Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

05


Sepasang alis mengerut saat maniknya memandangi bagian tubuh yang terpantul cermin. Berputar dan berpose, dapat ditemui pemandangan belakang yang menghiasi keeleganan diri merusak itu semua. Bertumpuk-tumpuk kain, bermacam model serta pusparagam, memenuhi seisi kasur queen-size.

Tak hanya itu, putaran jam di dinding pun telah terbuang bersama dengan baju yang berserakan di lantai.

Berputar sekali lagi dan mengabaikan situasi itu semua, [full name] telusuri lagi pakaian-pakaian yang ada di atas kasurnya. Tampak sekali masih belum puas dengan apa yang kini dipakainya. Tapi sial sekali, ponselnya yang berdering memaksanya untuk mengambil keputusan yang jelek.

"[Name] kamu jadi gak? Kita semua udah on the way dari tadi, kamu di chat susah."

Nada yang langsung menyahut di seberang sambungan sukses membuat [name] mengembuskan napasnya. Iya, ia lalai sekali memperhatikan waktu.

"Iya, aku juga lagi on my way kok," jawab gadis yang kini buru-buru meraih tas kecilnya.

"Aku pikir kamu gak jadi. Soalnya jarang-jarang juga, kan, kamu ikut ginian," balas gadis lain di seberang telepon.

Mengaca untuk yang terakhir kali, wajah [name] kali ini terlihat pasrah, "ya gimana lagi. Aku gak mau dapet pilihan yang lebih berat," ujarnya. Kemudian segera melangkah pergi meninggalkan kamarnya.

"Tunggu aku. Sebentar lagi sampai," dengan begitu, [name] pun menutup panggilan.

Walau ia belum sampai di luar rumah pun, ucapannya tadi sungguhan membuktikan tekadnya. Tentu saja.

Karena [full name] sudah harus menentukan hidupnya sendiri.

***

Pertama kalinya dibawa ke tempat remang, [full name] merasa dirinya sedang tegang. Padahal musik santai sedang berdendang, penghuni asik dibuat goyang, dan semuanya berwajah riang. Mungkin karena tak biasa memang. Dengan aroma, suasana, dan candanya tempat ini.

"Gimana? Hal yang baru bukan buat kamu?"

Sahabat karib yang sudah lama dikenali, adalah dalang dari acara ini. Shirofuku Yukie. Gadis dengan satu kampus yang sama dengannya dulu itu memang sudah lebih terbiasa sekali dengan hal semacam ini. Sebab memang saat [name] sibuk mengejar gelar dengan serius, Yukie malah bergurau dengan takdirnya. Berkali-kali ikut dan membuat acara jodoh sendiri. Dan entah sudah keberapa hingga sekarang.

"Kenapa ketika aku ikut tempatnya yang seperti ini, sih?" Bisik [name]. Terlihat sekali sangat canggung dengan tampat hiburan manusia dewasa sepertinya.

"Yah, karena lawan jenis yang ikut kali ini adalah seorang pria sejati," jawab Yukie enteng. Sikapnya itu malah mengundang keheranan dalam benak [name].

Memang harus sekali ya mendapatkan 'pria sejati' di tempat seperti ini?

Yang ada, [name] malah curiga dengan maksud kalimat Yukie tadi.

"Sudah, lah, ayo. Lagian ini masih pub santai loh. Aku tidak mengajakmu ke diskotik," ajak Yukie kini. Menggandeng lengan [name] dan membawanya masuk lebih dalam.

Hal yang pertama kali paling [name] rasakan adalah aroma dari pub mewah ini. Parfum alkohol dari satu pengguna ke pengguna lain membaur menciptakan sesak baru. Wine yang sedang dituang kedalam gelas meninggalkan jejak bau yang mulai membuatnya pening.

Bertemu jodoh yang dipaksa ibunya atau mencari jodoh ke club malam adalah pedang bermata dua.

Tapi setidaknya, senyum seorang pemuda yang mengenakan pakaian formal berjas menyapa kerisauannya dengan lembut.

"Heei! Apa yang lain sudah kumpul semua?"

Shirofuku Yukie menyapa sebuah meja dengan riang. Membuat atensi seisinya berpindah ke gadis berambut sebahu tersebut.

Hingga berikutnya, atensi terlempar ke belakang Yukie.

[Full name] merasa debarannya makin dipacu kuat oleh dentuman musik.

"Sudah, kok. Tinggal nunggu kalian," jawab laki-laki yang tadi memberi [name] senyuman.

Gerlingan matanya, rambut hitam legamnya, serta bekas senyuman yang masih terpasang, membuat [full name] cepat mengerti.

"Nah, Let's open the love game?"

Bahwa tempat seperti ini, memanglah penuh dengan ekstasi.

.


.

.

“The moment when your lips move a bit, indicating that our night is just starting. Open the love game.”

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro