Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Red Festival

WARNING! (LITTLE) GORE CONTENT!

Hari sudah sore. Burung-burung beterbangan di langit oranye yang indah. Sebentar lagi, matahari akan segera tenggelam.

Malam ini akan ada tsukimi matsuri. Orang-orang sudah mulai sibuk dan antusias demi persiapan festival yang hanya ada sekali dalam setahun ini. Tidak hanya para orangtua atau lansia yang nampak asik menyiapkan festival, tetapi anak-anak juga nampaknya bersemangat menunggu matahari tenggelam. Mereka ingin segera pergi ke festival, tidak peduli meski pekerjaan rumah mereka harus ditinggalkan.

Namun itu berbeda pada Nagatsume bersaudara. Mereka nampak tidak menunjukkan minat pada festival itu. Orangtua mereka berusaha membujuk mereka agar mau pergi ke festival itu. Bukan karena mereka antisosial, hanya saja karena orangtua mereka ingin agar anak-anak mereka dapat menikmati hidupnya sesekali.

Nagatsume bersaudara hanya terdiri dari dua orang, yakni Nagatsume Shirai dan Nagatsume Kyuui. Mereka berdua adalah kembar tidak identik. Di antara mereka, yang lahir terlebih dahulu adalah Kyuui, lalu barulah Shirai. Namun karena suatu hal, pertumbuhan Kyuui tidak bisa seperti anak yang lain. Pertumbuhannya terhambat. Alhasil, tubuhnya tetap pendek dan kecil, serta wajah yang ia miliki pun tetap imut meski seorang laki-laki.

Sifat Shirai dan Kyuui sangat bertolak belakang. Shirai lebih ambisius, sedangkan Kyuui cenderung cuek. Namun Kyuui punya otak yang cerdas sehingga bukan hal yang mengherankan jika dia masih bisa mendapat nilai di atas rata-rata meski tidak belajar.

Kyuui sering membuat masalah, setelahnya Shirai yang akan menyelesaikannya. Inilah mengapa kedua orangtua Nagatsume bersaudara ingin agar mereka pergi ke festival itu. Karena Shirai adalah tipe anak penurut, dia pun mengiyakan bujukan orangtua mereka. Hanya saja dengan satu syarat; Kyuui harus menyelesaikan pekerjaan rumahnya terlebih dahulu.

Kyuui mendecak kesal. "Jika kau ingin pergi ke festival bodoh itu, pergilah sendiri! Aku hanya ingin di rumah! Jangan ajak aku," ujar Kyuui sambil terus mengerjakan pekerjaan rumahnya.

Shirai yang sedang membaca buku di atas tempat tidurnya pun menoleh pada Kyuui dan berkata, "Fokus pada tugasmu, Nii-san. Kalau tidak, kita akan terlambat melihat kembang api."

"Apa peduliku? Aku tidak akan pergi ke festival itu. Kau pergi saja sendiri," ucap Kyuui yang masih bersikeras menolak pergi.

Tak lama kemudian setelah itu, ponsel Kyuui bergetar. Dengan kesal, ia meraih ponselnya dan melihat yang meneleponnya adalah ... anggap saja satu-satunya teman yang Kyuui punya. Kyuui terlalu garang pada semua orang, tak heran jika dia tidak memiliki teman.

"Ada apa?" tanya Kyuui ketus.

"Nagatsume-san, mari pergi ke festival malam ini. Kutunggu di gerbang kuil pukul tujuh malam ya. Kau harus datang, janji?"

"Hah? Ya ya ya, aku janji."

"Kalau begitu sampai jumpa nanti," Kemudian telepon dimatikan.

Teman Kyuui yang barusan menelepon, namanya Kyouki. Dia memang orang yang seperti itu. Tidak pernah basa-basi, langsung pada inti. Dia juga orang yang tidak mudah tersinggung. Itulah mengapa ia bisa berteman dengan Kyuui yang bermulut kasar.

"Sial, bocah itu sengaja menjebakku!" umpat Kyuui sambil mempercepat tulisannya.

Shirai tersenyum, kemudian bertanya, "Kyouki-chan ya? Berarti Nii-san sudah pasti pergi 'kan?"

"Berisik, diamlah. Jangan membuatku kesal," ujar Kyuui sambil melemparkan bantal yang ada di tempat tidurnya ke wajah Shirai. Dengan sigap, Shirai menangkapnya.

Kyuui tak pernah bisa menolak ajakan Kyouki. Bukan karena Kyuui jatuh cinta pada Kyouki, hanya saja karena Kyuui dan Shirai sudah berjanji untuk melindungi Kyouki dan membantu kapanpun di saat ia butuh bantuan. Hal ini karena Kyouki sering kali ditindas dan dirundung. Melanggar janji sendiri itu bukan hal yang disukai Kyuui, jadi ia tetap akan menuruti apapun yang Kyouki sarankan ataupun minta.

Waktu terus berjalan, meski Kyuui sudah berusaha semampu yang ia bisa, ia tetap tak bisa selesai dengan cepat.

Pukul sembilan, ia baru menyelesaikan tugasnya. Tanpa banyak basa-basi, mereka segera pergi ke festival itu.

Pertama, mereka langsung pergi ke gerbang kuil yang dimaksud. Awalnya mereka kira semua orang ada di dalam kuil atau bahkan stan festival. Namun semua mulai terlihat janggal.

Sepi, sunyi.

Gerbang kuil itu sepi, tidak ada suara sama sekali ataupun orang yang terlihat. Firasat mereka berdua mulai buruk, apalagi mereka tidak menemukan Kyouki di gerbang kuil.

Mereka berdua kemudian mulai waswas karena seharusnya di pukul sembilan malam festival belum berakhir. Jadi, tidak mungkin terlambat datang dua jam bisa menjadi sesepi ini.

Dalam posisi siaga, mereka kemudian masuk ke daerah festival dilaksanakan. Tak lupa, mereka menajamkan panca indra mereka untuk mengecek keadaan.

Saat masuk ke daerah festival, mereka dikejutkan dengan keadaan stan-stan yang porak poranda. Kondisi ini seperti ada kekacauan sebelumnya.

Diam-diam, Shirai berbisik pada Kyuui, "Nii-san, berhati-hatilah. Jangan gegabah. Mungkin kali ini bukan berandalan biasa, Nii-san mengerti 'kan?"

Kyuui membalas bisikan Shirai dengan gumaman, "Tentu saja aku tahu, aku tidak bodoh, sialan. Jangan remehkan kakakmu sendiri."

Demi keselamatan diri mereka masing-masing, mereka mengambil barang-barang yang bisa dijadikan senjata di sana. Shirai mengambil tongkat kayu panjang, sedangkan Kyuui mengambil tongkat baseball. Setelah siap, mereka menelusuri daerah festival lebih dalam.

Bau anyir perlahan mulai merasuki indra penciuman mereka. Bercak darah mulai terlihat, lebih tepatnya seperti ada mayat yang diseret menuju suatu tempat. Bukan hanya satu mayat, melainkan banyak mayat. Tak hanya itu, beberapa potongan tubuh manusia terlihat tergeletak di sekitar sana.

Kyuui membuka ponselnya dan menelepon Kyouki untuk menemukan keberadaannya. Tepat setelah itu, mereka mendengar suara nada dering ponsel dari daerah pusat festival yang memang tidak jauh dari posisi mereka saat ini. Namun telepon tak diangkat, itu artinya ada sesuatu yang tidak beres di sini.

Kyouki bukanlah orang yang memiliki tujuan khusus dalam hidupnya. Ia orang yang hidup hanya karena belum mati. Oleh karenanya, di saat ini mereka khawatir Kyouki akan cenderung cuek dan membiarkan dirinya sendiri terbunuh.

"KYUUI! AWAS!" teriak Shirai ketika tiba-tiba ada sebuah katana yang diayun dari atas oleh pria yang berpenampilan acak-acakan.

Kyuui bukanlah orang awam dalam hal yang seperti ini. Tentu saja tanpa diperingatkan pun ia sudah dapat merasakan hawa membunuh sebesar itu.

"DASAR TIDAK SOPAN, AKU KAKAKMU, JANGAN SEBUT NAMAKU SAJA!" balas Kyuui.

Sekarang Kyuui dan Shirai terpisah sekitar dua puluh meter. Pria yang menyerang Kyuui itu terus mengerang seperti hewan buas yang bertemu musuhnya.

Dengan ancang-ancang, si pria itu kemudian berlari dengan katananya dan berniat menusuk Kyuui. Kyuui dengan refleks menghindar dan memutar balikkan keadaan dengan membuat si pria tersandung dan jatuh. Setelahnya ia segera memblokir kedua tangan pria itu yang terus memberontak.

Di saat yang bersamaan, Shirai menghadapi musuh yang tidak terlihat. Ada beberapa panah yang sejak tadi hampir menusuknya jika Shirai kehilangan fokusnya.

"Serius, dari zaman apa orang yang menyerang ini ...." gumam Shirai.

Sekali lagi, dari arah belakang Shirai, ada satu anak panah yang melesat dan langsung ditangkis oleh Shirai. Mungkin baru kali ini dia bersyukur bahwa dirinya juga kakaknya mempelajari berbagai jenis bela diri.

Shirai mengambil sebuah anak panah dart yang ada di dekatnya,  kemudian ia menutup mata guna memfokuskan pikirannya dan menajamkan kembali panca inderanya. Dengan yakin, ia melempar anak panah yang dipegangnya sekuat mungkin menuju arah yang ia yakini adalah tempat si pemanah.

Tepat setelah itu ada sesuatu yang bergerak daerah semak. Hal itu menambahkan keyakinan Shirai bahwa ia tepat sasaran.

"AKH KEPARAT, APA YANG KAU LAKUKAN?" jerit Kyuui tiba-tiba.

Shirai segera menoleh dan melihat tangan Kyuui yang digigit oleh pria tadi. Kyuui segera mundur dan memukul pria itu hingga jatuh. Dengan cepat, pria tadi langsung menggeser kakinya ke samping dalam usaha membuat kaki Kyuui tersandung lalu jatuh. Sayangnya Kyuui sadar dan melompat mundur. Shirai yang melihat kakaknya kesulitan tidak tinggal diam. Ia berlari menuju Kyuui dan di saat yang bersamaan, si pria tadi dengan brutal akan mengayunkan katananya dari atas kebawahーmembuat gerakan seperti ingin 'membelah' Kyuui menjadi dua bagian. Untunglah Shirai segera menangkisnya.

Si pria terpancing, mereka saling mengadu katana dengan tongkat mereka. Kyuui mengambil tongkat baseball dan dengan tidak berperasaannya memukul sekuat-kuatnya di titik kelemahan priaーselangkangan. Pria yang tidak diketahui identitasnya tadi pun segera terjatuh karena kehilangan keseimbangan. Shirai yang menyadari kesempatan ini segera merenggut katana yang dipegang pria itu.

"Sebenarnya siapa mereka ini?!" ucap Shirai yang mulai merasa semuanya tidak masuk akal.

"Ayo pergi. Tujuan utama kita adalah mencari Kyouki, ingat? Jika kita berlama-lama di sini, hanya ada dua kemungkinan. Kita yang mati atau Kyouki yang mati, bodoh," kata Kyuui sambil menyentil kening adiknya yang jauh lebih tinggi darinya itu.

Dengan mengendap-endap, mereka berdua mendekati pusat festival. Dan di sinilah mereka terkejut.

Gunung mayat? Sebutlah seperti itu.

Di puncaknya, terdapat seorang wanita berpenampilan acak-acakan juga yang sedang memakan sebuah tangan yang mungkin ia patahkan. Kini mereka berdua ragu dengan identitas musuh. Jika memang mereka manusia, mungkin kita bisa menyebutnya kanibal? Namun sikap mereka lebih seperti binatang buas.

Namun mata mereka langsung tertuju pada gadis dengan yukata berwarna merah yang ada di bagian bawah tumpukan mayat itu. Itu adalah Kyouki. Tubuhnya berlumuran darah, namun warna kulitnya tidak memucat. Dengan pelan, Kyouki menggerakkan sedikit jari telunjuknya. Ia jelas-jelas menyadari keberadaan Nagatsume bersaudara. Dan ya, dengan sangat mengejutkannya ia masih hidup dengan cara berpura-pura menjadi mayat. Darah yang membasahi tubuhnya juga bukan darah miliknya.

Tentu saja ini hal yang mengejutkan bagi Nagatsume bersaudara. "Oh, cerdas juga dia. Aku bertanya-tanya apakah dia sudah menemukan tujuan hidupnya," gumam Kyuui.

Hanya dengan gumaman Kyuui, si wanita tadi sepertinya segera menyadari keberadaan mereka juga. Ia langsung menoleh dan memelototi Nagatsume bersaudara. Dengan cepat, ia melompat dari gunung mayat itu.

Wanita itu cukup agresif, tanpa senjata apapun, ia mengandalkan kekuatannya juga kuku panjangnya untuk bertarung. Mungkin, ia menggunakan instingnya juga. Tanpa teknik apapun, ia mencakar Kyuui dan menendang Shirai di waktu yang bersamaan.

Shirai yang membawa katana dan merasa wanita ini benar-benar buas dan kehilangan sisi manusianya langsung berada di mode serius dan mencoba menjauhkan kakaknya dari wanita itu.

"BODOH! SELAMATKAN KYOUKI DULU! AKU BISA MENANGANI INI SENDIRI!" teriak Kyuui.

Shirai ragu karena ia menganggap wanita ini lebih agresif dan brutal daripada pria dengan katana tadi. Apalagi fisik kakaknya itu kecil, menahan serangan sebesar itu harusnya cukup untuk membuatnya kewalahan. Namun bagaimanapun, ia harus mempercayai kakaknya. Ia lalu pergi kepada Kyouki dan berkata, "Kyouki-chan, ayo pulang. Tempat ini berbahaya. Kau bisa bangun?"

Kyouki yang mendengar suara Shirai langsung membuka matanya dan bangkit dari tumpukan mayat itu. Dia pun menjawab, "Ya. Aku bisa. Hanya lengan bawah kiriku yang patah. Bukan masalah besar."

Kyuui yang mulai terpojok tapi melihat Shirai sudah berhasil menyelamatkan Kyouki langsung cenderung menghindar daripada menyerang. Kyuui berlari menjauh dan wanita itu terus mengikuti sembari melempar apapun yang ada di sekitarnya. Barang-barang, ataupun bagian tubuh orang-orang yang sudah terpotong.

"NII-SAN! AMBIL INI!" kata Shirai sambil melempar katana yang ia dapat dari pria yang sebelumnya. Sebenarnya ini terpaksa dan juga demi melindungi diri sendiriーKyuui mengambil katana itu kemudian berbalik dengan cepat dan gesit untuk menusuk dada si wanita tadi. Ia melakukan beberapa tusukan karena sadar wanita ini tidak akan langsung mati. Tindakan ini sangat beresiko, bahkan wanita tadi masih sempat mencakar pinggang Kyuui.

Setelah membuat tiga tusukan di dada, ia mundur dan berlari menyusul Shirai dan Kyouki yang sudah keluar dari area festival. Tepatnya, mereka pergi ke rumah Nagatsume bersaudara karena lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat berlangsungnya festival.

"Kami pulang," kata Shirai dan Kyuui bersamaan saat memasuki rumah. Orangtua mereka sangat terkejut melihat kedua anaknya yang babak belur dan ternyata selamat dari insiden itu.

Ternyata, insiden itu telah masuk ke berbagai berita di televisi. Polisi datang tak lama setelah Shirai dan Kyuui berhasil menyelamatkan Kyouki. Kyouki yang berlumuran darah juga tak kalah membuat orangtua Nagatsume bersaudara kaget.

"Nak! Syukurlah kalian selamat!" ujar ibu mereka berdua sambil memeluk mereka.

"Kaa-san, biarkan kami mengobati luka kami dulu. Oke?" kata Shirai.

Mereka bertiga pun pergi ke kamar Nagatsume bersaudara. Kyouki meminjam kamar mandi mereka serta pakaian Shirai untuk mengganti yukata-nya yang bersimbah darah.

Sembari menunggu Kyouki selesai, mereka mengobati luka masing-masing. Untunglah luka mereka tidak ada yang berada di bagian vital.

"Hei Kyuui, tidakkah menurutmu penyerangan hari ini aneh?" ujar Shirai sambil memerhatikan kakaknya yang sedang membersihkan luka di pinggangnya.

"Ha? Jangan lupakan aku adalah kakakmu dan bukankah itu sudah jelas? Tidak ada yang tidak janggal di penyerangan hari ini," jawab Kyuui.

"Kupikir ... dalangnya bukanlah wanita yang tadi kau bunuh, melainkan seseorang di balik semak-semak yang menggunakan panah untuk menyerang."

"Mengapa kau berpikir begitu?"

"Pria dan wanita tadi, keduanya sama sama terlihat memiliki sikap seperti hewan buas. Hanya saja si pria tadi menguasai teknik menggunakan katana. Bukankah itu terlihat seperti yang satu dilatih dan yang satu tidak? Dan tadi, aku sangat yakin aku tepat sasaran mengenai mata si pemanah. Tapi ia tidak berteriak ataupun mengamuk, tidak seperti hewan buas. Tingkahnya sangat berbeda dengan pria dan wanita tadi."

"Jadi menurutmu orang itu adalah dalangnya? Dia yang melatih si pria itu menggunakan katana?"

"Ya. Kurang lebih begitu. Dan aku masih terkejut dengan tubuh seperti itu Nii-san masih bisa menang melawan wanita itu."

Kyuui mendecak kesal dan berkata, "Kau hanya perlu memercayai partner-mu disaat bekerja sama, bukan?"

Shirai tersenyum dan mengiyakan.

Tak lama, Kyouki keluar dari kamar mandi dan duduk dengan santai di antara mereka. Meski ia perempuan seorang diri di antara dua laki-laki, ia percaya Nagatsume bersaudara bukanlah orang yang tipe seperti 'itu'.

"Hei Kyouki-chan, aku penasaran. Mengapa kau memilih untuk bertahan hidup? Ah, maksudku bukan aku mengharapkanmu mati terbunuh ya. Hanya saja, kau tahu kan, kami berdua adalah orang yang paling mengerti tentangmu?" tanya Shirai.

Kyouki menjawab dengan santai, "Sederhana, karena Nagatsume-san, ah maksudku Kyuui-san sudah berjanji padaku untuk datang dan bertemu denganku. Aku mempercayainya, rasanya tidak sopan jika aku yang membuatnya berjanji seperti itu justru tidak hadir."

Mereka berdua tertegun. Ya, Kyouki memang orang yang seperti itu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro