Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Prolog

"Mau nikah sama aku gak? Aku cantik, bisa nyari duit, bisa pasang gas, bisa angkat galon, bisa manggul beras, bisa bawa motor, bisa manjat pohon, jago masak, bisa urus rumah, bisa dandan, bis—"

"Bentar, ben—UHUK! Uhuk! Uhuk!"

Cowok bertopi hitam yang dipakai terbalik di depannya langsung tersedak sampai batuk-batuk seperti orang sekarat.

Bagaimana tidak kaget, dia lagi asyik duduk-duduk santai sambil ngobrol sama teman, eh malah datang cewek cakep. Cakep emang, manis lagi, cuma kalimatnya barusan bikin dia jantungan.

"Aku multitalenta lhoo, cuma gak bisa jadi babi ngepet aja, atau tahu ilmu pesugihan. Enggak boleh begituan mah, kata Pak Ustaz ge haram," lanjut cewek gila itu.

Si cowok sudah tak tahan, makanya dia langsung ngacir meninggalkan meja dan teman-temannya.

"Kalian mau gak nikah sama aku?" Si cewek berambut kepang dua itu beralih pada empat cowok yang tersisa di meja.

Mereka serempak menggeleng panik.

Ya bagaimana tidak panik, yang ditanya si cewek kan 'mereka', artinya tuh cewek gila ngajak nikah sekaligus ke empatnya kan?

Poliandri. Kan stres.

"Huh, cowok zaman sekarang nyari spek yang gimana, sih? Aku udah spek bidadari berotot kawat dan bertulang besi, masih aja di-skip."

Fairy Erica Rikawa ngomel sendiri karena gemas. Terhitung dia sudah ngajak nikah pada 20 cowok dan semuanya nolak. Padahal dia sudah dandan cantik hasil nonton tutorial YouTube dan bantuan teman sejati, plus sudah wangi semerbak juga. Kok bisa-bisanya masih ditolak.

Saat ini Alumni SMA YPD Bandung angkatan 18 tengah mengadakan reuni di sebuah kafe kekinian yang mengusung konsep memanjakan anak-anak K-Pop. Di sana terpampang beberapa banner bertuliskan pemberitahuan bahwa si idol atau aktris A pernah datang berkunjung. Ada pula figura berisi foto-foto atau TTD artis yang bersangkutan.

Untuk memperkuat konsep yang diusung, menu-menu yang dijual pun Korea banget. Memang, si pemilik sepertinya sudah lupa pada rasa cintanya terhadap tanah air sampai segitu niat membuat kafe konsep luar.

Fay memanfaatkan agenda tahunan bermotif halal-bihalal sehabis Lebaran ini sebagai ajang nyari jodoh. Dia sudah kebelet nikah meski usianya baru 20. Pengin cepat punya pasangan tetapi jangan jalur pacaran.

"Buat semua cowok-cowok yang ngerasa dirinya tampan dan saleh, aku lagi nyari cowok nih! Kebetulan aku jomlo berkarat sejak jadi orok 20 tahun lalu. Aku multitalenta, minus gak bisa sayang sama lawan jenis aja karena belum nemu yang pas ...."

Teriakan cempreng yang datang dari panggung kecil di depan itu sontak membuat sebagian besar penghuni ruangan langsung tutup mulut dengan mata memelotot selama beberapa detik.

"Sohib aing geus gelo kuadrat ieu mah!" *(Sahabatku udah gila kuadrat nih.)

Seorang cewek langsung menyembunyikan diri ke bawah kolong meja begitu melihat aksi gila temannya. Namun, usahanya sia-sia karena teman sekelasnya sudah pasti tahu hubungan persahabatan mereka yang awet tahan lama macam diberi formalin. 

"Aa-aa yang dipojok, jangan cuma rekam atuh. Sini ke depan! Aku kan gak gigit!" Fay masih teriak-teriak tanpa tahu malu.

Atau memang urat malunya sudah putus.

Cewek berpakaian sedikit tak rapi itu cengar-cengir canggung.

"Petugas rumah sakit gila mana, ya? Ini pasiennya lepas!"

Sontak candaan itu mengundang tawa.

Kalau dipikir-pikir, Fay mulai merasa malu juga. Jadi, dia cepat berjalan meninggalkan panggung sambil menutupi muka dengan sebelah tangan. Sayangnya, karena berjalan sambil menutupi mata, Fay sampai tidak sadar bahwa sebentar lagi dirinya yang kecil itu akan menubruk tubuh seseorang.

"Duaaarrr!" Salah seorang cowok berteriak heboh, bikin backsound alakadarnya.

"Cieeee!" Lalu yang lain bersorak menggoda.

Sementara itu, dua tokoh yang baru saja bertabrakan justru saling bengong.

"Ihhh, jidat jenong akuuu!" protes Fay dengan suara bergetar. Matanya mulai berkaca-kaca dan memerah, hidung peseknya juga kembang kempis.

"Cieeee, dapat ciuman di siang bolong!"

"Akhirnya jodohmu datang tuh, Fay!"

"Embat aja! Anak kelas sebelah itu!"

Sorakan demi sorakan yang terarah membuat cewek itu makin kehilangan muka.

Masalahnya baru saja dia mengalami momen romantis. Hanya saja, rasanya terlalu canggung kalau ditonton orang sebanyak ini, apalagi dilakukan dengan orang asing.

Iya asing, Fay bahkan tak mengira kalau cowok tinggi di depannya ini satu alumni dengannya.

Fay langsung ngacir nyari toilet, sampai hampir mengalami kesalahan sama kalau saja orang di depannya tak lebih sigap.

"Toiletnya di samping kiri, Neng, habis pintu menuju lantai dua. Kalo itu mah atuh ke dapur, gak boleh, nanti kamu lihat soang lagi dijagal! Bisi sawan;" teriak ibu-ibu yang sepertinya cleaning service di tempat itu.

Tadi dia hampir saja ditabrak cewek yang jalan sambil nangis. Mana lagi asyik mendengarkan lagu Blakcpink yang judulnya "Du-Ddu-Du" lagi. Sempat pula dia asyik joget. Namun, keasyikan itu buyar begitu saja pas ada cewek mungil lewat sambil nahan tangis. Kan jiwa emak-emaknya jadi meronta.

"Euluh, bilang hatur nuhun, kek. Dasar ya, anak muda zaman sekarang, tata krama dibuang, gepeng disayang. Ck, ck, ck—GUSTI NU AGUNG!" Ibu itu menjerit kaget sambil refleks pasang jurus kungfu sekenanya.

Bagaimana tidak kaget, mendadak di depannya muncul jailangkung tampan berwajah dingin yang menatap tajam ke arahnya.

"Ada cewek yang lari ke arah sini?" Suaranya berdesir lembut bak angin dingin di malam Jumat kliwon.

Si ibu bergidik sambil istigfar. "Oh, kamu pacarnya si Neng tadi? Euleuh, habis kamu apain hah sampe dia nangis begitu? Hayo, gak habis kamu hamilin, kan?"

Sontak pertanyaan frontal si ibu bikin cowok itu menggeleng panik. "Gak, gu—aku cuma gak sengaja cium dia," jelasnya meralat.

"Ck!" Si ibu malah tampak makin sebal. "Sekarang kamu gak sengaja nyium dia, besok-besok kamu gak sengaja masukin di—EH, maksudnya masukin dia ke KUA! Hayo, ngaku!"

Lelah menghadapi ibu-ibu kepo itu, si cowok memilih mencari petunjuk sendiri. Beruntung dia bisa dengan mudah menemukan arah menuju toilet.

"Kamu harus tanggung jawab!" sembur Fay begitu melihat kemunculan cowok yang sudah menciumnya tadi.

"Oke. Apa?"

Lah? Kok mudah banget? Fay bengong.

Namun, tiba-tiba telinganya mendengar bunyi 'ting!' meski hanya halusinasinya saja.

"Nikah sama aku tiga hari dari sekarang!" tawar Fay.

"Tiga hari?"

"Ya. Hari ini urus-urus persyaratan, besok pinjam gaun sama bikin jadwal dengan penghulu walau harus nyogok, lusa masak-masak, terus nikah," jawab Fay enteng. "Gak usah resepsi-resepsi, buang duit. Perkara buku nikah bisa ditebus belakangan. Kalau dipersulit, kita viralin aja!"

Cowok itu merenung sampai menautkan alisnya.

"Oke."

"Lah? Setuju?" Fay mangap kaget.

Cowok itu mengangguk.

"Kok setuju?"

"Kan lo yang minta."

"Tapi kan .... Namamu aja aku gak tahu," protes Fay yang setengah tak ikhlas.

"Ya udah, kenalan." Cowok itu tampak santai aja.

"Tapi ... kok mau terima aku?" Fay masih merengek untuk menuntaskan rasa penasarannya.

"Kasihan tadi, lo kayak barang gak laku, udah promo sana-sini tapi gak sold out," jawab si cowok dengan culas.

"Heh!" Fay memelotot.

"Gak mau? Ya udah."

"Eh!" Fay menghalangi kepergian cowok itu dengan berdiri di depannya. "Namamu?"

"Alka Yudhistira, dulu kelas IPS B."

Fay lalu mengulurkan tangan. "Oke, Alka, calon suamiku."

Alka balas menjabat tangannya. "Oke, calon istri."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro