Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[4] She.

"Jangan pernah bawa-bawa gw," ucap pria berambut cokelat sembari menuding seorang yang berada dihadapannya. "Gw ngga ngerti lagi."

Pria pirang ini menunjukkan sisi jahatnya. "Terserah juga gw mau pake nama lu kek, pake nama orang lain kek, yang penting gw bisa puas!"

Gusion menggelengkan kepalanya dan bergumam, "orang gila!" Gusion pergi meninggalkan Lancelot yang masih stay pada tempatnya.

"Cih, gw buktiin rencana gw lebih efektif daripada yang lu rencanain," Lancelot menyunggingkan senyumnya.

Miya, gadis itu sedang menikmati makan siangnya bersama dengan Odette. Keduanya asik pada hidangan mereka masing-masing.

"Dett, gw ke toilet dulu yak. Jagain makanan gw," Odette hanya mengangguk dan Miya pun beranjak dari duduknya.

Sebuah cermin besar tampak saat Miya memasuki toilet. Ah ya, lebih tepatnya, cermin yang lebar. Setelah Miya menyelesaikan keperluannya di bilik kecil toilet, gadis berambut putih salju itu mencuci tangan dan mencuci mukanya.

Miya menatap cermin, seorang gadis lain tampak berada di belakangnya. Sayang, wajahnya tak nampak karena posisinya yang berlawanan dengan Miya. Gadis berambut putih salju itu berbalik. Iya, dia masih berada disana dengan posisi yang sama. Diliat dari pakaian yang ia kenakan pun seragam yang sama dengan Miya. Namun, tak pernah sekalipun Miya melihat gadis itu.

Miya seperti terhipnotis. Pandangannya hanya terfokus pada gadis berambut cokelat pendek itu. Gadis itu berbalik namun pandangannya menunduk, Miya masih menatapnya. Tiba-tiba saja, tubuhnya tersungkur dilantai membuat Miya langsung terkejut dan segera menuju gadis itu.

Miya membalikkan tubuh gadis berambut cokelat pendek itu dan bom! Tampaklah wajah bersimbah darah dengan matanya yang menatap tajam mata Miya. Mengerikan! Tangannya bergerak cepat menjatuhkan Miya. Gadis berambut putih salju itu berteriak.

"Lama amat sih, ke toilet doang," Odette mulai lelah menunggu Miya yang sedari tadi tak menampakkan hidungnya. Gadis berambut cokelat ini mulai kesal dengan Miya.

"Boleh gw duduk sini?" tanya seseorang kepada Odette. Gadis itu menoleh kearah sumber suara. Tampak Gusion yang sedang membawa makanannya. Odette memersilahkan.

Pikiran Odette masih melayang pada Miya yang tak kunjung kembali dari toilet. "Gila! Ya kalik Miya nggak balik-balik dari toilet," batinya.

Baru saja mendapat kontak batin, tiba-tiba Miya muncul. Tapi, jika dilihat-lihat dari wajahnya, gadis itu tampak lain saat sebelum ia datang ke toilet. Miya berlari.

"Odette!" Sang pemilik nama-pun terkejut karena Miya memeluknya dengan erat. Gadis itu terisak. Miya menangis? Wajah Odette berubah kebingungan. Kakaknya ini kenapa tiba-tiba datang dan memeluknya seperti itu?

"Odette, gw takut," Miya berbisik. Gusion hanya diam melihat kakak-beradik yang satu ini. Pasalnya ia tak mengerti apa yang sedang terjadi pada keduanya.

"Ee.. kalo urusan pribadi, gw cabut duluan ya!" ucap Gusion, tetapi Miya menahannya dan meminta pria itu untuk mendengarkan ia bercerita. Gusion kembali terduduk, menunggu Miya untuk tenang dan mulai menceritakan apa yang terjadi padanya.

"Tadi.. gw mimpi.. didatengin cewe.. rambutnya cokelat, pake seragam sini juga.. terus dia minta tolong gw, tapi gw gatau cewe itu minta tolong apa.. pas gw anggukin, dia ilang habis itu gw bangun.. di lantai toilet," Miya menjelaskan. Gusion tampak berpikir, sedangkan Odette tak memberi respon yang sama seperti Gusion.

"Parah banget ya lu, tidur di toilet," jawab Odette. Gadis ini memikirkan apa sih? Kakaknya sedang merasa ketakutan dan ia malah melawak. Itu tidak lucu, Odette.

"Gw udah ngomong panjang lebar, tapi lu jawabnya gitu. Adek durhaka emang, lu!" Kini keduanya malah ribut. Gusion harus susah payah melerai kakak-beradik ini. Miya dan Odette berhenti berdebat. Gusion melanjutkan tentang apa yang ada dipikirannya.

Cewe berambut cokelat, menggunakan seragam SMA yang sama, itu tampak tak asing baginya. Mungkin Miya sedang memimpikan seseorang yang berada di sekolah ini. Bagaimanapun juga, gadis berambut cokelat di sekolahnya itu terbilang numpuk.

"Lu lagi kangen sama orang sini kalik," Odette mengeluarkan kembali suaranya. Miya menoleh.

"Eh, kalo gw kangen sama anak sini, nggak perlu juga gw mimpiin. Lagian gw yakin kalo gw nggak pernah liat dia sebelumnya," Gusion berpikir keras untuk ini.

"Emang cewe rambut pendek di sekolah kita ada?" Miya bertanya pada keduanya.

"Mana gw tau! Gw aja murid baru disini," jawab Odette malas memikirkan. Memang benar bahwa Odette siswi baru di sekolahnya, jadi untuk masalah seperti itu.. dia tidak akan mengerti.

Gusion tak merespon. Pikirannya melayang jauh entah kemana. Keheningan pun melanda ketiganya. Tapi, tak berselang lama.. Lancelot datang bersamaan dengan Alucard. Pria pirang itu mengeluh ketika berbicara pada Alucard.

"Dia cuma bilang 'ya, ngga, ok, hm' dih! Bosen amat si," Alucard menahan tawanya. Pasalnya, ia tak tahu harus menjawab seperti apa. Maka dari itu, dirinya hanya menjawab dengan kata-kata yang disebutkan oleh Lancelot.

"Ya sorry, bukan gitu maksud gw," jawab Alucard kepada Lancelot sebagai pernyataan bersalahnya.

Datangnya Alucard dan Lancelot seketika merubah suasana yang sebelumnya menjadi lebih ceria. Keduanya terlihat cocok saat mengeluarkan leluconnya, terutama Lancelot. Pria itu memang yang paling ceria.

Disamping keceriaan itu, Gusion masih memikirkan tentang apa yang diceritakan oleh Miya. Ia masih belum mengerti, siapa gadis yang dimaksud oleh Miya?

"Kak Gusion!" Seseorang memanggil namanya dari kejauhan. Tentu saja teriakan itu akan mendapat perhatian banyak orang yang sedang menikmati makanannya. Gadis itu berlari menuju meja tempat berkumpulnya Odette, Miya, Gusion, Lancelot, dan Alucard.

Wajahnya tampak ketakutan. Tangannya pun menggenggam sebuah kertas dan menyodorkannya pada sekumpulan orang disana.

Gusion lah yang paling sigap untuk membaca isi dari kertas tersebut. Miya, Alucard, Odette, dan Lancelot secara bergantian membaca coretan tinta itu.

"Leon? Perasaan gw ya selama sekolah disini, nggak ada tuh yang namanya Leon," Miya mengeluarkan suaranya. Odette diam karena ia juga murid baru dan tidak mengerti siapa-siapa saja orang yang bersekolah disana.

"Mungkin... orang luar," ucap Lancelot menatap teman-temannya. Gusion hanya berdeham sembari menganggukkan kepalanya.

"Bisa jadi sih gitu," jawab Miya berfokus pada kertas itu.

♪♪♪♪
<•============================•>

♪♪♪TBC♪♪♪

<•============================•>

[Lawas] Diperbarui 20 Juni 2018
[REViSi] 3 Mei 2020

[Rev.Up] 3 Mei 2020
[Rev.Bab][5]Penemuan Boneka Angela

Aku dituntut.. tolooonggggggg:‹

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro