Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 1

Sore hari...
"Sudah pulang, jalang? Kukira kau akan clubbing dengan teman-temanmu?" Tanya Hiyuri sinis.
"Aku tak sehina itu,lintah! Kau lah yang Jalang!"Balas Naruto tak kalah sinis.
"Berani sekali kau memanggil ibumu jalang?!" Seru Hiyuri.
"Kau duluan yang memanggilku jalang.Lagipula, Ibuku itu cuma Kushina Kaa-chan,"balas Naruto sebelum membanting pintu kamarnya.
"BUKA PINTU KAMARMU ANAK BANGSAT!" Teriak Hiyuri sambil menggedor pintu kamar Naruto.

"Kaa-chan!! Tadaima!" Seru seseorang sambil membuka pintu.

Hiyuri buru-buru berlari dan memperbaiki amarahnya serta menenangkan hatinya. Dengan senyum lembut, ia menyambut Hotaru, putri kesayangannya bersama Minato.

"Okaeri, Hotaru-chan!! Mau makan apa? Naru-nee saja sudah makan, ayo cepat makan!" Ajak Hiyuri.
"Uhmm!! Sayang sekali Naru-nee tidak bisa bergabung dengan kita,"ucap Hotaru mengulas senyum tipis.
"Iya, sayang sekali ya?" Ucap Hiyuri sambil tersenyum penuh arti.

Ralat

Sangat penuh dengan arti. Ya,sangat.

Di kamar Naruto ...












"Cih, munafik! Dasar manusia brengsek. Ibu dan anak sama saja. Sama-sama ular! Maaf ya, aku tak akan tertipu tipuan murahan seperti itu!" Umpat Naruto sambil memegangi perutnya yang keroncongan.

Memang, kenyataannya ia belum makan sama sekali. Bahkan, tadi pagi ia memakan makanannya dengan perut yang penuh rasa mual. Tak peduli meskipun itu adalah ramen kesukaannya, semua makanan yang dimasak Hiyuri terasa menjijikan. Bahkan, ramen pun terlihat seperti tumpukan cacing di matanya.

"Sial, aku lapar,"bisik Naruto.

Ia segera mengambil Ramen Cup dan menyeduh air panas di dapur mini yang ada di kamarnya.

"Kaa-chan, Naru rindu," bisik Naruto sambil sesegukan, menangis.

Ia terlihat rapuh, karena pada kenyataannya, meskipun diluar dia terlihat seperti preman jalanan, ia sangat rapuh.



Pada kenyataannya, hatinya setipis kertas yang mudah sobek setiap waktu.

Ia serapuh gelas kaca, setebal apapun perisai yang membungkusnya, ia tetap akan pecah.

Karena pada kenyataannya, ia hidup bukan untuk bahagia.

Hidupnya adalah kutukan.

Ia hidup di bawah ketakutan, seperti sebuah gelas kaca dibawah keramaian

" Tou-chan, Kaa-chan, tolong Naru,"bisiknya.

Stop here.
WARN:Pendek, Slow Up.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro