Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 46 [New Chapter+Tokoh Baru]

"Gue mau diapain nih?" batin Felix.

Untuk kali pertama Felix merasa terancam. Dia sedikit terkejut karena baru menyadari bahwa wajah Rahel terlihat mirip dengan Brian.

"Dia nggak akan nyuruh gue nyium kakinya, kan?" batin Felix kembali, mengingat kembali kebiasaan kakak Rahel yang menyuruh seseorang mencium kakinya.

Felix berdiri meringkuk. Menghindari kontak mata dengan Rahel, ia menegur dengan gugup. "K-kamu mau ngapain?"

"Aku mau ngomong sama kamu," ujar Rahel dengan raut wajahnya yang tampak datar.

"Y-ya udah, ngomong aja. Tapi mundur dulu."

"Kamu itu kenapa, sih, Felix? Kamu menghindar dari aku?"

"E-enggak," sangkal Felix.

"Terus ini apa namanya? Kalau kamu ngomong, liat aku."

Felix kembali menelan ludahnya dan memberanikan diri untuk memandang Rahel. "Udah, kamu mau ngomong apa?"

"Aku mau minta maaf ke kamu, tapi selama ini kamu menghindar dari aku. Aku tahu kamu ngelakuin itu karena Brian. Dari jauh-jauh hari aku udah mau minta maaf ke kamu atas apa yang udah Brian lakuin ke kamu."

"Kan yang salah Brian, kenapa kamu yang minta maaf?" Felix perlahan mendapatkan keberanian, menyadari bahwa Rahel adalah orang yang pernah mengisi hatinya.

Dan saat itu, di ujung lorong tempat mereka berada, Ardian yang baru saja datang harus menghentikan langkahnya ketika melihat adegan pemalakan romantis yang tengah dilakukan oleh Rahel. Ardian kemudian memilih untuk menunggu hingga kedua orang itu menyelesaikan urusan mereka.

Rahel kemudian menarik kembali tangannya dan berbicara dengan lebih lembut. "Kamu baik-baik aja, kan?"

Felix menggeleng, namun dengan cepat ia meralat jawabannya. "Baik."

"Brian gangguin kamu lagi?"

"Udah nggak pernah ketemu lagi."

"Aku bener-bener minta maaf, gara-gara aku Brian mukulin kamu."

"Bukan Brian yang gebukin aku," celetuk Felix.

Rahel tertegun. "Bukan Brian?"

"Cuma anggota Red Tiger, Brian nggak ada di sana. Lagian ini bukan salah kamu, sebelum kamu dateng, anak-anak Red Tiger udah buat masalah duluan sama aku. Jadi kamu nggak perlu minta maaf."

"Kalau gitu kenapa kamu hindarin aku terus sejak insiden itu?"

Felix terlihat tengah mencari alasan. "Ya ... anu ... bukan gitu ... gue cuma ngerasa nggak enak sama Brian."

"Ngerasa nggak enak gimana?"

Felix berbicara dengan lebih berhati-hati, mencoba memberikan jawaban yang masuk akal. "Ya ... Brian, kan musuhnya Daniel, Daniel temen aku dan kamu adeknya Brian. Aku nggak enak aja sama Daniel."

"Terus aku temenan sama kakaknya Daniel dan nggak ada masalah," celetuk Rahel, tampak ia yang belum menerima keputusan Felix. "Ini nggak ada hubungannya sama masalah yang dulu, kan?"

"Hah? Yang dulu?" Felix tertegun. "Masalah yang mana?"

"Waktu aku putusin kamu?" celetuk Rahel.

Felix melanjutkan ketertegunannya, disusul oleh Ardian yang ikut tertegun.

"Mereka pernah pacaran?" batin Ardian.

"Kamu nggak benci aku gara-gara itu, kan?"

Mata Felix mengerjap. Raut wajahnya terlihat datar. "Mau jawaban jujur?"

Rahel mengangguk.

Felix bergeming dengan tangan yang masih menyilang di dada dan punggung yang menempel pada tembok. Hening sesaat hingga seekor lalat hinggap di wajah Felix dan seakan membawa kesadaran Felix yang sempat terbang menjauh, pemuda itu memukul wajahnya sendiri. Berniat mematikan si lalat namun justru melukai dirinya sendiri.

"Awh!" Felix menegakkan punggungnya dan sekilas menggosok wajahnya.

"Felix," tegur Rahel bernada serius.

Felix kemudian menurunkan tangannya dan kembali berhadapan dengan Rahel.

"Ini aku serius ngomong sama kamu. Kamu jawab serius sekarang."

"Mendingan kita nggak usah ngungkit masalah itu lagi. Kita udah pada dewasa sekarang, sekarang situasinya juga udah beda. Lebih baiknya—"

"Kamu benci sama aku?" celetuk Rahel, tampak menuntut jawaban dari Felix.

Felix sempat terdiam sebelum akhirnya menanggapi Rahel setelah berusaha untuk melarikan diri. "Waktu itu ... kamu beneran selingkuh?"

Kini Rahel yang bergeming, tapi dia tidak memiliki keraguan di dalam hatinya.

Felix melanjutkan, "aku sempet sakit hati sama kamu, tapi itu dulu. Itulah alasan kenapa aku nggak mau ngungkit masalah itu. Sekarang kamu diem aja, kan? Nggak ada klarifikasi. Ujung-ujungnya aku yang sakit hati lagi."

Suasana tiba-tiba berubah, Ardian kembali diberikan kejutan. Kisah asmara keduanya tidak lebih baik dari pertemuan kembali keduanya.

"Kalau aku jelasin, kamu akan percaya?"

"Kalau nggak ngelakuin, ngapain mutusin aku?" balas Felix.

"Karena kamu nggak anak nerima penjelasan dari aku."

"Dan ujung-ujungnya kayak gini. Nggak ada klarifikasi," tandas Felix, membuat kisah cinta mereka menjadi kisah yang menyedihkan.

Keduanya bergeming, Felix tiba-tiba merasa seperti jiwanya dilempar ke beberapa tahun ke belakang. Ketika mereka masih memakai seragam SMA dan berdiri berhadapan. Suasana itu, perasaan itu, semuanya sama di hadapan Felix. Kisah cintanya yang menyedihkan di bangku SMA, membuatnya berpikir bahwa hanya dia yang terluka dalam kisah itu hingga suara Rahel mengembalikannya pada keadaan yang nyata ia hadapi saat ini.

"Ada hal yang belum aku ucapin ke kamu waktu itu."

Felix tiba-tiba menggaruk bagian samping kepalanya. Dia kemudian berbicara seakan-akan ia tahu apa yang ingin dikatakan oleh Rahel. "Aku baik-baik aja selama ini tanpa kamu minta maaf. Justru hati aku semakin berat ke kamu kalau kamu minta maaf."

Felix tertegun atas ucapannya sendiri. Sudah bertahun-tahun ia tidak pernah mengatakan hal romantis semacam itu dan kini ia tiba-tiba mengatakan hal memalukan semacam itu.

"Sadar, Felix. Lo bukan ABG lagi, Lo harus berpikiran lurus. Dia udah mantan ... meski masih sayang," batin Felix, berusaha memberikan dukungan kepada dirinya sendiri meski pada akhirnya mematahkan harapan sendiri dengan kenyataan.

Felix kemudian meralat ucapannya. "Tolong lupain kalimat yang terakhir. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana keadaan kita sekarang. Entah kamu beneran selingkuh atau semua memang salah aku, itu udah berlalu. Jadi—"

"Aku nggak selingkuh," celetuk Rahel yang justru memperpanjang masalah.

Felix sekilas menggaruk keningnya. Ia merasa tidak nyaman harus membicarakan masa lalu, terlebih lagi di tempat umum dan terbuka seperti ini. Felix khawatir jika ada orang yang mendengar mereka, terutama Steve. Dia sudah merahasiakan kisah pilu asmaranya semasa SMA selama bertahun-tahun.

"Terus kalau nggak selingkuh, foto itu dapat dari mana?" Felix kembali menyambung tapi tanpa emosi.

"Felix ..."

Pembicaraan keduanya terinterupsi oleh suara nyaring Steve yang datang dari arah berlawanan dengan keberadaan Ardian. Ardian yang menyadari hal itu segera bersembunyi, tak ingin adanya kecanggungan antara dirinya dan Rahel jika dia terlihat berada di sana.

Rahel dan Felix serempak memandang ke arah datangnya Steve. Pemuda itu berlari dengan wajah yang panik.

"Felix, Lo ikut gue!" ujar Steve yang langsung meraih tangan Felix.

"Lo buat masalah lagi?" sahut Felix dengan dahi yang mengernyit. Dia baru saja akan mendapatkan kepastian dari alasan berakhirnya hubungannya dengan Rahel di masa lalu. Tapi seakan Tuhan tidak mengizinkan hal itu terjadi, Tuhan mengirimkan seorang Steve Anderson di tengah-tengah mereka.

"Bukan, bukan salah gue. Kak Al masuk rumah sakit," ucap Steve dengan panik.

Felix menatap heran. "Bukannya Kak Al memang ada di rumah sakit?"

"Bukan rumah sakit yang itu, rumah sakit beda lagi. Buruan ikut gue!"

Tanpa menunggu persetujuan dari Felix, Steve langsung menarik tangan Felix dan membawanya kabur. Tak lagi mempedulikan keberadaan Rahel di sana. Bahkan Felix sendiri pun tak berbalik setelah melangkahkan kakinya. Hingga helaan napas Rahel menjadi akhir dari pembicaraan mereka hari itu.










Yuhuuu, ada tokoh baru nih. Kenalin, Kak Al.

Nama lengkapnya Allan Anderson, abangnya si Juki nih🤭
Bang Allan udah siap debut. Kepoin sedikit yuk tentang karakternya.
Dia jadi korban fitnah temen sendiri dan pada akhirnya dimasukin ke RSJ. Masuk RSJ sebagai orang baik-baik, keluar RSJ udah kayak anggota gengster. Rencana awal dulu, kakak beradik ini akan lebih aktif di sequel-nya.
Ingin kenalan lebih dekat dengan abangnya si Steve, yuk buruan mampir ke sebelah. Masih ditungguin loh sama Felix, jangan sampe nanti keburu Felix diambil lagi sama Rahel🤭🤭

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro