Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6. Maba Kurang Ajar!

Hai hai hai!

Seperti biasa, absen hadir dulu sebelum ketemu Eijiiiiii

*****

Aeris terlonjak kaget dengan kedatangan Reiji, begitu juga dengan Dania. Keduanya sama-sama memegang dada dengan jantung yang berdebar kencang. Aeris juga refleks menyembunyikan brosur di tangannya ke balik punggung. Namun sayangnya, Reiji sudah tahu apa yang membuat mereka berhenti sejenak untuk memerhatikan isi brosur itu daripada bergegas pulang seperti yang lain. Ya, brosur itu berisi pemberitahuan bahwa besok, sebagai acara penutupan OSPEK, kampus akan menampilkan grup musik kebanggaan mereka yang tidak lain adalah ASPIRE BAND. Dan Reiji adalah salah satu personilnya!

"Lo belum bilang makasih ke Kak Zanila." Reiji menunjuk Aeris tanpa ekspresi apa-apa.

Setelah menetralkan degup jantungnya yang sempat tak beraturan, Aeris pun menegakkan punggungnya. Perempuan itu juga berdeham pelan agar suaranya terdengar lantang dan berwibawa. "Iya, sampein ucapan makasih gue ke Kak Zanila, ya. Lain kali, lo juga jangan bohong, Kak. Gue agak malu waktu denger kalau itu bukan motor lo."

Dania yang sedikit kaget dengan jawaban songong Aeris itu terlihat mencubit lengan perempuan itu kemudian berbisik, "Ris, dia kating kalau lo lupa. Sopan dikit, kek."

"Soal brosur ini...." Aeris menunjukkan brosur secara terang-terangan yang mulanya ia sembunyikan di balik punggung. "Gue cuma kaget aja, orang aneh kayak lo ternyata anak BAND."

Reiji terkekeh pelan mendengar ucapan ketus Aeris kepadanya. Padahal selama OSPEK, Reiji sudah termasuk berbaik hati karena memberikan hukuman ringan kepada perempuan itu, bahkan menolongnya. Namun, Aeris masih saja memandangnya sebelah mata. "Rumor kalau lo cewek aesthetic itu ternyata nggak bener, ya?"

"Hah?" Mulut Aeris menganga lebar saat Reiji mengatakan hal itu. "Lo stalker berat gue, ya?"

"Emang agak famous aja di kalangan jurusan. Gue sempet denger dikit. Ternyata beda sama aslinya," tutur Reiji dengan gamblang tanpa berpikir untuk menjaga perasaan Aeris.

"Dih, emang siapa yang nyuruh percaya sama media sosial? Semua orang yang ada di sana juga fake, kali," bantah Aeris sambil memutar jengah bola matanya. Perempuan itu bersedekap dada dengan dagu yang sedikit naik seperti tengah menyombongkan diri.

Ya, Aeris memang memilik cukup banyak followers di Instagram. Bahkan bisa dibilang dia termasuk seorang micro selebgram karena Instagramnya mencapai 100 ribu followers. Aeris hanya suka mengabadikan foto-foto kegiatan sehari-harinya yang di luar dugaannya ternyata banyak disukai oleh para pengguna aplikasi di medsos tersebut. Mungkin karena hasil jepretan tangannya tampak aesthetic sehingga mereka mengikuti akun Instagramnya. Julukan 'gadis aesthetic' pun tidak jarang dia dapatkan.

"Gue cuma mau nyampein aja," jawab Reiji, masih dengan pembawaan tegas tapi terlihat tenangnya. "Jangan lupa dateng besok. Diabsen, ya. Sebelum hujan, mending cepetan pulang. Daripada bocor lagi, ngerepotin gue lagi."

Belum sempat Aeris mencak-mencak, Reiji sudah buru-buru berlari kecil dari hadapannya. Aeris hanya bisa menggertakkan giginya emosi sambil memandang penuh dendam ke arah punggung laki-laki itu yang perlahan mulai menjauh dari hadapannya. "Songong banget jadi orang! Gue yakin, bantuan dari dia bakalan diungkit terus sampai gue lulus!"

Dania yang sejak tadi hanya diam saja dengan rangkaian teori di otaknya itu pun menyeletuk, "Dia kayanya jatuh cinta pada pandangan pertama sama lo."

"LO GILA?! KALAU EMANG BENER, GUE JUGA NGGAK MAU JATUH CINTA BALIK SAMA KAMBING JADI-JADIAN ITU!"

*****

Sesampainya di kosan, Reiji langsung membanting tubuhnya ke kasur. Laki-laki mengembuskan napas panjang-panjang. Hari ini, dia cukup lega karena rangkaian OSPEK jurusan telah selesai. Hanya tinggal penutupan seluruh OSPEK saja yang melibatkan dirinya sebagai salah satu partisipan. Biasanya, di jam sore seperti ini, dia masih sibuk dengan kegiatan organisasi. Namun, hari ini, dia memilih pulang terlebih dahulu untuk rehat sejenak. Karena nanti malam, Reiji harus ikut gladi bersih bersama teman-teman satu band-nya.

"Ael udah makan belum, ya?" Laki-laki itu bergumam pelan sambil menatap langit-langit kamarnya yang berupa plafon putih dengan beberapa bagian yang terlihat sedikit retak. Ya... namanya juga kosan murahan.

Sebetulnya, Reiji ingin menghubungi adik laki-lakinya itu. Namun, Yeni, Ibu mereka pasti belum pulang di jam sore. Rafael tidak memilik ponsel sendiri yang bisa dengan bebas menghubungi Reiji. Saat ini, Reiji juga tengah mengusahakannya.

Sekitar lima belas menit istirahat, Reiji pun memutuskan untuk bangkit dan berjalan menuju kamar mandinya. Dia baru ingat kalau ada dua tugas makalah milik orang lain yang harus dia kerjakan hari ini. Meski gaji yang dia dapat dari jasa joki tugas tidaklah seberapa, tapi setidaknya sudah cukup untuk membuat Rafael tidak merasa iri dengan teman-temannya yang sering jajan di sekolah. Reiji juga bisa makan dengan rutin perharinya dengan uang itu juga.

Terkadang, hal-hal kecil yang disyukuri akan membuat kita selalu merasa cukup.

*****

Hari yang paling dinanti oleh para Mahasiswa Baru akhirnya tiba. Malam ini, tepatnya puncak dari rangkaian kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus, akhirnya berada tepat di depan mata. Panggung megah yang berdiri gagah di lapangan utama kampus itu telah dikerumuni oleh ribuan mahasiswa. Lampu sorot di setiap sudut panggung juga menyala terang ke berbagai arah layaknya sebuah konser megah. Sebuah grup musik kebanggaan HARNUS UNIVERSITY telah menyita perhatian semua orang selama tiga puluh menit di atas panggung sana, layaknya idol yang memiliki banyak penggemar.

Dua orang vokalis dengan suara yang menghipnotis para pendengarnya, seorang gitaris yang berdiri tepat di belakang vokalis juga bersandingan dengan pemain bass, dan paling belakang di bagian kanan ada seorang drummer yang begitu energik, dan di pojok paling kiri sana, seorang kibordis yang sejak tadi menyita perhatian Aeris. Ya, hanya laki-laki itu saja. Padahal, ada lima bintang lainnya yang juga mengkilap di panggung sana, tapi tidak ada yang lebih menarik dari keyboardis itu.

Bahkan sejak penampilan itu berlangung, Aeris sama sekali tidak mengalihkan perhatiannya. Jari jemari panjang yang begitu lincah menekan keyboard. Gelengan kepala yang mengayun mengikuti alunan musik. Dan permainan ekspresi yang laki-laki itu mainkan benar-benar membungkam mulut Aeris. Perempuan itu kehabisan kata-kata. Makian yang sempat berputar di hati dan otaknya, kini lenyap oleh decakan kagum yang tak kunjung berhenti.

Kibordis itu... terlihat seperti bukan Reiji.

"Beruntung kita dapet bagian yang lumayan agak ke depan," celetuk Dania yang sejak tadi menikmati lagu yang dibawakan oleh ASPIRE BAND dengan goyangan-goyangan heboh. Padahal ini bukan lagu dangdut!

Karena merasa dikacangi oleh Aeris, Dania pun mendorong pelan bahu perempuan itu. Tindakannya itu berhasil membuat Aeris menoleh dengan wajah sebal. "Ganggu aja!" ketus perempuan itu.

Dania pun tertawa mengejek karena merasa kalau Aeris memang sedang tidak ingin diganggu. "Nah, kan, gue bilang juga apa. Lo bakalan terpesona sama dia, Ris."

"Emang kapan lo ngomong gitu ke gue, ha?"

"Dalem hati, hehe." Dania menampilkan cengirannya. "Tapi, dugaan gue emang bener. Lo bakalan kagum sama dia suatu saat nanti!"

"Alah sotoy lu!" bantah Aeris tidak terima.

Tanpa keduanya sadari, sejak penampilan ASPIRE dimulai tadi, Zanila sudah berdiri di belakang mereka. Perempuan itu tentu mendengar semua percakapan Aeris dan Dania. Dan Zanila juga yakin kalau Aeris memang punya privilege tersendiri yang membuat Reiji berani mengorbankan motornya demi menolong mahasiswa baru itu.

"Lo emang kurang ajar, Aeris," gumam Zanila dengan kedua tangan yang saling meremas kuat.

*****

500 komen untuk lanjut guyss!!!

See you

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro