Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 12

" Naru-chan! "
" Ah, Ino! "
" Kau tak apa-apa kan? " Tanya Ino khawatir.
" Aku tak apa-apa, lagipula mana berani mereka mengusikku? Yah, kecuali mereka mau mati," ucap Naruto santai, namun para siswi di kelas itu langsung memalingkan pandangan mereka dari Naruto.

Ino dan Naruto terus mengobrol, tak lama, Sakura dan Hinata pun sampai di kelas. Mereka bergosip ria sebelum bel berbunyi.

KRING!!

Bel berbunyi, lalu mereka duduk di tempat masing-masing.

SKIP>>>
Pulang sekolah...
" Ruto-chan, a-aku punya fi-firasat buruk ha-hari ini, k-kau yakin ma-mau pulang sendiri?"ucap Hinata terbata-bata.
" Tak apa, Hina, aku sudah biasa kok pulang sendiri," balas Naruto sambil tersenyum tipis.
" Kau yakin, Naruto-chan?" Ucap Sakura khawatir.
" Tak apa, ya sudah, aku pulang duluan ya!" Ucap Naruto sambil memasang earphone miliknya.

Naruto side...
Naruto memutuskan untuk pergi berbelanja terlebih dahulu, stok ramen cup miliknya sudah habis tadi pagi. Oh ayolah, dia tak akan mau memakan masakan jalang itu.

Namun, saat dia sedang berjalan...
" Lihat kemana kau? "

BRAK!

Seseorang memukul kepala Naruto dari belakang dengan cukup keras. Dan Naruto pun terhuyung-huyung sebelum terjatuh.

SKIP>>>

Di sebuah tempat misterius..

Seorang pria yang sedang merokok terlihat bersandar di dinding dan menatap gadis berambut pirang yang sedang terikat dengan mulut yang dilakbani.

" Hei, bukankah leader agak terlalu tergesa-gesa, un?" tanya seorang wanita ah bukan, pria berambut pirang panjang yang terikat ponytail kepada pria yang sedang merokok itu. " Huffff.... Yah, mungkin untuk kali ini saja aku setuju denganmu,maniak ledakan ," balas pria itu sambil memandang koson ke langit-langit tempat yang gelap nan suram itu. " Umphh..."

Terdengar suara lenguhan keluar dari mulut yang terlakban itu, lebih tepatnya suara lenguhan yang tertahan oleh lakban. Gadis itu segera meronta-ronta begitu sadar dirinya terikat pada bangku dengan erat. Sedangkan laki-laki berambut pirang yang tadi, atau bisa kita panggil saja Deidara, memegang bagian belakang bangku itu, sekedar berjaga-jaga agar bangku itu tidak terjatuh dan menghempaskan gadis itu ke lantai. Setelah sekitar 30 menit, rontaan itu berhenti , napas gadis itu mulai terengah-engah.

" Oh bagus sekali! Lebih baik kau tenang, un!" ucap Deidara sambil tertawa maniak. " UMPHHH UMPHHHH "

Gadis itu mulai berteriak-teriak karena amarah, namun sayang sekali, teriakan itu teredam oleh lakban yang menutup mulutnya dengan erat.

" Tch, merepotkan saja," ucap pria berambut merah itu lalu mematikan rokoknya dan membuka lakban gadis itu.

" SIALAANNN! BRENGSEK! KAU TAU SIAPA AKU?! KAU! KAU AKAN HABIS MALAM INI JUGAAA!!!!!" teriak gadis itu.

Deidara yang merasa kesal hendak menjambak rambutnya dan menatapnya dengan penuh amarah.

" Kau, kau tidak tahu kau ada di kandang musuh, huh? Kau berani sekali, bocah. Dan lagi, aku tak peduli tentang siapa kau, yang jelas kau adalah target kami," ucap Deidara dengan penuh penekanan.

Gadis itu berhenti berteriak, penutup matanya basah dan tubuhnya bergetar ketakutan. Terlihat sekali kalau ia takut sekali pada gertakan. Padahal menurut Deidara, gertakan itu adalah gertakan paling ringan yang pernah ia keluarkan dari mulutnya. Air mata mulai turun melewati penutup mata itu, dan kalian tahu apa yang ia lakukan?

" Tolong lepaskan aku, akan kuberikan berapapun uang yang kalian mau," ucapya lirih karena takut.

Ya! Gadis itu meminta maaf segera setelah ia meminta maaf. Dengan kata lain, ia menarik perkataannya sendiri.

" PFTT... HAHAHAHA! KAU PIKIR SEBEGITU MUDAHNYA KAMI MELEPASKANMU?! Dan jangan menganggap kami mau memakan uang harammu. KAMI TAHU SEMUANYA! KAU MENDAPAT UANG DARI HASIL BERJUDI KAN?!" ucap Deidara dengan penuh amarah.

Sasori hanya menonton saja, ia tak peduli dengan semua itu. Tentu saja ia tak akan menangkapnya jika ia tak melakukan kesalahan fatal pada orang yang dia sayangi. Oh, dan dengan kebetulan sang leader hendak menangkap gadis itu. Tentu saja mereka tak akan membunuhnya dulu, tapi mereka akan menyiksanya dan mengembalikannya dalam keadaan stress dan depresi.

Sasori membakar kulit mulus gadis itu dengan sadisnya, sedang Deidara mencabut rambut yang ternyata adalah wig yang sudah direkatkan dengan alat penjepit.

" KYAAAAA! LEPASKANNN! LEPASKAN AKU! "

Kursi itu terjatuh dan menghantam lantai marmer yang dingin, ia berguling-guling dengan gilanya. Dan saat Sasori membuka penutup matanya, terlihat sepasang mata ungu yang memancarkan sinar ketakutan.

" Good night, Hotaru," bisik Sasori sebelum memukul bagian belakang kepalanya dengan keras.

Stop here.

Yeah, that's Hotaru. Tapi perjalanan Hotaru tak akan berhenti karena hal seperti ini saja. Dimana Naruto kalau begitu ? Well, well, wait the new chapter to see what happen to Naruto.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro