Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

21 | History of the De Leroy Family

Freya kebingungan dan dia yakin dua remaja laki-laki di dalam ruangan itu juga sama bingungnya. Dia menatap Luke, Luke menatap Lord Kazimir seperti bocah bodoh. Yah, dia bodoh tapi bukan itu intinya. Dia melirik Alois yang juga bingung dengan apa yang baru saja dikatakan ayahnya.

"Apa?" gumam Luke.

"Kau Pangeran Lucanne, kan? Jangan berbohong," kata Tuan Kazimir. "Alois, jelaskan."

"Aku membantu Luke kabur." Pangeran Demonio itu melangkah ke depan dan berdiri di antara Luke dan Freya. "Tapi Ayah, aku yakin Luke tidak bersalah."

Tuan Kazimir menaikan satu alisnya, sebelum ekspresinya kembali datar seperti biasa. "Aku juga tidak yakin bahwa kau bisa membunuh sepupu sahabatmu sendiri," katanya jelas ditunjukkan untuk Luke. "Tapi pertanyaannya adalah, apa yang kalian berdua lakukan di sini? Luke, ayahmu sangat sedih dan marah."

"Aku tahu tapi itu juga bukan jawaban yang kuinginkan!" Pangeran muda itu merengek. "Bagaimana kau bisa mengenaliku?"

"Matamu." Tuan Kazimir menjawab. "Matamu masih identik dengan mata ayahmu. Itu terlalu jelas bagiku. Lain kali kau ingin menipuku, jangan lupa mengubah warna matamu."

"Uh, Ayah, kami yakin ada yang salah dengan darah Luke. Freya ingin menguji darahnya dan aku setuju tapi dia tidak mau," kata Alois, menjawab pertanyaan ayahnya.

"Bagaimana tepatnya kau ingin menguji darahku? Tidak, tidak ada yang salah dengan darahku, mungkin itu lidahmu." Luke bersikeras. Sejujurnya, jika mereka tidak berada di hadapan Tuan Kazimir, Freya pasti akan memukulnya karena menjadi begitu keras kepala.

"Memangnya apa yang salah?"

"Lidahku terbakar saat meminum darahnya."

"Kau meminum darahnya? Kenapa?"

"Kami memiliki kesepakatan, jika aku berhasil membantunya kabur, dia akan mengizinkanku meminum darahnya." Alois menatap Luke. "Benar, kan?"

"Ya," kata Luke. "Aku yang membuat kesepakatan itu."

Untuk sesaat, Lord Kazimir tampak tertekan setelah mendengar jawaban dari Luke, tetapi hanya untuk beberapa detik, Freya menyadarinya.

"Dan mengapa kalian melakukan itu?" tanya pria berambut hitam itu sambil menghela napas. Dia menatap Luke. "Maksudku, jika kau ingin kabur dari Rivalian, beritahu ayahmu dulu. Jika bisa, dia pasti hampir terkena serangan jantung saat mendengar berita itu, untungnya tidak."

"Ayah, bisakah kau berhenti berbicara tentang Raja Nicholas dan mencoba untuk benar-benar membantu kami?" mohon Alois. Pertanyaan muncul di benak Freya, mengapa Tuan Kazimir sepertinya sangat peduli dengan Raja Nicholas?

"Ah, ya, tentu saja. Ayo ke perpustakaan." Tuan Kazimir berbalik dan keluar dari ruangan, Freya dan dua pangeran itu mengikuti.

...

Perpustakaan Demonio terlihat sangat luas. Meskipun interiornya tetap saja hitam tapi itu tidak masalah. Anehnya tidak ada yang berjaga di perpustakaan ini. Itu terlihat biasa saja untuk sebuah perpustakaan. Rak-rak buku, beberapa sofa dan meja. Tapi ada lemari kaca di antara dua rak, beberapa buku di dalamnya terlihat cukup tebal.

"Sebelum kau menganggap sesuatu yang buruk, kau harus mengetahui sejarah De Leroy," kata Tuan Kazimir. Pria itu berjalan ke lemari kaca dan membukanya, mengambil satu buku tebal dari sana. Dia berjalan ke salah satu meja, meletakkan bukunya di atasnya dan duduk di sofa. Sebelum membuka buku, dia mengisyaratkan ketiga remaja di sana untuk mengikutinya.

Mereka bertiga pun mengikuti isyarat tersebut. Freya memutuskan untuk duduk agak jauh dari Tuan Kazimir, jadi dia duduk di samping Luke. Alois langsung mengambil tempat di sebelah ayahnya.

"'Sejarah Keluarga De Leroy'? Ayah, apa ini?" tanya Alois setelah membaca judul buku tersebut.

"Bagaimana kau bisa memiliki buku ini? Aku pikir itu hanya ada di perpustakaan istana Rivalian," celetuk Luke.

"Kami semua pemimpin wilayah memiliki masing-masing cetakan tentang sejarah wilayah lain," jawab Kazimir. "Jika ada satu peristiwa baru, maka secara otomatis ditambahkan ke halaman baru buku ini dan lainnya. Buku ini sangat rahasia, dan hanya kami yang mengetahui tentang buku ini."

"Apakah buku ini memiliki sihir Igrum?" tanya Freya. Dia sempat membaca tentang sihir semacam ini di buku yang diberikan oleh Aisha kepadanya.

"Ya, tepat sekali." Tuan Kazimir membuka buku tersebut dan mulai membaca, "Pada suatu ketika, satu abad setelah bangsa manusia binasa, seorang malaikat bernama Azriel datang ke bumi. Dia bertemu dengan kekasihnya, Anne De Leroy, yang merupakan seorang Druid. Malaikat itu mengaku membawa berita dan perintah dari Dewi Cahaya. Saat itu, ras Druid hampir berakhir. Dewi Cahaya telah memerintahkan Azriel untuk datang ke bumi dan mulai memiliki keturunan dengan kekasihnya. Maka Azriel datang ke bumi. Melihat tidak ada pilihan lain, Anne, selaku Ratu Druid pada saat itu, akhirnya menyetujui hal tersebut."

"Tunggu, jadi keluarga De Leroy memiliki darah malaikat?!" sela Alois. "Jadi itu sebabnya darahnya membakar lidahku."

"Keluargaku memiliki darah malaikat?" gumam Luke, terlihat terkejut.

"Kau tahu, kaum Druid seharusnya hanyalah manusia dengan sedikit sentuhan sihir," timpal Tuan Kazimir. "Itulah kenapa mereka masih bisa bertahan dari kepunahan manusia. Tapi sejak Ratu Anne memiliki keturunan, kalian menjadi berbeda."

"Kau tidak tahu?" tanya Freya kepada Luke. Dilihat dari mata anak laki-laki itu, Freya sudah tahu jawaban dari pertanyaannya.

"Tidak. Meskipun memiliki buku itu di perpustakaan, aku tidak pernah menyentuhnya. Hanya ayahku yang memiliki kunci untuk membuka lemari yang menyimpan buku itu." Dia menatap Tuan Kazimir. "Bisakah kau lanjutkan?"

"Tapi darah itu dikutuk. Dewi Cahaya sendiri tidak bisa membantu. Kutukan itu ada karena The Angel of Dream and Nightmares, yang tidak diketahui namanya. Rumornya dia memiliki masalah dengan Dewi Demeter, yang membuat darah para malaikat terkutuk. Karena itu, para malaikat tidak memiliki anak lagi. Tetapi demi kelanjutan bangsa Druid, Ratu Anne rela menerima kutukan tersebut dalam darah keturunannya."

"Tapi kata orang-orang kutukan itu muncul karena pernikahan antara De Leroy dengan seorang Winters," kata Freya. Apakah semua itu bohong? Dia tidak tahu, tapi jika memang apa yang dikatakan buku itu benar, maka cerita yang sudah mereka percayai selama ini adalah kebohongan.

"Itu benar. Ceritanya benar. Dikatakan dalam buku ini, Dewi Cahaya membuat kutukan menjadi lebih ringan. Dia membuat kutukan itu hanya akan aktif jika seorang De Leroy menikahi seorang Winters. Untuk beberapa ratus tahun, pernikahan antara seorang De Leroy dan Winters dilarang keras, sampai Raja Lucanne I menikah dengan Regina Winters."

"Itu sangat bodoh. Kenapa dia harus menikah dengan seorang Winters?" kesal Luke.

"Ayahmu juga menikahi seorang Winters, padahal sudah kami larang." Tuan Kazimir membolak-balik halaman buku tersebut. "Tapi ada cara untuk mematahkan kutukan itu. Silas De Leroy berhasil mematahkannya. Kuncinya adalah: menerima kutukan."

Freya menatap Luke yang matanya melebar, tidak percaya. Semudah itu? Yang benar saja. Freya melawan desakan untuk memutar matanya.

"Menerima kutukan?" Luke berkedip. "Semua omong kosong yang aku lakukan selama ini hanya ... apakah semuanya sia-sia?!"

"Yah tidak juga, setidaknya kita tahu kau memiliki darah malaikat," sahut Alois. "Ayah, tolong lanjutkan."

"Namun ada juga cara alternatif jika cara pertama tidak berhasil. Cara yang dilakukan Nicholas Aero De Leroy. Selang beberapa waktu, kutukan itu kembali lagi dalam diri Lucanne Nikolai De Leroy, putranya. Raja Nicholas menemukan bagian dari kekuatan Dewi Cahaya dan menggunakannya untuk mematahkan kutukan, tetapi tidak untuk waktu yang lama."

"Nikolai?" gumam Alois.

"Nama tengahku," jawab Luke sambil memutar matanya. "Jadi cara pertama tidak berhasil denganku. Kurasa aku harus menemukan bagian dari kekuatan Dewi Cahaya, kalau begitu?"

"Untung ayahmu berhasil menemukan bagian itu. Sekarang Dewi Cahaya telah menghilang, mustahil menemukan bagian kekuatannya lagi." Tuan Kazimir menutup buku itu. "Kenapa tidak mencoba cara pertama?"

Luke terlihat tidak yakin. Freya tahu betapa sulitnya penerimaan itu. Meskipun terdengar mudah, tapi itu sebenarnya sulit.

"Coba saja, Luke," kata Freya. "Mungkin itu akan berhasil."

Luke menghela napas, menatap tangan kirinya. "Bodoh jika aku menutup mataku dan mengucapkan bahwa aku menerima kutukan ini berulang kali, 'kan? Pasti ada maksud lain dalam 'menerima kutukan' ini."

"Penerimaan diri," kata Tuan Kazimir.

Luke menjentikkan jarinya. "Tepat." Dia memakai sarung tangannya. "Tapi itu tidak akan berhasil, jadi kurasa kita terjebak untuk menemukan bagian dari Dewi Cahaya." Dia berdiri dari sofa itu dan berjalan ke luar.

"Luke, tunggu!" teriak Alois yang berlari keluar untuk menyusul temannya.

Freya juga berdiri, berniat menyusul keduanya sebelum mereka melakukan hal bodoh lain.

"Freya, tunggu." Perintah Tuan Kazimir membuatnya berhenti. Freya berbalik untuk menatap pria itu. "Kau lihat betapa keras kepalanya dia, 'kan?" Freya mengangguk. "Dia bisa saja bebas jika dia benar-benar mencoba cara pertama. Tapi dia bersikeras untuk menemukan Dewi Cahaya. Kau tahu kenapa?"

"Kenapa?"

"Dia tidak heran adalah salinan mini dari ayahnya. Keduanya begitu keras kepala pada apa yang mereka anggap benar dan terbaik untuk diri mereka sendiri, padahal jelas tidak. Aku sudah mengenal ayahnya selama bertahun-tahun, aku tahu bagaimana perilaku De Leroy. Luke hanya membutuhkan seseorang untuk menunjukkan padanya jalan yang benar, aku mohon padamu, Freya, tolong tunjukkan padanya jalan itu."

"Tapi kenapa aku?"

"Karena kau mengingatkanku pada ... seseorang. Seseorang yang dulu sangat dekat dengan Nicholas namun begitu jauh dengan Luke." Tuan Kazimir tersenyum. "Tolong jaga Alois juga. Aku tahu dia akan mengikuti rencana Luke secara membabi buta, kau harus menjaga keduanya. Untukku dan untuk Raja Nicholas."

Mereka mendengar suara yang berisik. Luke kembali lagi bersama Alois. "Freya, ayo! Kereta kudanya sudah siap!" seru anak laki-laki berambut cokelat itu.

"Ayah, aku mohon izin!"

Tuan Kazimir mendengkus mendengar permohonan anaknya. Tapi tetap tersenyum kepada Freya dan memberikan izin tersebut kepada Alois.

Menjaga mereka berdua, ya? Merepotkan sekali.

...

"Apakah kau pernah berpikir sebelum membuat keputusan, Luke?" tanya Freya ketika mereka sudah berada di dalam kereta kuda dengan Alois yang mengendarainya. "Bagaimana kau akan menemukan potongan kekuatan Dewi Cahaya jika kau tidak tahu di mana dia!"

"Ya aku tau itu. Tapi aku yakin dia masih di sini di suatu tempat." Luke mengeluarkan sesuatu dari sakunya. "Kita akan memeriksa istana lama De Leroy, anehnya itu tidak di Rivalian, tapi di Einheit."

"Bagaimana kau tahu?"

"Aku pernah menyelinap ke ruang kerja ayahku dan kebetulan dia sedang membaca buku yang tadi di baca oleh ayah Alois, dan karena ayahku sedang tidak ada, aku mencari halaman yang menarik dan menemukan ini." Dasar pembohong, dia bilang dia tidak pernah membaca buku itu dan ternyata pernah. Freya bertanya-tanya mengapa bisa ada orang yang percaya dengannya.

"Kau merobek halaman itu?" tanya Alois.

"Tidak, sebenarnya aku menghafalkannya dan menyalinnya di kertas lain." Luke menyeringai. "Tapi sebelum itu, kita akan menjemput Gwen dan Matthias."

"Siapa Matthias?" tanya Alois.

"Dia seorang werewolf," jawab Freya. "Korban perdagangan ras. Kami berteman dengannya dan kebetulan mereka ada di Gaetta. Aku akan mengabari Aisha."

"Ide bagus karena aku khawatir akan mabuk laut jika harus ke sana lagi," cetus Luke.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro