Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

41。ROLEPLAYER ➳ H-2 He's Come

mon maap g nge ferl dn ga jelas :( aku bikinnya jam 3 pagi soalna :( bangun bangun ada ide tp susah ngerangkai kata, ea njs :') siapkan plastik krn perut km otw terkocok krn hendak muntah :)
---------------------------------------

JIHOON menggaruk tengkuknya kasar hingga merunduk dan sesekali Daehwi yang ada di sampingnya ini mengrenyit heran, apa yang sedang ia lakukan? Batin Daehwi namun dia hanya bungkam, tak mau komentar tentang Jihoon-yang hari ini begitu aneh.

Tadi, setelah pulang dari cafe bersama yang lainnya, Daehwi dan Jihoon memutuskan untuk bermain lagi, kali ini Daehwi berkunjung ke rumah Jihoon. Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore dan Daehwi masih betah di rumah Jihoon yang notabene nya orang tua Jihoon sedang tiada di rumah.

Tapi, sudah 30 menit Daehwi disini, Jihoon sama sekali tak bergeming, pria itu masih sibuk berdiam diri sembari menatap kosong ke arah depan. Daehwi menghela napas kasar, bosan, batinnya.

Boleh lah sesekali Daehwi nanya ke Jihoon kalau pria itu sedang masalah atau tidak?

"Lo ngapa sih?" tanya Daehwi penasaran sambil sesekali melirik ke arah Jihoon yang tengah bersandar di sofa putih miliknya.

Jihoon hanya menoleh dan menggeleng, "Biasa, gue mikirin biaya." ucap Jihoon dengan ada frustasi, "gue bingung sama hati gue, hati gue bilang iya buat ketemu Hyena, tapi rasanya kayak. . . ada yang beda. Lo pasti tau? Dan gue gatau alesannya, cuy." lanjut Jihoon.

Daehwi menggeleng pelan, "Aelah lo, kirain kenapa." Daehwi pun menggeserkan badannya lebih dekat ke arah Jihoon lalu mengelus punggung Jihoon, "Wajar, Hoon. Lo baru kali ini ngenal yang namanya cinta. Mana lo sama Hyena belom pernah ketemu, jadi orang ngitung ini masih batas wajar. Lo belum pernah ke makan garem soalnya." kata Daehwi sembari menyelipkan beberapa kata motivasi kepada teman sekelasnya ini.

"Garem? Garem yodium?" tanya Jihoon linglung dan Daehwi ketawa, "Lo ngerti bahasa Indonesia gak sih? Garem itu di ibaratkan dengan pengalaman. Lo sama sekali belom pernah makan pengalaman sama cewek, Hoon." jawab Daehwi.

Jihoon hanya mengangguk, "Hwi," panggilnya dan Daehwi menoleh.

Seakan lirikan dari Daehwi itu merupakan sebuah anggapan, Jihoon langsung duduk menghadapi Daehwi dan menatapnya serius, "seandainya kalo Hyena tau gue itu kayak gini gimana? Kalo gue di tolak dia gimana?"

"Gak bakal lah, Hoon. Hyena juga suka bilang ke lo kan kalo dia demen lo?" tanya Daehwi frustasi, Jihoon menggeleng, "Kalo itu cuma alibinya dia doang? Gue merasa ditipu sama cinta nantinya, Hwi."

Jihoon mulai memalingkan wajahnya dan menatap televisi yang menyala dengan tatapan kosong dan tersirat banyak pikiran itu. Daehwi menghela napas lalu merangkul bahu sahabatnya ini sambil terkekeh,

"Berjuang dulu elah, Hoon. Dah loyo aja lo keyak gituan."

"Gak, gue cuma ragu aja."

"Makin lo sering ragu, makin makin dah lo bingung sama perasaan yang lo milikin ke Hyena, Hoon. Yakin aja sih, setan. Kesel gua." kata Daehwi kesal dan memalingkan wajahnya dari Jihoon.

Jihoon hanya terkekeh dan diam kembali. Larut dalam keheningan hatinya yang tak mengerti akan gimana rasa-nya ini akan sejalan dengan keyakinannya? Rasanya, beda. Jihoon ngerasa kalo Hyena itu gak pantes buat dia.

Ya. Gak pantes buat dirinya, Park Jihoon.

. . .

"Hoon gua pulang, ya?" pamit Daehwi dan Jihoon mendesah kecewa lalu menatap Daehwi sinis.

"Tuh kan. Baru aja gua mau menang lo malah balik ah, beol." caci Jihoon dan Daehwi hanya memukul paha Jihoon kencang lalu Jihoon berteriak kesakitan. Reflek jing, reflek.

"Yaa, lo liat lah udah jam berapa. Kalo gua balik jam sepuluh malem nanti di kira nyokap gua, gua abis balik nge jablay. Tau lah gue anak satu-satunya dan anak paling ganteng yang nyokap gue milikin?" celoteh Daehwi dan Jihoon tak berniat untuk mendengarkannya. Gak faedah.

"Udah lo jing sana pergi, nambah sampah di rumah gua aja. Shoo! Shoo!" usir Jihoon sambil dorong-dorong badan Daehwi biar keluar rumah.

Sabar, Hwi. Sabar. Ini lah bunda, pentingnya memberi vaksin rutin tiap bulan supaya sistem kekebalan tubuhnya meningkat saat di tonjokin.

Daehwi cuma masang muka datar dan ngebiarin badannya yang terus-terusan di dorong Jihoon. Pas udah sampe luar, Daehwi di taroh di luar rumah Jihoon terus Jihoon langsung ngomong,

"Psikis lo lagi ke ganggu, Hwi. Gua gamau ikut gila. Lo harus cepet-cepet di bawa ke dokter hewan. Dah ya," kata Jihoon terpotong lalu menutup pintu rumah nya kencang.

BRAK! Cklek,

Daehwi yang di luar rumah Jihoon ngehela napas pas ngedenger teriakan dari dalam rumah Jihoon,

"TI ATI, HWI. NTAR DI KEJAR LONTE!"


ASDFGHJKLTAI. :), batin Daehwi tersiksa.

Daehwi langsung pulang. Berbanding balik dengan Jihoon yang masih setia berdiri di depan pintu dan melihat ke arah jendela, memperhatikan pergerakan Daehei yang meninggalkan rumahnya dan Jihoon tersenyum tipis-ralat-amat tipis. Jihoon masih mencerna maksud dari ucapan temannya itu, antara ingin meng-iyakan atau pun tak setuju dengan opini Daehwi.

Jihoon berbalik arah dan melihat ke arah jam dinding, sudah pukul sepuluh malam dan orang tua nya sama sekali belum datang. Jihoon memilih untuk ke lantai atas dan tidur di kamarnya.

Jihoon membuka ponselnya terlebih dahulu dan melihat beberapa notifikasi pesan yang begitu banyak-namun sepi, karena Hyena sama sekali tak mengabarinya.

Jihoon ngehela napas dan mencoba untuk mengirim 1 pesan kepada Hyena, habya sekedar ingin tahu, apa yang wanita itu lakukan dan mengapa tak mengabarinya.

jiun
p

"ga di bales, huhuhu." gumam Jihoon dan langsung mematikan ponselnya.

'Tring!

Jihoon terbangun lalu ia mengambil cepat ponselnya dan termenung, "tai." ucapnya pelan lalu ngehela napas, terlihat pesan bahwa-

sewoon : eh anjing, kas lo nunggak ah oneng. besok bayar 29 ribu gmw tau. gue laporin kepsek lo mownywet

jiun
/meditasi sebelum menghujat/

sewoon : elah berak, sok sok an meditasi

jiun
ntar lah Woon, gua g punya duit akh lg miskin tolonk

sewoon : tuh kan,
sewoon : barang siapa yang menunda nunda membayar kas, maka akan dpt murka allah Hoon

jiun
-barang siapa yang membuat hadist palsu,

sewoon : apa lo jing?!

jiun
guk guk

sewoon : kas hoooon kasssss

jiun
eh bangsat besok lah. masa gwa skrg harus k rmh lo, roket gua masih di cuci ih

sewoon : tuh,
sewoon : beginilah bunda, pentingnya tidak membiarkan anak bermain sepeda di tanjakan komplek, pas jatuh otaknya terguncang :)

jiun
siapa ya?

sewoon : bendahara kelas :)

jiun
yang nanya :)

sewoon : hah?

jiun
he hoh, babi :)

sewoon : ngeue :D.
read. 10.45

Jihoon ngehela napas dan dia langsung beralih ke grup chat kelasnya yang mulai rame, buktinya notifikasi Jihoon mulai bunyi terus terusan, ngalir mulu, kayak air zam-zam. Jihoon melihat grup chat kelas nya dan benar sekali dugaannya, si rentenir kelas mulai beraksi dan di hajar oleh massa, tiga kata buat Sewoon; mampus lo anjing.

MIPA 3 (46)

sewoon : hai :)
sewoon : besok bayar kas ya kakak kakak

Jeno : AQ GA KENAL MAAP Y ANDA SYAPA?

cingcay : tayi lediq :) @sewoon lo nagih gue pas lagi miskin miskinnya dan lo datang tanpa di undang, dsr hama kelas

sewoon : tiada ampun utk kalyan semua, monyet, bayar.

sewoon :
Jeno @Jeno : 5 ribu
yeri @si maniz : 10 ribu
wendy @wendah : 50 ribu
lami @tai : 30 ribu
Baekhyun @cingcay : 100ribu (BAYAR TOLOL :) )
Renjun @njun : 1ribu
jihoon @jiun : 29ribu
yoojung @yujunk vallen : 150ribu (NAH INI NAMANYA ANJING :) )
samuel @samsigublaygabluy : 2ribu

sewoon : YANG MASUK DEATH NOTE GUA LAPORIN PAK HANBIN LO SEMWA, MAMPOOOD :)

cingcay kicked sewoon.

wendah : alhamdulillah

jiun
gwoblog ah tay :(

Jeno : mantab bek, love yu ful. Besok tuhan yang kick dia dari dunia, biar modyar :)

si maniz : apa ni aq di tag tag ꉂ (๑¯ਊ¯)σ

cingcay : nyaho lah berak, aing teh kasep:) ye gak lur?

jiun
bodo amat

cingcay : iri aja dasar insan ˎ₍•ʚ•₎ˏ

Jeno : atas gue menjijikan

Jeno : Besok anak futsal katanya sparing y jgn lupa @Daehwi @hamba allah @burhan @jaehyun @sepuluh @hai @hyunbin @d.u.d.u n.g

cingcay is typing. . .
hamba allah is typing. . .

Jihoon menghela napas kembali dan berakhir menutup ponselnya. Sudah jam sebelas malam dan Jihoon tak melihat ada notifikasi dari Hyena satu pun.

"Sabar aja elah, Hoon. Kayaknya dia sibuk dah, oke oke." gumamnya pelan dan menaruh ponselnya di nakas. Jihoon bersandar pada hashboard ranjangnya sembari menatap langit-langit kamarnya. Hawa kali ini berbeda, hawa penuh keraguan serta ketakutan akan siapa yang sebenarnya dapat menaklukan hati dirinya,

Hyena atau kah perempuan lain yang Jihoon sama sekali tak paham dengan definisi takdir tuhan.

. . .


Besoknya,

"Kak! Jadi gak nih?!"

Woojin noleh, bersamaan dengan Jihoon yang juga menengok ke belakang, Jihoon tersenyum simpul. "Eh, elo. Jadi dong, nanti gua kabarin lagi ok?"

"Siap, Kak! Hehehe." ucap Jiheon kemudian berlalu meninggalkan Jihoon sambil melambai-lambaikan tangan, Woojin menatap Jihoon yang juga tersenyum dan memegang pundak Jihoon. Sang empu pun menoleh dan Woojin menatap kosong ke arah Jiheon yang sudah mulai menjauh,

"Jiheon? Mau kemana emang lo ma dia, Hoon?"

"Mau tau doang tah mau tau banget?" tanya Jihoon balik dan Woojin menghela napas malas. "tai." gumamnya.

"aing sama Jiheon mau ta-

to be continued,

next,
bagian 42 | h-1.

aing potong, pegel :(.

-Keyna, 10 november 2018.
Yang rela bangun jam 3 pagi buat ngedit ginian.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro