Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Asd&@#/!+G58€£

(Pic from Pinterest)

Ahoj, Folks!

Kembali lagi bersama denganku, Bang Akumu yang masih setia dengan sendiri dan enggak pernah pindah ke lain hati. Karena, bagaimana mau pindah? Punya saja tidak. (Ketawa dan lima detik kemudian nangis.)

Tak perlu berbasa-basi lagi, karena memang aku sudah terlalu basi. Aku akan jelaskan kenapa judul di atas begitu absurd.

Apa itu artinya yang aku bahas adalah hal yang absurd?

Apa keypad di ponselku lagi mogok kerja, sampai kerjanya asal-asalam?

Atau bahkan, aku lupa minum obat?

Jawabannya adalah bukan ketiga hal itu. Tapi, lebih ke arah yang sangat simpel.

Mau tahu?

Aku akan kasih tahu, tapi izinkan aku untuk pakai helm, baju anti peluru, dan perisai. Sebagai bentuk antisipasi hal-hal yang tidak aku inginkan.

Jadi, kenapa judulnya seperti itu? Jawabannya, karena artikel ini akan membahas tentang gaya parenting kebebasan atau yang lebih terkenal dengan sebutan Off-grid Parenting.

Terus apa hubungannya sama judul di atas? Karena bahas kebebasan, jadi aku pun bikin judulnya sebebas-bebasnya aku.

Setuju, enggak?

(Pic from Pinterest)

Maafkan diriku yang kelewat kreatif dan membuat tangan kalian terasa gatal ingin menabokku segera. (Sungkem)

Sebelum aku bahas lebih lanjut, kalian sudah tahu soal gaya parenting yang satu ini? Atau baru pernah baca? Atau sudah pernah lihat, tapi terlalu mager untuk membacanya lebih rinci?

Yang mana, hayo...?

Off-grid parenting memberi anak kebebasan penuh. Jadi, gaya pengasuhan ini menyingkirkan konsep tradisional seperti waktu tidur, pengobatan modern, toilet training, hingga sekolah. Iya, sekolah. Kalian enggak salah baca kok.

Soal pendidikan, anak tak mengikuti sistem sekolah. Untuk pendidikan, orang tua yang menerapkan pola pengasuhan off-grid ini enggak hanya menerapkan homeschooling, tapi juga unschooling yakni istilah baru ketika anak belajar hal-hal yang ingin mereka pelajari dan sesuai keinginan mereka sendiri.

Orang tua yang menerapkan off-grid parenting mengajarkan anak-anaknya tentang apa saja yang mereka yakini penting, dengan memilih keluar dari praktik kurikulum tradisional dalam sistem sekolah dan homeschooling. Dengan metode ini, anak-anak tak berhubungan dengan anak lain di kelas. Pendidikan gaya bebas ini membuat anak-anak memilih mata pelajaran sendiri, bahkan jika itu melukis atau bermain di luar.

Metode pengasuhan ini memungkinkan anak membuat keputusan sendiri, tanpa peraturan, regulasi,  dan masukan atau bimbingan dari orang tua mereka.

Jadi, anaknya benar-benar dilepas oleh orang tuanya untuk menjalani kehidupannya. Tapi, mereka masih membiayai hidup anak mereka sampai mereka sudah bisa memenuhinya sendiri.

Gaya parenting yang malas? Atau gaya parenting yang kreatif?

(Pic from Pinterest)

Aku sendiri tidak tahu jawabannya. Bukan karena enggak memahami maksudnya lebih mendalam. Nikah saja belum. Bagaimana bisa menemukan jawaban yang tepat? Betul enggak, folks?

Tapi, kalau ditanya pendapatku sebagai seseorang yang nantinya punya anak dan pernah menjadi seorang anak, gaya parenting ini sangat menyenangkan dan cukup membahayakan.

Sangat menyenangkan karena anak-anak jadi bisa belajar semaunya, tanpa perlu memikirkan hal lain. Cukup bahayanya karena anak-anak bisa mempelajari sesuatu yang seharusnya belum boleh dipelajari di usianya.

Kreativitasnya mungkin bisa sangat terasah, karena mencoba berbagai hal baru yang mereka temui. Tapi di sisi lain, self awareness mereka sangat dangkal. Berani mencoba, tapi enggak mempelajari apa risikonya.

Misal, mereka mencoba menyalakan api menggunakan korek kayu. Mereka akan mengerti kalau dua buah material tertentu jika digesekkan akan menciptakan api, tapi mereka enggak tahu kalau api yang mereka buat bisa menjadi malapetaka kalau disalah gunakan atau tidak hati-hati dalam menggunakannya. Ibaratnya ilmunya bertambah, tapi nyawanya menipis.

Serem? Ya, iya lah.

Kebebasan memang semestinya diterapkan, tapi bukan berarti dilepas gitu saja. Seperti membesarkan kodok sejak masih berudu. Dirawat sampai punya kaki dan bisa melompat, lalu dilepas begitu saja di sungai. Lima detik kemudian, mereka jadi santapan ikan di sungai.

Serem? Ya, iya lah.

Tapi, aku pun sebenarnya sedikit setuju dengan gaya parenting ini. Kenapa? Karena bisa membuat anak jauh lebih kreatif dan tak takut untuk mempelajari sesuatu yang baru. Jiwa dan raga mereka bebas menjelajahi luasnya dunia yang mereka sedang pijak.

Siapa tahu, kalau menerapkan gaya parenting ini, di usia lima tahun anak kalian sudah bisa menciptakan pesawat asli. Bukan pesawat telepon dan juga bukan pesawat kertas. Atau yang lebih kerennya lagi, sudah bisa menciptakan roket.

(Pic from Pinterest)

Semuanya kembali lagi kepada kalian sebagai orang tua. Yang namanya mendidik seorang anak setiap orang punya caranya masing-masing. Benar atau enggaknya adalah tanggung jawab mereka sebagai orang tua. Mau anak mereka menjadi apa nantinya, tergantung dari bagaimana cara anak mereka dididik.

Kalau kalian mendidiknya sebagai seorang tentara, maka kelak diapun akan menjadi tentara. Kalau kalian mendidiknya sebagai seorang dosen, maka kelak diapun akan menjadi musuh alami bagi para mahasiswanya yang sudah datang on time, tapi anak kalian tiba-tiba izin.

Hidup akan lebih berwarna kalau setiap orang menjalani hidupnya dengan pendapat dan kemauan masing-masing. Itu sebabnya, kenapa banyak sekali anak-anak luar biasa di dunia saat ini. Para orang tua yang sabar dalam mendidik anak-anak kalian lah penyebabnya.

Itu saja dariku, Donadagohvi.

(Pic from Pinterest)

Topik: Gaya Parenting

Source:

https://www.haibunda.com/parenting/20180311062945-62-14729/off-grid-parenting-pola-asuh-yang-benar-benar-membebaskan-anak

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro