50. Hukuman Untuk Si Binal #ChanChen ⅠⅠ 🔞
Notes: cerita ini adalah karya remake dari cerita asli karya author kimeiparkyungsoo_12 yang berjudul Seduction Jongdae.
❥❥❥
“Ahh! Daddy! Ahh! Ahh! Aku mau keluar—ohhh—Oh My God! Chanyeol luar biasa! Ooh!”
Chanyeol terkekeh. “Kau bilang apa, Baby? Aku tak mendengarnya.”
“Dad-Daddy!” Chen mencengkeram erat tangan Chanyeol.
Ia hampir sampai, terbukti dengan penisnya yang berkerut dan lubangnya yang makin menyempit. Namun, saat Chen hampir meraih klimaksnya, dengan Chanyeol mengentikan kegiatannya dan kembali memasang chockring itu. Laki-laki itu menikmati bagaimana Chen kecewa dan menarik tangan juga vibrator tersebut dari anus kekasihnya.
“Ah, Chanyeol padahal aku mau hampir sampai,” Chen mendesah kecewa. “Daddy~!”
Vokalis itu terus merengek hingga Chanyeol memasukkan penis kecil itu ke dalam mulutnya — setelah melepas dan melempar besi itu — cukup berhasil untuk membuat mulut manis Chen diam dan berganti dengan lenguhan kenikmatan, apalagi ketika Chanyeol menghisap kuat dan tak lupa sesekali memainkan bola kembar Chen dengan tangannya.
Chanyeol terus mengerjai peπis mungil Chen, kulum, jilat, hisap, begitu terus sampai dirasa peπis mungil Chen mengembang.
“Ughhh~ Daddy aku mau ahh! I wanna ahh cum—ahh!” Tubuh Chen menegang, otot-ototnya mengetat dan dia mengeluarkan seluruh spermanya di dalam mulut Chanyeol, namun Chanyeol justru meraup bibir Chen dan membagi sperma itu dengan pemiliknya.
“Emmhhhh!” Chen merasakan pahit dan amisnya spermanya mengaliri rongga mulut dan tenggorokannya, dia terbatuk-batuk dan protes setelah Chanyeol melepaskan tautannya, “Uhuk! Uhukk! Uuh, pahit, Daddy!”
“Itu milikmu sendiri, Baby,” jawab Chanyeol, “oke sekarang giliranmu memuaskan, Daddy-mu.”
Dengan mata sayunya, Chen mengangguk mengiyakan perkataan Chanyeol untuk melayaninya. Peπis besar milik kekasihnya itu berdiri tegang di depan wajahnya, lantas tangan mungil Chen mengurut peπis besar Chanyeol yang bahkan tak muat dipegangnya dengan satu tangan.
Dia mulai aktif mengocok peπis Chanyeol sambil mendongakkan kepalanya menatap wajah Chanyeol dengan wajah polosnya yang seakan meminta untuk segera dipolosi. Chanyeol yang melihat itu menggeram frustasi, dia langsung saja mendorong peπisnya yang besar berotot dan panjang masuk ke dalam mulut Chen hingga laki-laki itu tersedak.
Tak lama setelah mulut dan tenggorokannya syok dengan kehadiran benda panjang lunak di dalam mulutnya itu, setelah dia mulai terbiasa, Chen mulai memaju-mundurkan kepalanya, mengurut peπis besar itu dan memanjakannya dengan mulutnya. Sementara kedua tangannya sendiri dengan lembut menggoda mempermainkan bola kembar Chanyeol.
Chanyeol merem melek keenakan atas perlakuan Chen. “Good boy—ssshh!” Dia mendesah lagi ketika lidah Chen menjilati lubang kencingnya yang sudah mengeluarkan precum.
Dengan kurang ajar Chen memainkan mulutnya dikepala peπis Chanyeol, dia mengemut, mengulum, terlihat begitu nikmat seperti tengah memakan permen lollipop. Terlebih ketika tangan mungilnya tak berhenti memainkan bola kembar Chanyeol. Lalu, Chen kembali mengulum peπis Chanyeol bulat-bulat, memaju-mundurkan kepalanya dengan cepat.
“Sshh ... yes! Haah! Chen, wow!”
Peπis Chanyeol mengembang, yang tadinya sudah besar kini bertambah semakin besar. Sementara Chen sudah siap kalau-kalau sperma Chanyeol yang akan keluar akan sebanyak biasanya ketika mereka bercinta.
“Ahh!”
Dan benar Chanyeol mengeluarkan spermanya banyak sekali hingga mulut Chen tak muat lagu menampungnya. Dengan perlahan, Chen menelan semua cairan putih kental milik kekasihnya itu, saat semua sudah tertelan, dia menunjukkan mulutnya yang sudah kosong kepada Chanyeol, menandakan bahwa dia sudah menelan semua sperma itu. Lagi.
“Good boy,” ucap Chanyeol sembari mengusap surai kepala Chen bangga.
Lalu, Chanyeol menarik kepala Chen dan mendekatkan bibir keduanya, dia menyesap bibir Chen yang masih terasa bau spermanya. Chanyeol menjilati dagu Chen lembut, membuat laki-laki yang lebih tua dua bulan darinya itu membuka mata sayunya, menatap paras tampan Chanyeol yang juga menatapnya dengan tatapan memuja.
“Baby, menungginglah.”
“Tapi Chan—Daddy?” ragu Chen.
“Aku bilang menungging, Baby,” perintah Chanyeol sekali lagi dengan suara seksinya. “Apa kamu mau Daddy cambuk agar menurut?”
Dengan berat hati Chen menungging membelakanginya sesuai dengan perintah Chanyeol. Tangan besar Chanyeol mulai meremas belahan pantat Chen yang terpampang jelas di depan matanya, dia mulai menyodorkan peπisnya yang menegang di depan lubang kenikmatan itu, menyodok-nyodokkannya main-main dan menampar pipi pantat itu dengan peπisnya berkali-kali. Benar-benar membuat Chen merinding.
“Kamu akan habis ditanganku malam ini, Baby,” ucap Chanyeol dengan suara beratnya yang dalam dan terkesan seksi sambil mendorong peπisnya untuk menerobos masuk ke dalam lubang anus Chen. Jleb! Sepasang mata sipit Chen bahkan hampir melotot merasakan seakan dirinya dibelah menjadi dua. Pantatnya terasa penuh sesak dan rasanya begitu perih.
“Aw, akhh. Hikss, Daddy sakit!”
“Hanya sakit sebentar, kok.” Chanyeol sama sekali tak peduli dengan Chen yang menahan tangannya dan terus melanjutkan melesakkan peπisnya ke dalam lubang Chen. Tanpa belas kasihan, dominan itu mulai memaju-mundurkan pinggulnya, meringis ketika merasakan sensasi terjepit dipeπisnya.
“Ahh, you is so tight, Baby.”
Chen menelan ludahnya gemetar, kedua tangannya mencengkram sprei saking luar biasanya gerakan yang Chanyeol lakukan menusuk-nusuk lubang kenikmatannya. Sambil terus menungging, Chen mendesah-desah hingga suaranya parau.
“Ahh! Ahhh! Eughh!”
Tangan serta kakinya bahkan mulai melemas, tetapi dengan sigap Chanyeol merengkuh pinggangnya dan menahan bobot tubuhnya dengan masih terus menyodominya.
“Ahh! Daddy! Ahh!”
Chanyeol semakin cepat menghujami anus Chen hingga bagian terdalam hingga menyentuh prostat laki-laki itu. Suara yang dihasilkan antara perpaduan kesekan kulit mereka menghasilkan suara nyaring plok plok plok plok plok plok yang menambah birahi keduanya semakin meninggi.
“Nghhh! Faster Daddy! Ahh! Ahh!”
Chanyeol mengencangkan rengkuhannya pada pinggang Chen hingga tubuh keduanya semakin menempel. “As your wish, Baby.” Chanyeol semakin kencang menumbuk prostat Chen hingga ranjang yang mereka pakai berderit keras.
Seluruh tubuh Chen menegang, dia kian kuat mencengkeram sprei.
“Ahh! Ahh! Chanyeol ahh! Daddy! Ahh, ahh, ahh! Chanyeol uhh OMG! Chanyeol terus jangan berhenti! Ahh!”
Lubang Chen semakin mengetat, semakin kuat menjepit peπis Chanyeol yang dengan semangat masih terus menggagahinya. “Chanyeol! Aku hampir ahh! Aku mau keluar! Ahh, ahh!”
“Wait a minute, Baby. Sshhh ahh!” Gerakan Chanyeol semakin kuat namun justru semakin intens Chen rasakan, dari belakang punggung Chen, Chanyeol mendekap erat tubuh ramping bermandikan peluh itu.
“Ahh! Enghh! Aku sudah tak kuat, Daddy,” keluh Chen. “Aku sudah tak bisa menahannya —ahh! Ahh!”
“Ssttt, Daddy segera datang,” bisik Chanyeol tepat di samping telinga Chen. Seiring dengan gerakan Chanyeol yang semakin cepat serta desahan Chen yang semakin keras, peπis Chanyeol semakin membesar hingga sebelum akhirnya —
“Ahhhh!”
Lenguhan kenikmatan itu lolos secara bersamaan dari mulut keduanya. Keduanya klimaks bersamaan, rasa hangat memenuhi tubuhnya seketika Chen rasakan pada aπusnya, seperti biasa, Chanyeol keluar begitu banyak hingga tak muat Chen tampung hingga beberapa merembas keluar. Sementara cairan putih Chen sendiri keluar membasahi perut serta sprei kasur mereka.
Selama beberapa menit mereka diam mengatur napas masing-masing dengan Chen yang masih dalam dekapan Chanyeol, hingga tak berapa lama kemudian Chanyeol tiba-tiba saja mengangkat tubuh lemas Chen untuk duduk di atas perut sixpack-nya yang terbaring di kasur.
Dengan senyum Iblis nya laki-laki itu berkata, “Ronde kedua, Baby.”
Wajah Chen seketika pucat dibuatnya. “Ta-tapi aku lelah, Daddy.” Dia coba mengambil simpati Chanyeol agar membiarkannya beristirahat. “Kita baru selesai konser dan lain-lain, kita lanjutkan besok saja, ya?”
Wajah Chanyeol mengeras. “Chen. Aku. Tak. Suka. Dibantah!”
Dengan kasar, Chanyeol langsung mengangkat pinggul Chen yang duduk di atas perutnya dan langsung mengarahkan penis besar itu agar segera melesak masuk kembali ke dalam lubang kenikmatan kekasihnya.
“Ahh! Eughh!” Tangan Chen langsung mencengkeram pundak kokoh Chanyeol begitu laki-laki itu langsung mengerakkan pinggulnya.
Membuat tubuh mungil Chen yang duduk di atas pe√isnya memantul dengan kuat, memperlihatkan betapa kasar permainan yang Chanyeol lakukan kepadanya malam ini, membuktikan bahwa dia tidak main-main bahwa mengatakan akan menghukum Chen.
“Euhhh! Daddy pelan-pelan saja! Ahh! Ahh! Daddy, aku benar-benar lelah dan sudah tak kuat lagi—ahh! Ahh!”
Chanyeol terpesona menyaksikan wajah Chen yang kesakitan akibat perbuatannya.
“Tahan, Baby. Tinggal sebentar lagi.”
“Ahh! Akhh! Chanyeol—aku—aku mau keluar lagi ahh!”
Tubuh Chen bergetar kecil ketika dirinya kembali klimaks, cairan putih kental itu hanya keluar sedikit meski tetap saja mengotori perut sixpack Chanyeol. Akibat pelepasannya tersebut, lubang Chen semakin menjepit penis Chanyeol, membuat Chanyeol sampai pada puncaknya untuk yang kesekian kalinya.
“Ahh, Baby daddy sampai! Ahh!”
Sperma Chanyeol kembali mengisi lubang Chen dengan sangat banyak.
“Uhh, penuh,” keluh Chen yang tubuhnya sendiri telah bermandikan keringat hingga membuat kulit putihnya mengkilap seksi.
Setelah pelepasan mereka masing-masing, Chen mencabut peπis Chanyeol dari lubangnya, dia berdiri dan merebahkan tubuhnya di samping Chanyeol yang langsung mendekap penuh kasih sayang tubuhnya yang sudah sangat kelelahan.
Chanyeol mengecup kening Chen lama dan lembut, memberikannya air mineral yang tersedia di atas nakas dan menyuruhnya menghabiskan semuanya.
Tubuh Chen menjerit kelelahan ketika akhirnya dia selesai membasahi tenggorokannya, seharusnya dia segera istirahat untuk memulihkan stamina ketika tiba-tiba Chanyeol justru membalik tubuhnya menjadi tengkurap.
“Chanyeol?” tanya Chen serak.
“Ralat, tapi Daddy,” ucap Chanyeol yang kembali mulai menampar pipi pantat Chen dan mengarahkan peπisnya untuk kembali masuk ke dalam lubang aπus Chen.
Dengan mata mengantuk, Chen mendesah. Apakah dia harus melayani Chanyeol semalaman?
“Kita masuk keronde ketiga, Baby,” ucap Chanyeol sambil menampar pantat berisi Chen.
Chen menoleh menatap Chanyeol yang sudah kembali bersemangat, tenaganya seperti tidak ada habisnya. Mirip seperti di EXO ladder season 2 pada tim activity yang hanya berisi mereka berdua di mana dirinya sudah sangat lelah dan ingin tidur tapi Chanyeol masih berlari-lari semangat sambil memanggil-manggil namnya hingga membuat Chen mau tak mau kembali bangkit dan menyusul Chanyeol bermain.
“Tapi aku sudah sangat lelah, Daddy,” rengeknya, “aku mohon berhenti, kita bisa lanjutkan lagi besok pagi, ya? Ya? Ya? Ya? Pleaseeeee!”
Chanyeol sebenarnya kasihan pada Chen, tetapi dia sudah terlanjur mengancam kekasihnya itu dengan sebuah hukuman, dan Chanyeol tidak ingin meremehkan hukuman yang diberikannya sendiri agar Chen kembali menurut padanya.
“Tidak, jangan memohon seperti itu. Aku tidak akan berubah pikiran, Baby. Ini adalah hukumanmu, kau harus menerimanya dan introspeksi dirimu lagi,” tegas Chanyeol.
Lagi-lagi Chanyeol langsung melesakkan penis besarnya ke dalam lubang hangat Chen, untungnya lubang itu sudah basah akibat percintaan mereka tadi, jika tidak, mungkin saat ini Chen sudah menangis dan berteriak kesakitan.
Sembari meremas sprei di mana dirinya saat ini ditunggangi oleh kekasihnya sendiri, Chen mengigit sprei agar tak semakin mendesah nista. Sembari terus menggenjot tubuh Chen, Chanyeol meletakkan kedua tangannya dipunggung tangan Chen yang tengah meremas sprei hingga tangannya menutupi tangan kekasihnya itu.
“Ahh! Ahh! Daddy! Ahh!” Suara Chen semakin parau dan serak akibat terlalu banyak mendesah sedari tadi, tak berapa lama kemudian suaranya menghilang, kesadarannya terenggut, Chen pingsan dengan tubuhnya yang masih disodomi oleh Chanyeol.
Sementara Chanyeol sama sekali tidak peduli dengan Chen yang sudah pingsan dan masih terus menggempur lubang anus Chen hingga akhirnya baru berhenti pada pelepasannya yang kelima.
Chanyeol mencabut peπisnya dari lubang anus Chen, menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana cairan putih kental itu melelehkan keluar dari lubang tersebut dan membasahi paha mulus Chen.
Dengan telaten, Chanyeol membersihkan tubuh Chen dengan tisu basah sementara dirinya pergi mandi sebentar sebelum akhirnya bergabung dengan Chen menjemput mimpi setelah sesi percintaan panjang keduanya tadi.
Chanyeol mengecup bibir dan kening Chen sekilas sembari berbisik ditelinga laki-laki itu, “Good night, Baby. maaf karena menyakitimu malam ini, I love you very much ♡.” Chanyeol merengkuh tubuh Chen ke dalam dekapannya.
❥❥❥
Esok paginya, telepon berdering entah milik siapa. Chanyeol terbangun lebih dulu sementara Chen masih pulas memejamkan matanya tidur berbantalkan dada bidang Chanyeol.
Dia meraba-raba sisi ranjang di sebelahnya dan memeriksa teleponnya, tetapi dering itu masih menyala, ketika dirinya meraih telepon milik Chen dan menerima panggilan itu, suara Suho seketika menggema memekakkan paginya yang tenang.
“Chen kau bersama dengan Chanyeol? Kenapa semalam kalian tidak pulang ke asrama EXO? Apa terjadi sesuatu di jalan? Kalian berdua baik-baik saja, 'kan? Aku dan member sangat mengkhawatirkan kalian berdua astaga.”
Chanyeol kaget refleks menjauhkan telepon itu dari telinganya, seketika ocehan Suho berhenti, lalu Chanyeol segera tersadar bahwa itu bukanlah panggilan telepon, melainkan panggilan video call. Matanya yang semula masih lengket seketika segar.
Dari seberang telepon, Suho menggeram ketika sekilas melihat bahu telanjang Chen yang masih tertidur lelap di sebelah Chanyeol.
“Park Chanyeol. Kau apakan Chen semalam!”
❥❥❥ END ❥❥❥
A/N: wow ending yang panas!🔥🔥🔥
Oh ya, gue ada buku juga khusus untuk lirik dan terjemahan lagu-lagu CHEN, loh! Hahhh meski tanggal perilisan Last Scene yang awalnya 31 Oktober diundur jadi 14 November karena tragedi Itaewon, tapi semangatku nggak padam! 🔥🔥🔥 Super duper excited for 14 November untuk mendengarkan 6 lagu baru! Oh ya, kalian bisa follow kalau kepo okay, cek aja akun ini. Sip deh, see you yah! ❤
06/11/2022 🌹 Ningtias
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro