Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Acak-Acakan Sekalipun Tetap Ada Nilainya

(Pic from Pinterest)

Bonjour, Folks.

Keep stay at home, right? Cause when you sick, I sick too. So, take care yourself and don't forget to wash your hand before doing 'rebahan'.

So this time... ini kenapa jadi pakai Bahasa Inggris terus, ya? Maaf, ya. Maklum, masih jetlag dari film yang kutonton tadi malam. Tapi enggak perlu kuartikan paragraf di atas, kan? Kalian semua pasti sudah tahu apa artinya. Ya inti dari paragrafnya, aku sayang sama kalian.

(Kalian boleh gebuk online aku sepuasnya di bagian ini.)

Mengenai judul yang kutulis di atas, apa ada yang sudah tahu aku mau membahas apa?

Kalau sudah, apa hayo?

Bagi kalian yang bilang, "Suga BTS, ya? Soalnya kan dia acak-acakan aja tetep cakep." Sini coba hampiri aku, biar kutabok online dulu.

Bukan, ya... aku di sini tidak akan membahas si cowok cantik itu, tapi aku ingin membahas sebuah hobi. Hobi yang menghasilkan uang berlimpah dan hobi yang juga dibutuhkan bakat.

Hobi? Acak-acak barang orang? Enggak lah. Mana ada acak-acak barang orang dapat duit. Emang kalian penagih hutangnya lentenir?

Hobi yang akan aku bahas adalah....

(Pic from Pinterest)

Tada! Yap kalian benar, fotografi.

Kesal, enggak? Gambarnya tentang melukis, ternyata yang dibahas malah fotografi.

Sudah... tidak perlu gondok. Aku pun hanya bercanda. Maafin, ya? Aku akan bahas soal melukis kok, bukan tentang fotografi.

(Kalau enggak dimaafin, nanti kamu disayang aku. Mau?)

Bicara soal melukis, apa ada dari kalian yang juga punya hobi ini? Atau malah, karya kalian sudah pernah menang kontes? Atau yang lebih bagus lagi, karya kalian sudah pernah dibeli?

Wah... kalau sudah pernah dibeli, kenapa enggak menraktirku makan? Kalau besok laku lagi, jangan lupa traktir aku, ya?

Kalau karya lukis kalian sudah pernah dibeli, artinya kalian sudah bisa dianggap sebagai seorang pelukis. Kalau belum pernah, artinya kalian belum beruntung. Coba terus gosok kuas ke kanvas lebih sering lagi, oke? Jangan cuma gosok Ale-ale doang bisanya, ya?

Melukis merupakan kegiatan merakayasa medium dua dimensi atau bidang dari objek tiga dimensi menjadi sesuatu yang memiliki kesan tertentu. Medium lukisan yang biasa dipakai adalah kanvas, kertas, papan, dan medium lainnya.

"Terus kalau gambar-gambar di tembok pinggir jalan yang suka kita liat, itu sesuatu kegiatan melukis juga, Bang Akumu?"

Jawabannya, iya. Hanya saja, ada sebutan yang membedakan setiap pelaku, jenis seni lukisnya dan juga peralatan yang digunakan.

Pernah dengar soal grafiti dan mural? Menurut kalian, keduanya sama atau beda?

Salah satu contoh grafiti.

(Pic from Pinterest)

Salah satu contoh mural.
(Pic from goodnewsfromindonesia.id)

Selamat! Kalian yang jawab sama, harus remedial minggu depan, ya.

Grafiti dan mural sering dianggap sama. Padahal yang sama dari keduanya hanyalah medianya saja, yaitu tembok. Pesan yang terkandung dalam karya seninya, jauh berbeda. Simpelnya grafiti lebih mengedepankan estetika keindahan, sementara mural menyajikan kritik atau isu sosial yang sedang terjadi di masyarakat.

Grafiti juga biasanya hanya merupakan tulisan-tulisan saja (biasanya tulisan nama alias sang pembuatnya), sementara mural biasanya terdapat gambar yang dimodifikasi sedemikian rupa agar pesan yang terkandung di dalamnya bisa dipahami siapa saja yang melihatnya.

Alat lukis yang digunakan pun juga berbeda. Grafiti menggunakan cat semprot atau yang biasa kita sebut dengan 'pylox'. Mural menggunakan cat tembok dan berbagai pewarna lainnya.

Sampai sini sudah paham bedanya? Kalau belum, mulai minum yakult setiap hari, ya.

Sayangnya, di Indonesia seni lukis jenis ini seakan telah meredup. Dulu waktu aku SMP, grafiti artis (pelukis grafiti) itu banyak banget. Tembok-tembok di Jakarta dihiasi banyak sekali grafiti di mana-mana.

Bahkan, waktu SMP hampir setiap hari aku bawa satu cat semprot ke sekolah. Tujuannya biar bunyi kelontang-kelontongnya terdengar orang-orang, bukan buat melukis di tembok.

(Silahkan tabok berjamaah)

Aku sendiri memahami sih kenapa mulai hilang. Katanya, ada hukum yang melandasi kalau seseorang ketahuan mencoret-coret tembok tanpa izin itu bisa kena denda dan dipenjara. Nah, karena pada takut akan hal itu, mangkanya grafiti artis mulai berkurang.

Tapi, aku pun merasa senang setelah banyaknya tempat yang disediakan khusus untuk grafiti. Jadi, meskipun tembok di Jakarta mulai sepi, seenggaknya ada beberapa tempat yang temboknya ramai.

Mural di kawasan Kalijodo, Jakarta. Mural yang melambangkan persatuan antar grafiti artis yang ada di Indonesia. The popoh contohnya.
(Pic from tempo.co)

Dari membahas tentang seni lukis jalanan yang menggunakan media tembok, kita menuju ke seni lukis media canvas, papan, dkk. Kalau seni lukis ini, sudah enggak perlu ditanya lagi seberapa banyak aliran yang membedakannya. Banyak banget.

Menurut Markijar.com, ada 20 macam aliran seni lukis. Berikut nama-nama alirannya:

1. Surealisme: Penuh dengan khayalan dan fantasi yang tidak logis.

2. Kubisme: Memiliki bentuk-bentuk yang geometris seperti segitiga, kotak, kerucut, dan berbagai macam bangun datar dan ruang lainnya.

3. Romantisme: Melukiskan sesuatu yang indah dan fantastik. Seperti pemandangan, tragedi bersejarah, dan keindahan alam.

4. Ekspresionisme: Melukiskan kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi dalam suatu objek.

5. Impresionisme: Lukisan yang ditujukan untuk memperlihatkan kesan pada objek. Gambarnya terlihat sendikit kabur dan tidak mendetail.

6. Pointilisme: Lukisan yang dibuat dengan cara menitik-nitikkan canvas.

7. Fauvisme: Lukisan yang memberi kebebasan berekspresi, sehingga terlihat kontras dengan pemandangan aslinya.

8. Realisme: Lukisan yang berdasarkan tampilan sehari-hari, tanpa menambahkan hal lain agar terlihat lebih nyata.

9. Naturalisme: Hampir sama dengan realisme. Bedanya, lukisan pada aliran ini ditambahkan beberapa hal agar terlihat lebih indah. Ibaratnya, diedit gitu.

10. Abstraksionisme: Aliran ini menggunakan bentuk dan warna yang non-representasional (mengabaikan bentuk asli).

11. Futurisme: Lukisan terlihat seperti bergerak. Menekankan ada keindahan gerak, garis, visua dan warna sebagai seni lukis anti-kubisme yang statis.

12. Klasikisme: Lukisan yang menampilkan gambar secara klasik, serta memiliki karakter dan ciri tersendiri. Seperti lukisan Romawi dan Yunani.

13. Konstruktivisme: Lukisan yang menggambarkan sisi seni yang detail dari sebuah bangunan.

14. Dadaisme: Lukisan yang menyajikan karya artistik dari bentuk yang seram, magic, mengerikan, kekanak-kanakan (naive), terkadang mengesankan.

15. Pop Art: Lukisan yang melawan kebosanan dan kejenuhan terhadap seni lukis tanpa objek. Contohnya seperti karikatur.

16. Optik: Lukisan yang menggambarkan objek manipulasi visual yang dapat menipu mata.

17. Primitif: Lukisan yang menggambarkan sebuah objek berdasarkan gaya penggambaran primitif di dinding goa-goa.

18. Pittura Metafisica: Lukisan yang menggambarkan sentuhan metafisica. Objeknya seperti boneka-boneka atau manusia yang sedang melakukan aktivitas.

19. Kontemporer: Lukisan yang tidak terikat oleh pakem dan berkembang sesuai zaman.

20. Gotik: Lukisan yang menggambarkan sebuah objek dengan garis tebal dan bentuk ramping serta menegaskan sesuatu berdasarkan warna. Objek biasanya seorang kesatria, tokoh suci, raja dan ratu.

(Maaf tidak bisa kusertakan gambarnya, karena ada batas jumlah gambar dalam satu work di Wattpad. Kalau penasaran dengan lukisannya seperti apa, minta tolong sama Google-san, ya?)

Dari semua jenis aliran seni lukis itu, yang paling membuatku sangat tertarik adalah Abstraksionisme atau Abstrak.

Kenapa? Soalnya, lukisan dengan aliran ini sangat susah dipahami apa maksud dari sang pelukis dari lukisan yang digambarnya. Aku pun terheran-heran apa yang ada di dalam kepala sang pelukis saat menggambar karyanya itu.

Contoh nih, ya....

(Pic from fineartamerica.com)

Ini adalah salah satu karya seni abstrak dari pelukis Jackson Pollock. Dia adalah pelukis pertama yang membuatku geleng-geleng kepala. Pertama kali aku tahu sosok dia adalah saat aku masih SMA, itu pun enggak sengaja.

Aku ketemu dengan lukisan itu saat aku iseng bersalancar di google. Awalnya, aku bingung lukisan apa sih itu? Terus, kubaca penjelasannya dan ternyata itu adalah seni lukis aliran abstrak karya Jackson Pollock.

Sekilas memang terlihat biasa saja. Tapi, coba kalian perhatikan lebih lama lagi. Entah kenapa, lama-lama terlihat indah. Merasa juga, enggak? Kalau enggak berarti kita enggak sehati.

Terus, karena lukisan Jackson Pollock berbentuk abstrak, banyak kritikan pedas dilemparkan padanya. Bahkan, beberapa ahli seni termasuk Robert Coates menilai bahwa karya lukisan Jackson Pollock hanya sebuah gambar acak-acakan yang objeknya tidak teroganisir serta tidak mempunyai arti dan nilai.

Namun, kritikus seni Clement Greenberg malah memuji karya dari Jackson Pollock dan menobatkan karyanya sebagai lukisan terbaik pada saat itu (Sekitar tahun 1943-1952).

Belum sampai di situ. Menurut lifepal.co.id, ada satu karya Jackson Pollock yang diberi nama "Number 17A" menjadi salah satu dari lima lukisan termahal di dunia.

Kayak apa sih lukisannya? Kayak gini bentuknya.

(Pic from theartstack.com)

Berapa harganya? Milliarder Kenneth C. Griffin membelinya seharga Rp 2,8 triliun.

Wadaw... uang segitu kalau dipakai buat beli bola plastik, penduduk sepulau jawa bisa mandi bola berjamaah.

Terus, aku sendiri pun suka iseng-iseng membuat karya abstrak melalui aplikasi picsart kalau lagi senggang. Ini salah satunya.

(Pic from galeri hp Abang Akumu)

Bagaimana? Kalau dijual, paling cuma bisa biat beli kuaci. (Ketawa sambil nangis)

Ya... namanya juga seni. Ada orang yang paham letak estetika keindahannya, ada juga yang enggak. Tapi harus selalu diingat, kalau kalian enggak bisa melihat keindahannya di mana, jangan menghujat.

Sebuah karya seni itu sulit sekali untuk dibuat. Bukan cuma soal idenya saja, tapi juga peralatannya. Kuas yang jenisnya beragam, berbagai jenis cat dan warnanya, palet, kanvas, dan easel itu semua enggak murah harganya.

Sudah alatnya mahal dan membuatnya susah payah, eh malah dihujat. Sudah begitu, yang hujat cuma butuh mulut tanpa mengeluarkan biaya apapun. So, jangan lupa untuk tetap respect terhadap semua karya seni apapun itu jenisnya, oke?

Mengkritik itu enggak masalah, yang masalah itu menghujat dan merendahkan.

Itu saja dariku, Farvel.

(Pic from Pinterest)

Topik: Hobi.

Source:

https://www.romadecade.org/seni-lukis/

https://www.inibaru.id/infografik/sering-dianggap-sama-begini-perbedaan-mural-dan-grafiti

https://www.google.com/amp/s/www.idntimes.com/science/discovery/amp/muhammad-idris/5-fakta-jackson-pollock-seniman-abstrak-terhebat-dalam-sejarah-exp-c1c2

http://www.markijar.com/2017/02/20-macam-aliran-seni-lukis-lengkap.html?m=1

https://www.google.com/amp/s/lifepal.co.id/media/lukisan-termahal-di-dunia/amp/

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro