Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[3] Surat

Sekolah elite dengan asrama. Ini sangatlah menguntungkan untuk Natalia. Gadis itu mendapatkan nilai tertingginya untuk bisa masuk ke SMA favorit ini. Bersyukur lagi, di sekolah ini menyediakan asrama, jadi Natalia tak perlu bingung untuk menyewa kamar kost diluar lagi.

Ia pasti bahwa dirinya akan merasakan kenyamanan. Terlebih lagi, saat ia mengenal segerombol kakak kelas yang tampak kece itu. Mereka most wanted anak-anak SMA sini?

Natalia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Hari pertama ia masuk ke asrama dan SMA ini membuat dirinya merasakan kelelahan. Diambilnya boneka yang sebelumnya ia temukan.

Ia pandangi boneka itu diiringi dengan senyuman manisnya. Tak selang lama, suara pintu yang diketuk pun terdengar ditelinga Natalia. Gadis itu segera saja membukakan pintu. Namun, bukannya seseorang yang ia lihat, melainkan sebuah kertas yang tergeletak di depan kamarnya.

Gadis ini mengira, kertas itu hanyalah sampah biasa yang tak berisi apapun. Namun, tak sengaja ia membaca sebuah kalimat yang menunjukkan untuk dirinya.

This is for u.

Baiklah, Natalia merubah niatnya untuk membuang kertas ini. Gadis itu kembali menutup pintu kamar dan berbaring pada kasur lembutnya.

Natalia meletakkan kertas yang tak tau isinya apa itu dan kembali bermain dengan mainan barunya.

Perasaan penasaran dengan surat itu kini meluap pada diri Natalia. Gadis itu mengambil kertas dan mulai membuka isinya. Terdapat dua buah kertas yang terlipat bersama.

Goresan tinta tebal itu membulatkan mata Natalia.

U, die!

Apa maksudnya? Natalia mengernyitkan dahi dan mulai membuka lembaran yang kedua.

Akhirnya, gw temuin apa yang gw cari selama ini. Semoga lu bisa betah ada disini.

-LeOn

Apa yang dimaksudkan dengan semua tulisan ini? Siapa Leon? Natalia tak pernah merasa ada masalah dengan orang yang bernama Leon.

Ini jam istirahat. Natalia yakin itu. Mungkin, Natalia akan menemukan seseorang yang bernama Leon di sekolah ini. Sekalian berjalan-jalan juga tentunya.

Ia mencoba terus mencari seseorang yang bernama Leon, namun tak ada seorang pun yang mengatakan bahwa ia adalah Leon atau ia mengenal seseorang yang bernama Leon tersebut.

Gadis itu menghentikan langkahnya. Benar-benar berhenti sampai seseorang menabrak tubuhnya. Pria tertutup.

Natalia menatapnya aneh. Pria itu merasakan tatapan Natalia, dan membuka masker penutup mulutnya. Baru saja hendak berucap, tangannya sudah ditarik oleh Gusion.

"Lu bisa ikutin gw dulu, baru lu ceritain ke gw," ucapnya masih melanjutkan langkah kakinya menuju taman belakang sekolah. Tempat dimana mereka bertemu untuk pertama kalinya.

"Ka--"

"Gusion" dengan cepat pria itu memotong kalimat Natalia. "Gw liat lu muterin sekolah seharian ini. Ngapain?"

Natalia melihatkan surat yang ia dapat di depan kamarnya. Gusion membaca surat tersebut. Pria itu mengernyit.

"Ngga ada yang namanya Leon disini," Natalia menatap Gusion. "Gw bantu cari nih orang."

Natalia tersenyum. Walaupun gadis itu sadar ada sesuatu yang berbeda pada Gusion. Pria itu tak sebebas tadi pagi saat mereka lari dari kejaran para wanita-wanita yang entah tak tau siapa.

Padahal baru beberapa jam mereka tak bertemu, tapi sudah ada banyak perubahan yang dialami Gusion. Pria yang ditatapnya itu merasa.

"Sorry, gw emang nutup diri kalo jam segini," Natalia mengerti. Ia pun menganggukkan kepalanya. "Lu kalo perlu bantuan, bisa temuin gw disini."

Suasana hening. Sebenarnya, Natalia pun malu ketika ingin memulai pembicaraan dengan orang yang baru ia kenal. Berbeda dengan Gusion. Ia tak merasakan sesuatu yang sama saat pertama kali melihat Natalia. Begitu saja berubah?

"Eh, udah berduaan aja disini," Gadis berambut kepang satu ini tiba-tiba saja muncul. "Udah dapet gebetan, nih."

Keduanya menoleh kearah datangnya suara. Ya, Lesley sudah berdiri disana dengan tawa kecilnya, dan juga hati kecilnya yang rapuh.

Memang hanya wanita itu yang bisa menahan rasa kagumnya pada Gusion. Rasa sukanya pun juga ia tahan untuk Gusion. Lesley tau jawaban apa yang Gusion keluarkan ketika ia mengungkapkan isi hatinya secara jujur. Mungkin lebih sakit daripada melihat Gusion dengan adik kelasnya saat ini.

"Kalo lu cemburu mah bilang aja kalik," balas Gusion. Lesley duduk disebelah pria itu.

"Ngapain juga gw cemburu, antrian gw banyak kalik," Lesley tertawa dengan kebohongannya.

"Ngeles aja lu, kalo antrian banyak, ngga bakal jomblo lu sekarang," Gusion ikut tertawa. Kali ini Lesley akan tersenyum dengan leganya. Samar-samar, Natalia ikut tersenyum melihat Gusion yang sedang tertawa. Pria itu tampak manis.

Tersadar, Lesley menengok ke arah Natalia yang sedang menatap Gusion. "Woy, jangan kelamaan natap dong.. ntar suka lagi, kan berabe juga kalo satu lawan cewe seantero sekolah, wkwkwk."

Mengerti apa yang dimaksudkan oleh Lesley, Natalia pun menutup wajahnya.

"Santai, kan ada gw," kata Gusion. Tanpa sadar, wajah Natalia memerah. Hati Lesley semakin rapuh. Seserius itulah Gusion dengan Natalia?

"Iyalah, orang mereka aja fans lu," jawab Lesley. Setitik air lolos dari mata Lesley. Gusion melihat itu.

Tangan pria itu mengelus lembut kepala Lesley. "Iya iya, kalo bercanda jangan sampe terharu gitu dong."

Gusion tertawa melihat tingkah Lesley. Natalia masih saja menutup wajahnya. Takut-takut saat ia membukanya, wajah itu masih terlihat memerah. Tapi, tak dapat dipungkiri bahwa Natalia juga mendengar sekumpulan percakapan yang penuh canda tawa dari seorang Gusion dan Lesley. Mereka orang-orang yang menyenangkan.

Natalia meminta ijin untuk kembali ke kamarnya duluan. Segera saja gadis itu kembali. Namun, baru saja ia sampai depan pintu kamarnya, lagi-lagi gadis itu mendapatkan sebuah lipatan kertas yang tergeletak dibawah.

Ia ambil kertas itu dan memasuki kamarnya. "Untuk kedua kalinya?" Natalia bergumam, menatap kertas itu aneh. Apa yang diinginkan oleh pengirim surat ini? Jika memang salah tempat peletakannya, namun kenapa surat ini diletakkan lagi di depan kamarnya? Tapi masalah apa yang ia miliki sehingga sang penulis benar-benar tampak membenci dirinya?

Pertanyaan serupa selalu menghantui pikiran Natalia saat ini. Baru saja ia mulai merebahkan tubuhnya di atas kasur, gadis itu mendengar pintu kamarnya yang mulai digedor-gedor. Dengan cepat, Natalia bangkit dan membuka pintu. Mungkin saja ia akan melihat sang pengirim surat itu. Namun sayang, ia kalah cepat.

Gadis itu mendapatkan suratnya kembali. Hingga kapan surat ini akan terus dikirimkan? Natalia mencoba menengokkan kepalanya, namun tak ada siapapun yang ia dapatkan. Tubuhnya bergerak memasuki kamar dan mulai membaca surat yang ia dapatkan hari ini.

Nyariin gw? Ngga perlu lu cariin juga gw selalu ada di sekitar, lu.

-LeOn

Gw jamin, hidup lu ngga akan tenang!

-LeOn

♪♪♪TBC♪♪♪
‹°•============♪♪♪♪============•°›

[Lawas] diperbarui 20 Juni 2018
[REViSi] 20 Februari 2020
[Rev.pub] 24 April 2020
[Rev.bab] [4] Penjalanan Rencana
A/N

MAMIIIIIIHHHHH... MIZU BUAT APAAA???? INI APAAAAA??? GA LIAT!!!

1026 kata

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro