Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4

"Midoriya, ajarin dong."

Laki-laki yang memiliki gelar naruto ijo itu menatap bingung, "Loh? Memang nilaimu kurang di pelajaran apa?"

[name] menghela nafas, "Bukan bagian pelajaran sih. Ketahanan fisik."

"... kenapa meminta kepadaku?"

"Tipe quirk-mu kan cocok dipakai adu jontos," [name] tertawa dengan raut bodoh.

Midoriya ikut tertawa canggung, "Boleh aja sih, tapi...."

"Tapi...?"

"Kenapa nggak minta Kacchan?"

Gadis itu memegang dagu, mirip monyet. "Kenapa harus meminta bantuan dia juga?"

Wajah Midoriya sedikit memerah, matanya menatap ke lain arah. "Ah, kukira kalian... pacaran?"

"Hah? Kata siapa? Enggak kok." [name] menyangkal dengan ekspresi bingung.

"Eh?" Midoriya mengerutkan dahi, "Bukannya...."

"Ya, dia menyukaiku. Dan aku juga suka dia. Tapi hal itu tak lantas membuat kami pacaran, 'kan?"

"B-betul juga."

[name] mengibaskan tangan di udara, gestur agar Midoriya fokus pada topik utama saja. "Jadi?"

Cowok itu berdeham, bergumam pelan sebelum akhirnta memberikan jawaban.

"Tapi aku sedang dalam masa istirahat, bisa-bisa Recovery Girl memarahiku lagi kalau melakukan aktivitas berat."

[name] melemaskan bahu, "Yah, bener juga. Lalu aku minta tolong siapa dong?"

"Entah, coba Todoroki-san. Kudengar dirinya sering latihan fisik bersama Endeavor."

[name] menggumamkan terima kasih seraya berjalan menuju meja Todoroki, laki-laki dingin itu menatap datar saat [name] memasang muka memelas.

"Nggak mau."

"Aku belum bilang apa-apa!"

Todoroki berkedip dua kali, menghela nafas seraya berdiri. "Nanti tua bangka itu bertanya yang tidak-tidak kalau aku berani membawa perempuan masuk ke rumah."

"Kalau itu aku bisa berbi-"

"Bakugo," Todoroki memanggil salah satu teman sekelasnya sebelum gadis itu menyelesaikan perkataan. "Bantu
[name] latihan."

"Memangnya kau siapa menyuruhku seenaknya?!"

Mengendikan bahu, Todoroki berjalan pergi seraya menggendong tas. Kelas mulai kosong, bel pulang sudah terlewati beberapa menit yang lalu.

Bakugo melirik [name] yang netranya masih fokus menatap punggung Todoroki, "Heh bocah."

Terkesiap, gadis itu menatap bingung. Baru sadar konteks yang dibicarakan, senyum langsung otomatis terpasang.

"Bantuin ya?"

· • —– ٠ ✤ ٠ —– • ·

Apa yang Bakugo lakukan adalah such a big mistake.

Hari ini sekolah libur. Sesuai kesepakatan, dirinya dan [name] akan latihan fisik bersama. Tempatnya di lapang bebas yang terletak di belakang dorm kelas 1A. Otomatis mereka tak benar-benar latihan sendiri, beberapa murid lain ikut terlihat meskipun jaraknya cukup jauh dari pandangan.

Entah perasaan [name] saja atau memang benar, Bakugo pagi ini terlihat lebih easy-to-iritate dari biasanya.

Sapaan [name] saja tak digubris, Bakugo langsung berjalan mendahului tanpa berkata apa-apa lagi.

"Kau mau meningkatkan ketahanan fisik?"

"Hm!"

"Tsk." Bakugo mengepalkan tangan, "Pertama, hapus senyum bodoh itu dari wajahmu."

"Hapus? Gimana caranya? Menjahit bibirku?"

"Jahit, steples, lakban. Apa saja lah. Yang penting kau diam," tapi boong.

Dua kata terakhir abaikan saja, hanya terucap dalam hati soalnya.

[name] meringis, "Jahat ih!"

Setelah itu, Bakugo mengajari si gadis beberapa teknik yang sekiranya dibutuhkan. Seperti bagaimana cara mengatur nafas, mempertahankan tempo dalam sebuah pertarungan. Membagi energi ke beberapa bagian tubuh, bahkan cowok galak itu membantu [name] menemukan jurus-jurus baru yang dapat dilakulan quirk-nya.

Sabar. Satu kata yang mustahil disandingkan dengan landak jantan bernama Bakugo Katsuki. Tapi anehnya kali ini cowok itu cukup sabar untuk tak terlalu mengomeli [name] saat latihan. Alasannya karena netra coklat selalu fokus, cekatan setiap Bakugo memberi instruksi ini-itu.

Quirk [name] juga terbilang cukup kuat, bahkan Bakugo sempat berpikir jangan sampai gadis yang satu ini bertemu dengan pahlawan nomer dua di jagat Jepang. Bahaya. Nanti dinikahkan dengan anak bungsunya.

"Udah dulu dong," [name] terduduk diatas rumput. "Aku udah belajar banyak hari ini!"

Bakugo menggeram pelan, "Segitu aja? Bahkan nggak setengah porsi latihan harianku."

"Yaaaaakan Bakugo jauh lebih kuat dari aku." Gadis itu mengerucutkan bibir, melemparkan perkataan berisi pujian.

"Tentu saja!" Disisi lain, landak galak itu malah besar kepala. "Sekali lagi, ayo! Kali ini lakukan dengan serius!"

[name] mulai merengek kelelahan, "Dari tadi aku serius!"

"Kali ini harus lebih serius!"

"Mana bisa?!"

"Bisa!"

"Nggak bisa!"

"BISA!"

"ENGGAK!"

"BISA!"

"BERISIK!!!"

[

name] tak menghiraukan omelan Mineta yang terdengar sangat berisik, gadis itu berdiri. Tetiba merasa ada energi kuat yang merasuki saat Bakugo memaksanya sekali lagi.

Cowok itu langsung memasang posisi kuda-kuda sementara kedua tangan terkepal kuat-kuat.

Disisi lain, [name] tak melakukan apa-apa, ia hanya berdiri. Memejamkan mata, mengatur nafas serta mengerahkan semua energi yang tersisa.

Lalu, tiba-tiba....

BZZZZZZZT

"AAAAARRRGHHHHH!"

[name] membuka mata, menarik nafas banyak-banyak seakan hidupnya hampir terenggut begitu saja. Pandangannya memburam, samar-samar melihat gerombolan teman sekelas mengelilingi dirinya dengan raut khawatir. Tunggu, rasanya tadi [name] mendengar teriakan seorang laki-laki.

Bakugo? Apa yang terjadi?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro