Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

3

"Hero Name?"

"Ya. Tiga puluh menit."

Aizawa membawa semua tanggung jawab yang dipikulnya sebagai wali kelas kedalam dunia mimpi. Mumpung ada Midnight, pejantan jomblo itu mengambil kesempatan untuk beristirahat. Ia memasukan diri ke kantung tidur yang selalu dibawa kemana-mana.

'Mirip kantong jenazah.' [name] berbatin.

Murid satu kelas sibuk memikirkan nama yang cocok, tak terkecuali [name]. Gadis itu menimang-nimang, nama singkat yang harus menggambarkan kekuatan serta cita-citanya.

"King Explosive Murder?"

"Iya!"

"Gak!"

"Hah?!"

"Kau mau bunuh orang?!"

Beberapa murid mulai mempresentasikan hasil buah pikir, sementara Midnight speechless sampai dalam hati berdzikir.

Bakugo mendudukan diri dengan amarah yang masih terlihat jelas, nama yang ia pikir keren justru mendapat tolakan keras.

"Selanjutnya."

[name] maju dengan tenang, berdiri diatas mimbar seraya memperlihatkan papan nama miliknya.

"Nano?"

Midnight lagi-lagi menatap aneh, tetiba [name] mengeluarkan kacamata hitam dan mengenakannya serya mengatakan sebuah slogan.

"Just do it!"

Pahlawan 18+ itu mengeluarkan ekspresi keki. "Enggak nyambung, [name]."

Gadis itu memperlihatkan cengiran kuda, "Tapi boleh kan?"

"Iya, boleh." Kata Midnight seraya mengubah air muka menjadi cerah, "Malahan bagus! Sangat menjelaskan kemampuanmu."

"Asik!"

Gadis itu berjalan menuju kursi yang biasa ia tempati, beberapa teman melemparkan pujian sekalian berterima kasih karena [name] berhasil mengubah mood kelas.

"Hei, bocah."

Netra coklat menatap penasaran, "Kenapa Bakugo?"

Cowok galak itu diam. Mulutnya bergerak-gerak nggak nyaman seakan apa yang ingin dikatakan merupakan rahasia negara.

"Kamu sakit?"

Bakugo mendecih, "Nggak! Sembarangan. Mau nanya aja!"

"Oh? Nanya apa?"

"Nama."

"Nama?"

"Quirk."

"...."

"...."

"... hah?"

"CK BEGO."

Perempuan itu mengerutkan dahi, menyusun petunjuk-petunjuk kecil dalam kepala berusaha menafsirkan apa yang Bakugo maksud.

"Ooooh, mau minta saran nama yang cocok sama quirk kamu?"

Bakugo sedikit kaget [name] mengerti apa yang cowok itu maksud meskipun yang ia katakan cuma dua patah kata. Emang dari sananya pinter bor.

"Midnight-sensei nggak ngerti segimana kerennya aku!" Kata Bakugo seraya memukul meja [name] pelan. "Aku nggak ngerti gimana pikiran para ekstra itu berjalan, kau salah satu dari mereka. Makannya aku bertanya."

"Hmmmmmm, apa ya." Cewek itu nggak peduli sama sambatnya Bakugo, toh dia cuma nyari alesan biar nggak kelihatan minta bantuan. Memang tsundere.

Menaikan satu alis, Bakugo melemparkan tatapan datar. Diam-diam memperhatikan air muka [name] yang tampak ikut kebingungan.

'Lucu.' Bakugo berbatin, tak lama ia  menyangkal sendiri dengan pemikiran cewek ini bego, bukan lucu

"Errr, epicentrum?"

"Sama kayak nama studio sctv. Gak."

Raut kecewa tercetak jelas, "Yaaah, padahal bagus artinya."

"Pusat gempa?" Tanya Bakugo kalem.

Dua orang ini nggak sadar satu atensi satu kelas berpusat pada mereka. Meskipun kebanyakan cuma menatap diam-diam alias curi-curi pandang, beberapa bahkan memperhatikan terang-terangan.

Aneh. Melihat Bakugo berbicara panjang lebar tanpa banyak mengeluarkan sumpah serapah dan nada menghina. Seakan seorang [name] adalah pawang yang diturunkan Tuhan khusus untuk menjinakan seorang makhluk bernama Bakugo Katsuki.

"Iya!"

Bakugo menaikan kedua alis, berbalik kembali menghadap depan kelas.

Sementara cewek itu menatap bingung saat dilihatnya Bakugo beranjak, tak lama setelah menuliskan sesuatu pada papan namanya dengan cepat. "Loh? Udah dapet?"

Midnight tampak kaget, menatap papan nama Bakugo yang kali ini terasa normal seperti pahlawan pada umumnya.

"Ground Zero?"

"Ya."

"Artinya?"

"Pusat ledakan."

"Woah! Bagus!"

Beberapa pujian -kebanyakan dilempar Kirishima- mendarat pada gendang telinga Bakugo, nama yang ia pilih memang terdengar catchy dan keren pada saat yang bersamaan. Saat cowok itu duduk kembali pada kursi, kepalanya sedikit menengok ke belakang. Mendengar [name] ikut memuji nama yang ia pilih.

Cowok itu merasa harus mengatakan sesuatu, tapi dirinya nggak tahu harus mengatakan apa dan bagaimana untaian kata yang tepat. Jadinya netra tajam menatap [name] lekat-lekat, mengatakan terima kasih dalam hati tanpa keluar lewat mulut.

Sadar dirinya ditatap dengan waktu yang cukup lama, [name] berkedip dua kali. Kemudian tangannya bergerak menutup muka.

Saat jari-jarinya sedikit diregangkan, dengan maksud curi-curi pandang, tak disangka ternyata Bakugo masih betah menatap dirinya.

"Apa sih?"

Dengusan geli dilemparkan Bakugo saat dirinya mendapati [name] tengah salah tingkah.

»»——⍟——««

Quirk Reader disini adalah kemampuan pengerasan pada bagian tubuh lalu mengubahnya menjadi
serpihan-serpihan kecil yang dapat merusak dalam skala besar.

Iya, aku pinjam Nano List -nya
Songa Min. I'm a big fan!



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro