku hanya melengos saja. Keluar sambil menyandang tas tangan kecil milikku. Kini setelah anak-anak besar, rasanya beban tas saat pergi ke mall sudah semakin berkurang.
"Pa ... Agil mau pipis dulu," serunya berjalan lebih dulu.
Sedangkan Abel sendiri terlihat menghentikan langkahnya, menunggu princess kecilku itu yang mulai terlihat ngambek atas keputusan yang Abel buat.
"Hei, kenapa sih, Nak?"
"Phyra enggak mau makan. Masih kenyang, Pa."
"Masih kenyang? Emang tadi pagi Phyra sarapan apa? Papa enggak lihat kamu makan banyak," jawab Abel sambil merangkul putri kecilku itu.
Berjalan santai sambil terus mengikuti langkah mereka dari belakang, dering ponselku semakin memperlambat langkah ini. Ternyata dihari sabtu yang harusnya bisa terbebas dari pekerjaan, nyatanya aku masih diganggu oleh karyawan-karyawan cabang yang menanyakan pekerjaan kepadaku. Pekerjaan yang tidak seharusnya menjadi tanggung jawabku, namun karena GTM orang kantor, alias orang Gak Tahu Malu, aku menjadi punya masalah lain.
***
Tidak makan! Yap, itulah keadaannya kini. Tadi sudah Abel bujuk-bujuk dengan sangat baik dan alot sekali, Phyra akhirnya bilang mau makan mie ramen aja, jadilah kami semua masuk ke dalam restoran ramen dalam mall ini.
Tetapi setelah dipesan, dan makanan diantarkan, kepala Phyra terus-terusan menggeleng waktu Abel memerintahkan dia untuk makan.
Wah, ngeselin juga nih anak lama-lama.
Masih mencoba dengan sabar, aku sengaja menyuapkan ramen tersebut ke mulut Phyra, siapa tahu dia mau makan dari tanganku langsung.
Namun dugaanku salah, sekali menolak bocil ini terus menerus mengalihkan mulutnya dari arah datangnya sendok yang aku suapkan kepadanya. Sekali, dua kali, aku masih bisa menahan kemarahan ini. Tetapi disaat tanganku dihempaskan oleh tangannya, emosiku langsung sampai keubun-ubun. Aku berteriak kepadanya, sebagai respon rasa kesal yang sejak tadi aku tahan-tahan.
"ZEPHYRA SHANA!!" Bentakku padanya.
Phyra langsung menatapku dengan bibirnya yang mengkerut. Tanda-tanda akan menangis mulai datang. Sedangkan Abel yang mendengar aku membentak anaknya sedikitpun tidak melakukan apapun. Mungkin dia membiarkanku mendidik anaknya sendiri. Padahal disini aku juga butuh bantuannya. Tapi sayang suamiku itu sama sekali tidak peka.
"Mau kamu apa sih? Tadi katanya mau makan ramen. Udah diturutin makan ramen, kamu malah enggak mau makan gini? Mau sampai kapan kamu mogok makan? Biarin aja besok mama bawa ke dokter Fajar! Biar kamu disuntik vitamin supaya mau makan."
Mulai berkaca-kaca dia melirik Abel, meminta bantuan. Awalnya Abel sengaja tidak membalas tatapannya, karena aku tahu Abel akan luluh ketika melihat anaknya meminta bantuan. Tetapi saat Phyra mulai memanggil namanya dengan terisak, Abel akhirnya menyerah.
"Papaa...."
"Sini ... sini."
Turun dari kursi, dan mendekat ke sisi Abel, Phyra langsung masuk ke dalam pelukan Abel sambil menangis dengan kencang. Dalam kondisi restoran ramen yang ramai, dan penuh pengunjung, tangisan Phyra berhasil menarik perhatian semua orang.
Mungkin yang ada di dalam pikiran orang-orang saat melihat keadaan ini, aku adalah ibu yang galak, dan tidak bisa memahami keinginan anaknya. Padahal yah mereka tidak tahu saja, ada kalanya anak memang sangat menyebalkan walau sudah dituruti semua keinginannya.
Memungut sendok yang jatuh, dan membersihkan tumpahan ramen di lantai, aku tidak berkata apa-apa saat Abel menggendong Phyra yang usianya sudah cukup besar untuk ditimang-timang seperti itu.
Bahkan Abel sengaja membawa Phyra menjauh sejenak dariku, agar mengurangi keributan yang tadi terjadi di antara aku dan Phyra.
Sungguh demi apapun juga, aku juga tidak mau ribut dengan anak sendiri. Jika memang masih sanggup aku turuti, pasti akan aku lakukan. Bahkan aku akan menyanggupi jika Phyra meminta untuk makan ayce sekarang ini.
Tapi kan masalahnya Phyra tidak meminta itu. Karena yang sebenarnya butuh banyak makan adalah aku. Aku yang sedang terjepit masalah GTM dari segala sisi.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro