Review Karya - 9
Review Karya merupakan kegiatan mengulas karya sesama member yang diadakan pada Sabtu-Minggu*.
###
23—24 November 2019
⭐
Judul: Fredrick and the White Sword
Penulis: raziyatan
Tautan: https://my.w.tt/HHI3ryHYF2
REVIEWS:
1. Oleh: ArchieElysia
Dari segi bahasa, sudah bagus. Di bab awal langsung disuguhi konflik dan menarik saya pribadi untuk baca lanjutannya.
Tapi di bab 2, gambaran ke depan jadi agak "pudar". Terburu-buru flashback. Saran saya, kalau flashback mungkin bisa berjalan sambil dikisahkan tiap aksi tokoh di bab-bab selanjutnya, misalnya. Bisa juga pakai teknik backstory. Selain transisinya dibuat jelas, jadi semacam potongan-potongan puzzle.
Tanda baca oke.
Satu lagi, kalau di bab itu ada judulnya, baiknya ditaruh di tempat yang sudah ada, jangan di bag. isi.
🌟
2. Oleh: zuraida27thamrin
Ketika baca part pertama aku langsung tertarik untuk membaca bagian selanjutnya. Diksinya bagus dan rapi, sangat menyenangkan untuk dibaca. Aku pribadi akan lanjut membaca karya ini sampai selesai.
Cuma kalau menurutku bagian 2 yang tentang sejarah itu kayaknya agak janggal kalau diletakan di situ... Atau kalau gak sejarahnya diungkap secara mengalir aja. Atau pas Frederick udah mulai masuk ke istana, dibuka satu per satu sejarahnya. Cuma saran sih, Kak....
Oh, iya, aku juga mau sarankan satu hal lagi biar karya Kak Aida semakin greget, karena di Bab 2 kakak memaparkan tentang sejarah dan silsilah di kerajaan itu, ada baiknya kalau Kakak menentukan sistem penanggalan atau bahkan buat penanggalan sendiri untuk dunia yang Kakak ciptakan.
🌟
3. Oleh: speirobur
Cerita yang disuguhkan pada awal sudah bagus. Saat dibaca tulisan penulis ini mengalir saja bagaikan air, sangat enak dibaca. Saat saya baca sepertinya itu menceritakan orang-orang yang lebih awal hidup daripada penulis. Ada kata penggunaan kata yang mengganjal. Tapi itu pemilihan kata penulis.
Versi penulis 'aku cuma mau kalau kita gak terkurung kayak gini lagi'
Saya hanya ingin menyampaikan bab pertama menurut versi saya 'aku hanya ingin kita tidak terkurung seperti ini lagi'. Nah, sepertinya dengan kata ini lebih enak dibaca.
Tapi balik lagi kepada penulis. Karena semakin jauh membacanya, sepertinya gaya bahasa penulis memang seperti itu.
🌟
4. Oleh: suryailproject
Menceritakan petualangan Fredrick yang diduga sebagai pangeran yang hilang.
Kisahnya menarik, aku suka.
Tiga part pertama (tidak dengan part sejarah) berhasil bikin aku pengen lanjut karena semakin bertanya-tanya siapa sih Fredrick ini. Dan aku juga suka karena ini tipe MC yang enggak langsung dibikin OP. Suka liat perkembangan MC secara bertahap.
Hanya saja saranku, untuk part sejarah. Sepertinya lebih enak kalau enggak jadi pembukaan.
Karena penceritaan yang keseluruhan narasi, untuk pembaca model aku yang konsentrasinya gampang pecah, jujur itu kayak lihat dinding kata. Dan jadi pengen ku-skip.
Part sejarah ini bisa dibikin jadi kayak puzzle (diceritakan sedikit demi sedikit sebagai petunjuk) atau bisa dijadikan beberapa part untuk bagian flashback tersendiri.
🌟
5. Oleh: arishandi99
Antara paragraf 1 dan 2 itu seperti bagian terpisah. Ketika paragraf 1 menyebutkan banyak ciri dengan subjek "ia", paragraf 2 langsung pada Frederick tanpa menyebutkan salah satu ciri jika memang Frederick adalah si "ia" dalam paragraf 1.
Kemudian pada paragraf 3, ini juga terasa terpisah dari paragraf sebelumnya. Semacam kejadian yang sebenarnya bisa dipadukan pada kejadian yang Frederick temui di depan mata, atau melalui dialog sesama tokoh. Pada paragraf 4, efek mimpi buruk harusnya lebih dramatis dari sekadar detak jantung, mungkin bisa ditunjukkan jika Frederick memegang dadanya.
Aksi yang terjadi kebanyakan terasa di permukaan saja. Seperti serbuan burung, tapi efek ke dalam diri Frederick kurang. Ketakutan kurang terasa ketika meminta tolong.
Kalau boleh tanya, ini latarnya menggunakan luar atau dalam negeri. Agak janggal dengan imbuhan "-in" ketika keseluruhan cerita sudah baku.
So far, buat penikmat fantasi sebenarnya sudah bagus.
🌟
6. Oleh: chernobylucas
Blurb. Diriku mendapat serangan "-nya". Meski biasanya blurb nggak masuk review, tapi tetep aja itu bagian penting, ya.
Bagian sejarah, kayak yang dibilang Mbak Surya, berasa dinding teks. Tapi, idenya menarik. Aku pernah baca novel dengan prolog semacam itu, bedanya di sana dicantumin percakapan juga, jadi lebih hidup. Mungkin bisa jadi rujukan.
Bagian satu. Saat ini aku rada bingung. Dikau mau pakai bahasa baku atau non? Lepas dari itu, aksinya dapat. Sip. Meski kadang kena serangan "-nya". Btw, pas Fredrick ninggalin Al, aku suka.
Bagian dua. Aku keganggu sama paragraf pertama di mana kalimat "Ia 'juga' memegang obor" karena sebelum itu nggak diceritain siapa orang pertama yang megang obor. IYKWIM. Di bab dua ini mulai menarik tentang si Fredrick.
Bagian tiga menurutku udah masuk ke alur.
===
🌟
7. Oleh: Lucien_Dire
Aku suka bab awalnya yang membuat penasaran (seperti apa yang membuat pelindung di langit tiba-tiba berlubang? Atau siapa Fredrick sebenarnya?). Jadinya pengen baca terus biar tau jawabannya. Dan aku menikmati ceritanya.
Cuma, di bab 2 aku ada sedikit pertanyaan... Di situ ada petugas yang berbincang dengan Floren, yang terlihat menilai Fredrick. Tapi Fredrick bilang, orang yang membelinya bukan si petugas. Lalu kenapa petugas itu seolah menilai Fredrick?
Apa itu juga akan dijelaskan di bab-bab selanjutnya? Maaf, hanya merasa penasaran😁
🐻🐻🐻🐻
🌟
8. Oleh: NataSalama
▶Typo & pemborosan kata
“menjadi menghitam” cukup kata “menghitam” saja kan karena artinya “menjadi hitam”?
“keponakannya Noah” cukup “keponakan Noah”
‘Baru kali ini Fredrick merasa tenang, ia tidak lagi bermimpi tentang penyerangan monster burung, kebakaran itu, teriakan itu, atau pengejaran itu.’ Menurutku, paragraf ini kebanyakan kata ”itu”.
"tersenggal-senggal" tidak ada di KBBI, adanya "tersengal-sengal".
▶Maksud kalimat
“Fredrick menoleh ke suara dan bla bla bla.” Suara di sini seolah benda berwujud yang bisa dilihat. Kurangkah kalimatnya?
“Baguslah, kan tidak mungkin kau tinggal di lubang haha.” Dalam kalimat ini ada kata lubang haha, maksudnya nama lubangnya haha atau ekspresi tertewa?
▶Logika cerita
Fredrick lari tidak menyelamatkan Al, kenapa bisa langsung tahu Al tewas tak bersisa?
Cerita langsung ke beberapa hari kemudian, tapi kaki Fredrick masih memar, masih pakai tongkat, memang seberapa parah lukanya?
Tiba-tiba ada pembahasan, “Aturan anak raja, menutup identitas sampai menikah”. Padahal tidak sedang bahas tentang anak raja.
Gad bilang, dalam masa berkabung, seolah ratu meninggal. Padahal ratu meninggal saat bertemu Fredrick. Ini aku yang nggak paham atau memang ceritanya yang blur?
▶ Paragraph
“Bibi! Tolong aku, Bibi!”
Fredrick memandang penuh harap pada Floren.
Ini sepertinya bisa dijadikan 1 paragraf.
* Idenya bagus, aku penasaran.
* Bahasanya juga mudah aku pahami.
***
Judul: Fairyverse: A Fairy Tale
Penulis: zuraida27thamrin
Tautan: https://my.w.tt/zjnGnXLYF2
REVIEWS:
1. Oleh: ArchieElysia
Saya bayangkan ini negeri utopia dengan semua keindahannya. Keren. Sayangnya saya pribadi agak jemu, terlalu banyak narasi berbentuk telling di awal-awal. Seiring ke bab-bab berikutnya, barulah saya akui diksinya meningkat.
Ada beberapa pemborosan kata, misalnya di satu paragraf ada empat kali kata 'tampak'.
Saran buat Kak Zu, untuk awal bab (karena itu yang bikin pembaca terpancing baca selanjutnya) barangkali bisa sedikit dibuat narasi ringan yang diselingi teknik showing.
Untuk kalimat yang over-panjang, bisa dibagi jadi dua paragraf. Dialog tag pakai huruf kecil dan tanda baca bisa lebih ditempatkan dengan tepat.
🌟
2. Oleh: raziyatan
Untuk Kak Zuraida, aku review, ya. Untuk awal bab sudah memperlihatkan ketegangan dari ramalan buruk yang akan datang, Kak Zu juga sudah memperkenalkan karakter-karakter lain dari informasi yang Kak Zu kasih, sedangkan tokoh utamanya sendiri baru muncul di bab 2, tapi itu juga baru sebentar dan walau begitu Kak Zu udah nampilin sifatnya yang peduli pada anjingnya, sampai-sampai dicari ke hutan walau malam dan sampai tersesat, hehe. Untuk di bab 3 belum sepenuhnya fokus pada tokoh utamanya dan baru di bab 4 nampilin sosok Ammara yang penasaran dan memunculkan konflik yang bisa mengembangkan karakter Ammara.
Menurutku sebaiknya untuk di awal bab, Kak Zu langsung saja nampilin tokoh utama, kenalkan dia dan buat kenapa pembaca harus peduli padanya, tampilkan konflik yang membuat pembaca "hooked" sehingga mereka simpati pada tokoh utama seperti di bab 4. Nah, setelah itu, Kak Zu mulai memperkenalkan tokoh lain satu per satu. Kalau begitu kan plot awalnya sudah mulai terbentuk lalu lanjutin ke tahapan plot selanjutnya. Selain itu, ada baiknya Kak Zu menggunakan sudut pandang ketiga dan meminimalkan pikiran tokoh lain di satu bab itu, tujuannya supaya fokus dan menimbulkan rasa penasaran, kalau semua pikiran tokoh pada dibuka kan beda rasanya, hehe. Kak Zu sudah bagus bisa menunjukkan pada pembaca tentang tempat-tempat yang menakjubkan di dunia peri. Untuk Kak Zu, aku harap Kakak bisa tetap mempertahankan deskripsi dengan memanfaatkan unsur pancaindra si tokoh utama atau tokoh lain yang Kak Zu pilih untuk jadi sorotannya, deskripsi ini mencakup aktivitas mereka juga.
Aku rasa review-ku sampai di sini, maaf aku gak sepenuhnya me-review cerita Kakak. 🥺🙏
🌟
3. Oleh: speirobur
Ini menceritakan tentang seseorang menyasar ke Fairyverse, ya? Cerita ini kenapa bagus sekali? Saya juga ingin bisa menulis dengan tatanan bahasa yang seperti ini.
Pada cerita ini ada dialog yang maksud pembacaannya terputus dan terbata-bata. Nah, pada dialog tersebut gunakan saja tanda (…) titik tiga atau (-) tanda strip. Baru menemukan itu.
🌟
4. Oleh: arishandi99
Pengulangan kata "tampan" ini sebenarnya cukup mengganggu. Maaf, subjektif. Abis kesel sama fanfic dengan banyak kata tampan. Untuk penikmat fantasi dengan deskripsi detail WB, pembukaan ini akan memuaskan.
Untukku, terlalu banyak istilah yang sepertinya harus kucatat satu per satu.
Aku sulit menikmati cerita jika terdapat pengulangan atau serangan kata. Saranku, gunakan karakter tokoh sebagai pengganti subjek. Soalnya pas masuk bab 2, agak keganggu dengan pengulangan Chiara berkali-kali, apalagi lebih dari 3x dalam 1 paragraf.
Ah, ya. Satu lagi. Ada jenis-jenis emosi yang bisa dijelaskan detail. Sebenarnya "khawatir" bisa dijelaskan dalam bentuk gerak, misal "tidak tenang dengan berjalan bolak-balik", "mengetuk kepala", atau semacam itu, daripada mengulang kata "khawatir".
🌟
5. Oleh: chernobylucas
Pertama, aku langsung keganggu saat si Maurel atau siapa itu menyampaikan pesan kepada Raja. Seperti, lebih baik mereka pergi entah ke mana sebelum berbicara, dan aksi raja merhatiin sekitar itu makin membuat aku terganggu.
Bagian kedua, ceritanya mulai jalan, sayangnya ketutup sama penggunaan kalimat dalam satu paragraf. Ada serangan nama dan antarkalimat kurang padu. Pendeskripsiannya oke.
Ada beberapa penulisan dialog tag yang kurang tepat. Masalah WB-nya, oke.
Baca dua cerita ini (+Fredrick and the White Sword) berat bagiku dan jujur ada beberapa kali ku-skip gegara aku dan Cherry susah nikmatin cerita yang bukan "apa yang kami baca". Tapi aku berusaha menyampaikan ini.
===
🌟
6. Oleh: Lucien_Dire
Ini pertama kalinya aku baca cerita tentang peri. Dan cerita Kak Zu membuatku tertarik. Apalagi baru buka udah disuguhin sama cogan-cogan Fairyverse😁.
Penggambaran karakternya rinci, dengan kalimat yang mudah dimengerti. Cuma aku merasa sedikit terganggu dengan paragraf yang sangat panjang, terutama di bab 2. Mungkin akan lebih enak dibaca kalau dijadikan beberapa paragraf yang lebih pendek.😊
🐻🐻🐻🐻
🐼Ini Review pertamaku, jadi maaf kalo terkesan subjektif. Dan maaf juga jika ada yang tersinggung, aku tidak bermaksud🙏 Karena aku juga masih belajar😁
🌟
7. Oleh: NataSalama
Baca cerita ini, teringat dengan Ratu Sheelie di novel Mortal Instruments-nya Cassandra Clare. Para peri yang pintar memutarbalikkan ucapan. Langsung terbayang negeri yang penuh pohon dan bunga.
Idenya oke.
Bahasanya mudah dipahami.
Per chapter-nya panjang, tapi ada jeda, jadi, aku masih bisa berhenti sejenak.
Di awal cerita sudah langsung ada profil tokoh, mempermudah membayangkan tokohnya.
Sayangnya, ada yang kurang menurutku, di gambar para tokoh dengan karakternya itu. Tulisannya berwarna kuning dengan latar gambar yang berwarna seperti itu. Sehingga tulisannya tidak terbaca dengan jelas.
Penggunaan tanda elipsis masih kurang tepat.
========
BONUS
Judul: Magus
Karya: FerryNur
Reviewer: nariesca
(+) Penyampaiannya menarik, world building-nya juga menarik dengan istilah-istilah asing yang dijabarkan dengan bentuk narasi, tapi gak ngebosenin kayak baca jurnal.
(-) Ada beberapa kalimat yang kurasa itu ciri khas penulis yang awalnya pas dibaca terasa aneh, contoh di chapter 3: "Mengatakan dengan bangga, Anastasya mengangkat tangannya ke atas..." Banyak kalimat yang bentuknya begitu, terdengar janggal kalau di aku. Mungkin bisa dibikin " '...makhluk rendahan seprti mereka,' ucapnya dengan bangga." Lalu baru "Anastasya mengangkat tangannya..." di paragraf berikutnya.
========
Keterangan:
*apabila memungkinkan
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro