Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Awalnya

Hari ini seorang [L/N] [Y/N] telah menyetujui tantangan yang diajukan oleh Shimotsuki Shun. Bahwa [L/N] [Y/N] akan menaklukan hati si raja, Mutsuki Hajime.

Berita yang terpampang di Mading sekolah itu menggemparkan seisi sekolah. Disetiap langkahmu teriakan menyemangati dari para kaum Adam dan decihan tak suka dari kaum hawa menyertai. Membuatmu malu bukan main.

Tiba-tiba saja pundak kirimu ditepuk. Kau pun reflek menoleh untuk mencari tahu pemilik tangan itu, dan menemukan Shun dengan senyum lebarnya.

"Semangat, [Y/N]. Um ... sebagai permulaan bagaimana kalau kubantu? Untuk hari ini saja tentunya," ucap Shun yang terdengar seperti ejekan dari pemuda itu.

"Kau pikir aku kekurangan ide? Terima kasih aku bisa sendiri," tolakmu sambil mempercepat langkahmu memasuki kelasmu.

Shun tersenyum misterius seperti biasanya, "Semoga beruntung."

***

Kau baru saja duduk di kursinya saat segerombolan perempuan langsung mengelilingi mejamu. Kau jelas tahu apa maksud kedatangan mereka dari cara mereka menatapmu.

"Oh, sudah berani ambil tindakan ternyata? Kurasa dulu kau pernah bilang takkan menyukai Ousama?" Kata salah satu dari mereka yang kau tebak bernama Ruka.

Kau melirik gadis itu tajam, "Apa urusanmu? Kau pikir aku ingin? Kalau bisa memilih pun aku juga tak ingin, karena aku harus menghadapi lebah seperti kalian." Jawabmu membuat Ruka tersenyum licik.

"Kalau begitu batalkan saja, lagipula apa Shun saja tidak cukup?" Jawab temannya entah siapa namanya.

"Shun itu benar-benar temanku. Mana mungkin ada perasaan diantara kita, dan aku bukan orang yang hobi ingkar janji," Kau melirik jam dinding yang ada di depan kelas, "kurasa sebentar lagi Mutsuki-san akan segera masuk kelas."

Dan gerombolan perempuan itu langsung berlari keluar kelas. Dan berteriak dengan heboh saat pemuda yang mereka puja melewati mereka.

Risih, jelas saja. Bahkan kau saja mendengarnya risih. Kau benar-benar tak bisa membayangkan betapa risihnya teman sekelasmu itu, dari pagi sampai pulang sekolah mereka tak memberi waktu Hajime untuk sendiri.

"Tidak ikut gerombolan mereka?" Tanya Kai dengan nada menggoda lantas duduk di mejamu.

Kau menopang dagunya lantas menutup matamu, "Tidak."

"Jadi bagaimana dengan rencanamu menaklukan Hajime?" Tanya Kau lagi.

"Kurasa aku akan menyatakan perasaanku."

"Sungguh? Yah, apapun rencananya semoga beruntung. Aku kembali ke kelas dulu, kutunggu kabar gembira darimu." Pamit Kai tak lupa sambil menepuk kepalamu.

Kau hanya bias menggerutu. Tak tahu seseorang mengamatimu berbicara dengan Kai. entah apa yang ada dipikirannya.

"Hajime, ada apa?" Tanya Haru melihat temannya tampak tak fokus

Hajime menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, "Tidak. Aku hanya memikirkan apa yang akan dia lakukan untuk mendapatkanku,"

Tiba-tiba kau berdiri dari kursimu dan berjalan menuju meja Hajime dan Haru. Seluruh perhatian langsung berpindah padamu dan Hajime yang kini saling berhadapan dengan meja sebagai pembatas.

"Aku ingin mengatakan sesuatu, temui aku nanti di lapangan." Ucapmu lalu kembali ke mejamu dan menulis sesuatu di buku catatanmu.

"Kurasa tak ada perempuan seberani [Y/N]." Komentar Haru setelah sadar dari keterkejutannya. Hajime hanya diam entah apa yang dia pikirkan.

Seisi kelas heboh. Apalagi sekumpulan penggemar Hajime yang beruntung bisa sekelas dengan idola mereka. Mereka tanpa menunggu lama langsung memberitahu penggemar Hajime yang lain tentangmu yang akan menyampaikan perasaan di lapangan.

***

Bel istirahat baru saja berbunyi. Hajime dan Haru baru saja keluar kelas. Kau pun menyiapkan diri untuk pengakuan cintamu. Pengakuan cinta paling gila yang pernah kau tahu.

Kau jelas tahu resiko melakukan pengakuan ini adalah penolakan. Karena sudah banyak perempuan mulai dari kakak kelas sampai adik kelas yang menyatakan cinta pada Hajime dengan hasil yang sama. Yap, penolakan secara halus dan menyakitkan. Dan itu pasti akan menyakitkan.

Tapi menurut rencanamu, pertama kau akan menyatakan perasaaanmu yang sudah pasti ditolak. Setelah penolakan itu kau akan mendekati Hajime. Istilahnya pepet terus jangan kasih kendor. Begitulah rencanamu.

Kau pun berdiri dan berjalan keluar kelas menuju lapangan, tempatmu menyatakan perasaaanmu. Dan kau yakin ini akan jadi salah satu memori yang takkan terlupakan di sepanjang hidupmu.

Begitu sampai di lapangan kau bisa melihat banyak siswa yang mengelilingi lapangan. Di tengah lapangan sana berdiri Hajime sambil melipat kedua tangannya.

Kau menelan ludahmu dengan susah payah melihat kerumunan ini. Kau mulai ragu dengan pilihanmu. Biar bagaimanapun kau jelas akan malu ketika ditolak. Harusnya kau memilih tempat yang sepi seperti belakang sekolah, tempat favorit untuk menyatakan perasaanmu.

"Sungguh? Yah, apapun rencananya semoga beruntung."

Kau teringat kata-kata Kai. Kau kembali mengatur napasmu dan mengontrol jantungmu yang berdetak liar. Lalu mulai berjalan memecah kerumunan dan menghampiri Hajime yang sudah menunggumu.

"Katakan saja sekarang." Ucap Hajime sambil menatapmu tajam

Kau menunduk dengan wajah yang memerah, "T-tunggu dulu, hatiku belum siap." Sorak sorai penonton membuatmu semakin gugup kakimu mendadak lemas. Kau pun menarik napasmu lagi dan mengatur detak jantungmu.

"MUTSUKI HAJIME-SAN AKU MENYUKAIMU!!" teriakmu masih dengan wajah yang tertunduk dan rona merah yang menutupi seluruh mukau bahkan sampai belakang telingamu.

"Ya, dan aku tidak. Kalau hanya itu aku akan pergi." Hajime pun berbalik dan berjalan menjauhimu.

Air matamu siap jatuh kalau saja kau tak menahannya. Banyak desah kecewa dari para penonton yang berharap lebih padamu. Kau pun mengangkat kaepalamu dan berteriak sekali lagi, "Tunggu saja aku takkan menyerah!"

"Hm, kutunggu usahamu." Ucap Hajime sambil menoleh ke arahmu yang sedang menatap Hajime tak percaya. Tanpa menunggu reaksi darimu Hajime pun berjalan keluar dari lapangan dan para penonton pun langsung meninggalkan tempat.

"Lihat saja nanti!" teriakmu kesal.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro