Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

E.2.3

Gue lagi duduk di teras rumah Eyang sambil ngerasain angin malam yang sejuk. Beberapa kerabat sudah berpamitan. Papa juga sudah pulang duluan karena Mama mau menginap di sini satu malam lagi. Pikiran gue masih penuh sama kejadian tadi siang, waktu Papa tiba-tiba dateng dan nyela obrolan gue sama Mama. Tapi sebelum gue bisa lebih jauh mikirin hal itu, Om Bambang tiba-tiba manggil gue.

"Eld, ikut Om sebentar. Ada yang mau Om omongin," katanya dengan nada serius, beda dari biasanya.

Gue langsung bangkit dan ngikutin dia ke ruang kerja Eyang, jauh dari keramaian keluarga yang masih ngobrol di ruang tamu. Ruangan itu sepi, hanya suara detak jam dinding yang terdengar jelas. Om Bambang duduk di kursi, mukanya serius banget. Gue langsung bisa nebak kalau ini bukan pembicaraan biasa.

"Eld, Om butuh bantuan kamu," katanya sambil menatap gue tajam.

Gue menarik kursi dan duduk di hadapannya, ngerasa ada yang nggak beres. "Bantuan apa, Om?"

Om Bambang narik napas dalam sebelum jawab. "Kamu harus antar seorang anak ke panti asuhan. Anak ini... nggak bisa tinggal di dekat kita."

Gue kaget dan langsung nanya, "Siapa anak ini, Om? Kenapa harus diantar ke panti?"

Om Bambang diam sejenak, kayak nimbang-nimbang apa dia harus cerita semuanya. Tapi akhirnya dia buka suara. "Anak ini... anak haram Eyang."

Gue terdiam, ngerasa kayak baru aja disambar petir di dalam ruangan. "E-eyang ... Eyang punya anak lagi? Om serius?"

Om Bambang mengangguk pelan dengan ekspresi yang tetap serius. "Iya, Eld. Ini anak dari hubungan Eyang di luar pernikahan. Sekarang anak ini ada di rumah Eyang yang lain, dan kita nggak bisa biarin dia tetap di dekat keluarga ini. Kalau nggak, bisa ada masalah besar, terutama soal warisan di masa depan. Om nggak tahu siapa ibunya anak ini, tapi bukan nggak mungkin ibu anak ini atau bahkan anak ini yang akan bikin masalah."

Gue makin kaget, otak gue berusaha mencerna semua yang baru aja gue denger. "Jadi, Om mau aku buang anak ini? Ini berat, Om... Gimana aku bisa ngelakuin itu?"

Om Bambang natap gue dengan tatapan penuh keyakinan. "Om ngerti ini nggak gampang, Eld. Tapi kamu harus percaya sama Om. Anak ini bisa bikin masalah besar nantinya. Eyang udah tua, dan masalah warisan bisa jadi kacau kalau dia muncul di kemudian hari. Ini buat kebaikan keluarga. Buat kamu dan mama kamu juga."

Gue diem, ngerasa serba salah. Di satu sisi, gue tahu Om Bambang selalu mikirin yang terbaik buat keluarga, tapi di sisi lain, gimana mungkin gue bisa ngelakuin ini? Ini anak kecil yang nggak tahu apa-apa, hasil dari kesalahan orang dewasa.

Tatapan tegas Om Bambang bikin gue nggak bisa langsung nolak. Gue tahu dia nggak pernah main-main soal urusan keluarga, mirip banget sama Eyang.

"Om, aku nggak yakin aku bisa ngelakuin ini," suara gue lirih.

Om Bambang narik napas panjang. "Om nggak nyuruh kamu buat suka sama keputusan ini, Eld. Om cuma minta kamu lakukan apa yang harus dilakukan. Kadang, buat melindungi keluarga, kita harus ngelakuin hal yang nggak kita suka."

Gue menunduk, ngerasa makin terjebak di antara moral dan kewajiban keluarga. Hati gue berat, tapi otak gue tahu kalau Om Bambang nggak mungkin asal ngomong. Namun, ini tetap tugas yang nggak gampang buat gue. Gue nggak tahu gimana harus ngejalaninnya. I feel confused about what to do because it goes against my conscience.

###

24/10/2024

Hey, guys! ✨


Gue mau bahas soal fashion nih, terutama buat kita yang suka beda-beda banget gayanya. Pasti pernah dong lihat orang yang gaya busananya nggak sesuai sama selera kita, tapi dia pede banget jalan dengan outfit pilihannya? Nah, yang sayangnya masih sering gue lihat adalah beberapa cewek suka nyinyir atau ngomentarin gaya orang lain cuma karena "nggak sesuai standar mereka." 😅 Padahal, fashion itu kan soal ekspresi diri, bukan soal ikut-ikutan apa yang dibilang bagus sama orang lain.


Nggak semua cewek suka pakai baju yang lagi tren, ada yang lebih nyaman dengan gaya vintage, sporty, edgy, atau bahkan campur-campur. Dan itu nggak masalah sama sekali! Kita semua punya cara sendiri buat ngerasa nyaman dan percaya diri dengan apa yang kita pakai. Buat yang suka tampil girly dan pakai dress cantik, go for it! Buat yang lebih suka tampil simple dengan jeans dan hoodie, juga nggak masalah. ✨


Penting banget buat kita belajar menghargai selera fashion orang lain, bahkan kalau gayanya nggak sesuai dengan selera kita. Karena pada akhirnya, yang pakai bajunya kan mereka, bukan kita. 🤷‍♀️ Dan kalau kita suka bergaya dengan cara kita sendiri, kita juga pasti pengen orang lain respect dan nggak sembarangan nyinyirin, kan? Jadi, kenapa nggak kita mulai dari diri sendiri buat lebih open-minded soal fashion?


Fashion itu fun kalau kita bisa bebas berekspresi tanpa takut di-judge. So, daripada sibuk ngomentarin gaya orang lain, lebih baik kita support satu sama lain buat tampil pede dengan pilihan kita sendiri. Karena pede itu adalah outfit yang nggak pernah ketinggalan zaman! 😉💕

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro