EVENT SINDROM_Because, I Love You
Screenwriter: xiudare // Casts: Super Junior Leeteuk & OC
***
Lembab—gelap. Gadis itu masih meringkuk di pojok ruangan itu tanpa alas. Peluhnya sedikit demi sedikit turun melewati kening berakhir pada pangkal hidungnya. Bibirnya masih meracau tak jelas—mengharap pertolongan—percuma.
Suara tetesan air yang bersentuhan dengan wastafel yang kian mendominasi. Napasnya bahkan hampir tak terdengar. Dia lelah akan berharap pertolongan. Sekian lama terjebak dalam ruangan itu, pikiran untuk mengakhiri nyawanya sendiri kian terbesit. Namun, sejauh ini belum ada benda apapun yang bisa menolongnya untuk membantunya mati.
Kim Hyun Mi, nama gadis itu. Dia tidak tahu apa salahnya, hingga ia harus meringkuk dalam ruangan dingin, lembab, dan hanya terdapat satu ventilasi di atas sana tak terjangkau olehnya. Bahkan ia sendiri tak mengetahui kapan matahari terbit, dan kapan bulan akan menggantikan tugas matahari.
Klek...
Hyun Mi mengarahkan pandangannya pada pintu besi di depannya itu. Pintu itu dibuka kuncinya oleh seseorang dari luar, hingga knop pintu itu bergerak. Maniknya tak mampu beradaptasi terhadap cahaya yang masuk melalui pintu itu, meskipun terhalang oleh beberapa orang yang memasuki ruangannya. Hyun Mi mulai mencoba mengadaptasikan retinanya terhadap cahaya dengan menutupkan jarinya di depan wajahnya.
Dalam penglihatannya, pria yang berjalan paling depan diiringi beberapa orang di belakangnya dengan berpakaian rapi. Rambutnya agak sedikit berwarna campuran merah dan cokelat. Hyun Mi pun langsung berdiri dengan tenaga yang hampir tak dimiliki olehnya itu, langsung mencengkeram leher pria yang berdiri paling depan.
"Apa salah saya, Tuan? Jika anda memiliki masalah dengan keluarga saya, kenapa saya yang anda bawa?"
Pria itu langsung mendorong Hyun Mi hingga tersungkur ke bawah. Gadis itu memegang kaki pria itu, dan meminta ampunan—agar ia dilepaskan. Lagi-lagi pria itu melepaskan cengkeraman tangan Hyun Mi dengan menghempaskannya hingga tersungkur untuk kesekian kalinya.
"Ini salahmu," ujarnya singkat. "Buat dia tidur!" titahnya dan seketika orang-orang yang berada di belakangnya memegangi tangan dan kaki Hyun Mi. Gadis itu bahkan sudah tak mampu lagi berontak, sebelum obat bius yang baru saja disuntikkan pada lengannya mulai menguasainya. Ia melihat pria itu tersenyum simpul dengan lesung yang terpatri di bawah bibir sebelah kirinya.
Dia ...
***
"Selamat pagi," sapa seorang pria. Suaranya tak terdengar jauh dari telinganya, bahkan sangat dekat. Hyun Mi mencoba membuka matanya dan menemukan dirinya di dalam sebuah kamar terkesan mewah dengan warna putih mendominasi. Matanya masih belum bisa beradaptasi dengan ruangan di sekitarnya.
Ketika maniknya sudah mulai bisa melihat keadaan sekitar, dia tersadar bahwa dia masih dalam balutan selimut tebal dan dingin. Dingin? pikirnya. Langsung dia melihat ke dalam selimutnya dan menemukan dirinya hanya memakai pakaian dalam.
"Ah, ada apa denganku? Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Salamku tak kau jawab?"
Hyun Mi yang terperanjak kaget langsung menoleh ke arah sampingnya. Pria bermata gelap itu menatap Hyun Mi dingin. Gadis itu merasa diperhatikan langsung mengalihkan pandangannya. Saat ini pikirannya penuh bagaimana caranya untuk kabur dari tempat ini. Untuk kabur disaat seperti ini juga bukan waktu yang tepat. Mengingat dia hanya tidak memiliki pakaian apapun.
Pikiran Hyun Mi makin berkecamuk ketika pria itu tiba-tiba mengubah posisinya menjadi duduk dan menghadap ke arahnya. Terpampang jelas lekuk tubuh atletis dari tubuh pria itu, yang membuat gadis itu menelan ludah. Pikiran tentang dirinya yang akan dibunuh oleh pria asing di hadapannya ini seketika sirna. Wanita mana yang akan tahan akan godaan setan paling indah ini?
"Hyun Mi-ah," panggilnya setelah dia beranjak dari ranjang. Hyun Mi hanya memandang aneh pada pria itu. Siapa dia memanggilku seperti itu?
"Memangnya kita pernah akrab?"
"Neo jugullae?"
Tatapannya berubah menjadi dingin. Tanpa emosi disana. Gadis itu kembali menarik selimutnya hingga menutupi separuh wajahnya. Ia sendiri tak berani menatap lama manik hitam milik pria asing yang hingga saat ini ia tidak tahu namanya.
"Apa kau selalu mengeluarkan suara aneh ketika tidur?" Seraya memakai kausnya ia tetap menatap Hyun Mi meskipun ia bersembunyi di balik selimut tebalnnya. "Seperti lenguhan? Jangan salahkan aku jika aku terlanjur mengotorimu. Lebih baik... cucikan selimutku itu—bekas darahmu."
***
Entah sudah berapa lama Hyun Mi terjebak dalam bilik kamar yang terkesan cukup mewah ini, hingga akhirnya ia tahu nama laki-laki asing yang sering berbagi ranjang tiap malam sebelum bulan purnama bersama dirinya. Dia hanya mengetahui Jung Soo tanpa nama belakangnya. Ia sendiri tahu pun ketika ada seseorang yang berteriak di pagi hari memanggil namanya, saat ia sedang berada di dalam kamar mandi.
Sudah berkali-kali ia mencoba melarikan diri, namun gagal. Dari dirinya mencoba melompati pembatas pagar hingga melukai dirinya sendiri dengan mencoba memotong nadinya sendiri. Semenjak itu, dia mendapatkan pengawalan ketat layaknya putri raja. Apalagi ditambah Jung Soo mulai tertarik padanya.
Gadis itu mulai berpikir. Apakah Jung Soo mempunyai sejenis penyakit atau kelainan lain? Untuk apa dirinya dikurung dalam rumah mewah dengan fasilitas yang memadai, tapi jika ditanya ia hanya akan menjawab, "Saranghanikka."
Hyun Mi langsung mengambil ponsel yang tergeletak di atas nakas. Diketahui ponsel itu milik Jung Soo yang tertinggal. Sepertinya Jung Soo tadi pagi pergi terlalu tergesa hingga ia melupakan dompet dan ponselnya. Ia mulai menelusuri mencari segala jenis penyakit maupun kelainan yang hampir dimililki oleh Jung Soo. Dia menemukan sebuah artikel yang menceritakan tentang kondisi seseorang yang hampir sama diidap Jung Soo.
"Sindrom Lima?"
Belum rampung Hyun Mi membaca artikel tersebut, sebuah telepon masuk ke ponsel Jung Soo. Disana tertulis nama, 'Kim Jong Woon'. Matanya terbelalak mengetahui nama itu tertera pada layar ponsel, tanpa pikir panjang ia pun langsung menjawabnya.
"Hallo, Jung Soo-ssi," sapa suara di ujung sana. Hyun Mi hampir menangis, matanya kini penuh dengan air mata yang siap tumpah kapan saja. Suara yang sangat ia rindukan selama ia terjebak dalam 'neraka' baginya.
"Oppa ...." Suaranya bergetar. Air matanya sudah tak dapat terbendung lagi. Rasa rindunya pada kakak semata wayangnya seakan terobati. Di ujung sana, Jong Woon terus-menerus membombardir Hyun Mi dengan pertanyaan. Bagaimana kabarnya hingga bertanya keadaannya. Jong Woon sendiri mengetahui jika adiknya tersebut diculik oleh Jung Soo. Namun, ia tak memiliki kekuasaan untuk melaporkan Jung Soo ke polisi. Ia sendiri terlilit hutang yang cukup besar dan juga Jung Soo merupakan orang paling berpengaruh di dunia kepolisian.
Belum sempat Hyun Mi menjawab, ponsel dalam genggamannya ditarik paksa. Hyun Mi pun terperanjak kaget dan langsung menjerit meminta pertolongan pada kakaknya, karena telepon masih tersambung. Jung Soo melihat layar pada ponselnya dan langsung menatap gadis di depannya itu dengan tatapan datar. Dilemparnya ponselnya ke belakang Hyun Mi dan tepat mengenai cermin hingga hancur seketika. Hyun Mi langsung duduk tersungkur ketakutan, Jung Soo pun mendekatinya.
"Kenapa anda melakukan ini padaku, Jung Soo-ssi?"
"Kan sudah kukatakan, saranghanikka—" Jung Soo memeluk Hyun Mi dan membawanya kembali ke atas ranjang. "Jangan takut."
***
Pagi ini Jung Soo dikejutkan dengan tidak adanya Hyun Mi di sebelahnya. Biasanya pertama kali ia membuka matanya di pagi hari, wajah gadis itu yang akan ia amati. Gadis yang ia cintai. Terlalu lama membuat ia menjadi sanderanya, membuat laki-laki itu menaruh hati pada gadis itu. Sehari tanpa melihat wajahnya pun sudah membuat ia gusar. Dan pagi ini, ranjangnya kosong. Kemana dia? batinnya.
"Selamat pagi, Jung Soo-ah?" sapa Hyun Mi dari samping tempat tidurnya. Jung Soo sendiri kaget. Ia tidak menyadari jika wanita yang ia cari ternyata ada di sampingnya. Lebih terkejutnya lagi, Hyun Mi pagi ini membawakannya segelas cokelat panas yang masih mengepul.
"Kenapa diam saja, Jung Soo-ah? Aku susah payah membuatkanmu cokelat panas, dan kau hanya melihatku seperti itu?"
"Sejak kapan kau berani berbicara informal padaku?"
"Bukankah selama kita di ranjang kita sudah menjadi lebih dekat, Jung Soo-ah?" Hyun Mi berbicara segenit mungkin. Mendengar pernyataan dari gadis itu pun, Jung Soo hanya tersenyum hingga lesungnya terpatri. Ia pun bangkit dari tidurnya dan memeluk gadis itu erat.
Berhari-hari ia melakukan hal yang sama pada Jung Soo. Lelaki itu tidak menyadari perubahan drastis pada gadisnya. Kerja kerasnya menaklukkan gadis itu berbuah hasil. Dari ia meminjamkan uang pada keluarganya, hingga gadis itu harus menjadi tawanannya. Hyun Mi sendiri memperlakukan Jung Soo bak kekasihnya. Memberikan perhatian hingga apa saja yang ia butuhkan. Karena perlakuan baik Hyun Mi padanya, Jung Soo pun mengembalikan gadis itu pada keluarganya. Meminta maaf dan melunaskan hutang-hutang keluarga Kim.
***
Hembusan angin musim semi cukup menyegarkan. Banyak orang-orang yang datang berhamburan keluar rumah sekedar berswafoto di bawah bunga sakura. Ditambah hari ini ada hari Minggu, semuanya terasa lengkap. Tapi, tidak dengan Jung Soo. Dia merasa jengah karena Hyun Mi selama beberapa hari sulit dihubungi.
Dia menusuri tangga ke bawah, semua orang di rumahnya juga menikmati musim semi. Semua orang yang bekerja dengannya, akan dibebas tugaskan di hari Minggu. Dia tak ingin dicap sebagai bos yang jahat pada karyawannya.
Bel pintu berbunyi, Jung Soo membuka pintu dan muncullah gadis yang ia tunggu. Tanpa menunggu, Jung Soo langsung memeluk gadis itu. Hyun Mi pun mengecup bibir tipis milik Jung Soo.
"Kau merindukanku, Hyun Mi-ah?" Gadis itu mengangguk semangat. Dia pun digiring menuju kamar yang dahulu menjadi ruangan 'terindah' baginya.
Sesampainya di kamar, Hyun Mi melepaskan coat-nya. Saat Jung Soo hendak melepaskan kausnya, gadis itu melarangnya. "Jagiya, biarkan saja. Itu tugasku nanti."
"Kau sudah mulai nakal ya?"
Hyun Mi pun ditarik ke dalam ranjang, ditengah kegiatan yang mereka lakukan, Hyun Mi mulai melepas kaus biru yang sedari tadi melekat pada tubuhnya. Kegiatan awal 'mandi keringat' mereka pun berlanjut.
Ditengah ciuman panas mereka, tangan Hyun Mi mulai menjelajah ke samping ranjang, dan menemukan sebilah pisau. Ditusuknya pisau itu ke bagian vital tubuh Jung Soo. Seketika Jung Soo langsung tergeletak merasakan sakit yang luar biasa. Napasnya tercekat.
Gadis itu mengusap bibirnya kasar hasil bekas ciuman dirinya dengan pria yang kini tergeletak lemah di hadapannya. Sejak lama dia merencanakan ini semua, namun untuk menemukan waktu yang tepat, mungkin inilah waktunya.
"Jung Soo-ah, aku menjadi seperti sekarang ini berkat dirimu. Aku menjadi 'kotor' juga berkatmu. Hingga aku melakukan ini padamu, itu juga berkatmu. Gomawo, Jagiya."
Gadis itu bermaksud membalaskan dendam keluarga. Berkat hutang yang ia berikan pada keluarganya, kehidupan keluarganya mulai berantakan. Bukan hanya keluarganya, kehidupan dirinya pun menjadi berantakan. Semenjak menjadi tawanan Jung Soo hingga menjadi budak 'ranjang'nya. Ia tahu, sindrom yang dialami Jung Soo, bahwa pria itu sudah ketergantungan dengan dirinya. Hingga ia bisa dengan mudah melancarkan aksinya seperti sekarang.
"Ke-kenapa?" tanya Jung Soo lirih.
Hyun Mi hanya tersenyum dan mencium bibir Jung Soo untuk terakhir kalinya. Dia pun menusukkan lagi lebih dalam pisau yang hanya tertancap setengahnya itu dan berkata, "Saranghanikka."
---ooo---
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro