"Bego! Kita dateng bukan buat bunuh nih anak!"

Keempat orang itu tampak panik. Seharusnya, ini tidaklah terjadi pada gadis bertubuh mungil itu. Ini sudah berada diluar rencana mereka.

"Kabur!" Salah satu dari keempat orang itu memimpin. Meninggalkan tiga orang yang bukan dari anggotanya. Tidak, bukan tiga orang.. melainkan, sepasang kekasih dan seorang gadis yang tergeletak lemas.

Gadis itu masih berusaha membuka mata untuk melihat kedua sahabat yang mengerti dirinya hingga saat-saat ini terjadi.

Kekuatannya melemah, matanya berat, tak mampu untuk melihat. Gelap dalam bayangnya. Gadis itu tersenyum dalam hembusan napas terakhirnya.

"Gw janji bakal balesin dendam lu!"

Gadis berambut putih salju ini menggeleng melihat kekasihnya amat sedih. Ia mengerti, ini adalah sesuatu hal yang tidak pantas untuk diterima. Gadis itu merasakannya. Segera, ia memeluk sang kekasih sembari menenangkannya.

"Jangan begitu, panggilkan ambulan biar dia segera diurus. Kalo kayak gini, kasihan dia," ucap gadis berambut putih salju ini menatap gadis yang tergeletak tak bernyawa.

"Aku terlalu merepotkan kalian, aku tidak akan membiarkan kalian sendiri. Ini salahku. Maaf."

Beberapa menit setelahnya, ruangan itu kini penuh dengan orang-orang. Ya, mereka adalah anggota polisi dan orang-orang yang bersangkutan untuk menyelidiki kematian seorang gadis.

Sepasang kekasih yang disebut sahabat dekat dari mayat tersebut tak dapat berkata-kata. Mereka bungkam, diam. Bukannya sengaja, tetapi mereka memang tak kuasa menceritakan semuanya. Kedua orang ini lantas menggeleng kepala tanda tak tau saat diinterogasi oleh pihak berwajib.

"Aku tak tahan melihat kalian seperti itu."

Bisikan-bisikan itu tak dapat didengar oleh siapapun. Seorangpun tak dapat mendengarnya.

"Baiklah, sebutkan saja ciri-ciri dari pelaku yang kalian lihat. Karena hanya kalianlah yang terakhir berada di TKP," ucap seorang kepala polisi kepada sepasang kekasih.

Lelaki berambut hitam itu menjelaskan sedikit ciri-ciri keempat orang bejat yang melakukan aksi kotor tersebut. Hanya menjelaskan sedikit, tidak begitu detail walaupun ia sangat mengenal pria-pria itu.

"Saya akan ikut membantu dalam pencarian pelaku," ucap lelaki berambut hitam ini. Bertekad bulat untuk membalas apa yang keempat pria itu lakukan kepada gadis mungil yang tak bersalah.

"Saya juga akan ikut!" gadis berambut putih salju itu mengikuti. Tentu ia akan ikut karena apapun itu korban adalah sahabatnya dan pria yang bertekad ingin membantu itu adalah kekasihnya.

"Aku juga akan ikut!"

Boneka itu ia letakkan pada meja. Menyimpan kenangan.. dan juga menyimpan dirinya.

Salah seorang dari keluarga korban datang ke arah sepasang kekasih yang masih berdiri tegap pada tempatnya. Dengan segera, pria pirang ini menyudutkan sang kekasih dari gadis yang berada disebelahnya.

"MANA WAKTU LU BILANG MAU JAGAIN DIA?" pria ini emosi. Salah seorang yang sangat ia sayangi harus meninggalkan dunia dengan cara yang begitu bodoh.

Matanya begitu berapi-api menampakkan kilatan yang tajam pada pria yang ada dihadapannya itu.

"Ya, gw salah ngga bisa selalu ada disampingnya! Gw akui itu."

Tempat itu kini tampak memanas. Berusaha sekuat tenaga mendamaikan keduanya, gadis ini mengeluarkan suaranya nan lembut. Berpikir positif untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi saat ini.

"Berempat? Pasti ada seorang yang jadi leadernya kan?" Pria itu menurunkan nada suaranya. Sepasang kekasih ini memberi tau kepada adik dari sang korban tentang seseorang yang dianggap ketua dalam anggota tersebut.

"Gw bakal bales mereka, terlebih lagi sama ketua bodoh itu!"
.
.

♪♪TBC♪♪

‹°•===========♪♪♪♪===========•°›
•••••

[Lawas] diperbarui 10 April 2018
[REViSi] 5 Februari 2020
[Pub.Rev] 8 April 2020
[Bab.Rev] [1] Masuknya Alucard di sekolah

–A/N–
POKOKNYA MIZU GA KUAT BACA YG VERSI LAMAAA!!!

SABAR, GATEL BANGET MINTA DI REVISI.. PADAHAL MASIH BELOM JAGO JUGA. APAAN NIH? KOK BEGINI?:"

GAKUAAATT OYYY.. BACA GA KALYAN? KALO BACA KLIK "BINTANG" HABIS ITU KOMEN:3

SEE YOU DI NEXT PART:3 //plakk, bahasa manaaa?

588 kata.