Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

49. Hukuman Untuk Si Binal #ChanChen Ⅰ 🔞

Notes: cerita ini adalah karya remake dari cerita asli karya author kimeiparkyungsoo_12 yang berjudul Seduction Jongdae.

❥❥❥

Malam itu konser berjalan dengan baik dan meriah, semua anggota EXO bersenang-senang dengan para penggemar mereka, EXO-L. Karena semua anggota memberikan penampilan terbaik mereka di atas panggung.

Bukan hanya EXO, para penggemar mereka juga memberikan kejutan saat konser, baik para anggota atau pun yang menonton konser mereka malam itu semuanya tampak bahagia. Begitu juga dengan yang dirasakan pria dengan bibir mirip bibir kucing itu, Kim Jongdae atau yang memiliki nama panggung Chen. Chen melakukan konsernya dengan baik.

Saat ment terakhir, para anggota EXO menyapa EXO-L, mereka menyapa penggemar dengan manis dan menghibur EXO-L dengan lelucon-lelucon. Namun, saat Q&A ada pertanyaan yang membuat Chen terkejut.

Bagaimana tidak? Dia ditanya apakah memiliki pemikiran untuk menunjukkan ABS-nya pada penggemar? Tentu saja Chen terkejut dengan pertanyaan itu karena perutnya sendiri justru banyak lemaknya, tapi dengan senyum manisnya Chen menjawab bahwa dia tak memiliki ABS yang bagus seperti anggota lainnya.

Saat itu Chen mengatakan itu sembari memegangi perutnya sendiri ngenes, dan tiba-tiba Baekhyun pun ikut memegangi perut Chen.

Semua tampak biasa saja, tapi mereka tidak mengetahui bahwa salah satu anggota EXO sedang memperhatikan interaksi kedua main vokalis itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Apalagi ketika dengan asyik Chen bercanda ria dengan Baekhyun atau pun ketika menanggapi kejailan teman-temannya yang meremas atau menendang bokongnya.

Setelah ment terakhir selesai dan para anggota menyanyikan lagu terakhir sambil berangsur-angsur meninggalkan panggung dan penggemar dengan tangan melambai-lambai semangat, mereka berkumpul di belakang panggung dengan para staff untuk melakukan perayaan kecil-kecilan atas suksesnya konser pada malam itu, pun termasuk dengan Chen yang begitu bersemangat meski pun sudah dilanda lelah.

Selesai perayaan singkat yang akan masuk ke dalam rekaman DVD konser mereka itu, para anggota bergantian berganti pakaian dengan baju biasa sebelum pulang ke asrama. Chen adalah anggota terakhir yang berganti baju. Awalnya dia berjalan sendiri sampai saat tiba-tiba Chanyeol muncul di sampingnya, berjalan beriringan dengannya.

"Chanyeol kenapa kau senyum-senyum seperti itu?" Chen bertanya ketika dia memperhatikan wajah Chanyeol yang menurutnya memiliki ekspresi tak biasa saat ini, terlebih di balik tangannya seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Tapi secepat itu pula dia mengabaikan kekasihnya tersebut ketika sudah sampai di ruang ganti, dia masuk ke dalam sana dan menutupnya tetapi tiba-tiba Chanyeol menahannya.

Chen terkejut, dia hampir berteriak karena tindakan tiba-tiba itu tetapi Chanyeol lebih dulu membekap mulutnya dengan telapak tangan besarnya itu. Chen melotot ketika Chanyeol menutup pintu tersebut dan memojokkan tubuh Chen di tembok.

"Chan-mmpph!"

"Sssttt, jangan teriak, tenang Chenie ini aku," bisik Chanyeol di depan wajah Chen, sangat dekat hingga rasa-rasanya keduanya bisa mendengar detak jantung masing-masing.

Chen bisa bernapas lega ketika Chanyeol menarik tangannya dari wajah Chen. "Chanyeol ... apa yang sedang kau lakukan? Kita harus cepat berganti baju atau member akan meninggalkan kita."

Dalam cahaya temaram itu, Chen dapat melihat senyum tipis Chanyeol yang terkesan licik. "Aku di sini ingin menghukumu, Baby."

Chen merinding ketika mendengar Chanyeol menjawab dengan suara beratnya yang seksi. Menghukumnya? Baby? Chanyeol tidak pernah memanggilnya baby kecuali itu artinya dia sedang ingin bercinta dengannya.

"Karena kamu tadi baru aja mengizinkan orang lain untuk menyentuh tubuhmu yang seharusnya hanya menjadi milikku, Baby." Chanyeol semakin memojokkan Chen ke tembok hingga membuat laki-laki itu semakin terpojok.

"Chan-"

"Call me Chanyeol Daddy, Sweetie."

Chen menelan salivanya gugup. "Cha-Daddy ... aku tidak tahu kalau Baekhyun dan yang lainnya akan memperlakukanku begitu, penggemar berteriak histeris jadi aku pikir tidak ada salahnya menyenangkan mereka."

Chanyeol menaikkan sebelah alisnya mendengar alasan Chen. "Jadi, kau juga menikmatinya, Baby?"

Chen mengangguk tapi sedetik kemudian dia menggeleng. "Aku melakukannya untuk penggemar kita!"

"Dasar binal. Jangan mengkambinghitamkan penggemar kita jika kau saja terang-terangan memberi umpan pada mereka!" Chanyeol meraih tengkuk Chen, dia mendekatkan wajahnya pada kekasihnya itu. "Aku tidak menerima alasan apa pun, pokoknya kau harus tetap aku hukum."

Mata sipit Chen refleks terpejam dengan tangan yang menahan dada Chanyeol ketika tiba-tiba laki-laki itu mencumbunya dengan sangat kuat penuh nafsu, bahkan mulut Chen yang semula masih menutup dengan sekali sentakan lidahnya langsung menerobos masuk, menginvasi area mulutnya dan memasukkan lidahnya sendiri, mengajak lidah Chen untuk saling melilit. Vokalis itu hanya bisa pasrah jika kekasihnya sudah begini.

"Eunghhh!"

Chen kehabisan napas, dia sama sekali belum siap dengan serangan semacam ini. Jadi dia memukul-mukul pundak Chanyeol saat dirasa pasokan oksigennya semakin menipis, ketika Chanyeol melepaskan tautan bibir keduanya, Chen seperti ikan yang diangkat ke udara, dia menarik napas sebanyak mungkin dengan mulut menganga, benang saliva antara dirinya dan Chanyeol belum putus ketika lagi-lagi Chanyeol kembali melumat bibir kekasih itu.

"Engh! Ahh!"

Chen mencengkeram pundak tegap Chanyeol dan menaikkan sebelah kakinya ke pinggang berotot Chanyeol ketika ciuman itu mulai turun ke leher mulusnya, Chanyeol bermain-main dengan jakun Chen yang kata orang-orang indah, mengecup, menjilat, lalu menghisap kuat leher tersebut hingga meninggalkan bekas merah keunguan.

"Daddy pelan-auh ... pelan!" Libido Chen naik ketika Chanyeol terus membangkitkan gairahnya. "Ahh, ahh."

Meski gagal, sebisa mungkin Chen menahan desahannya, karena dia masih ingat berada di mana, tidak seperti laki-laki yang tangannya sedang menelusup masuk ke dalam celananya ini.

Sementara Chanyeol sendiri, dia menulikan pendengarannya. Tanpa mempedulikan Chen yang sedang panik kalau-kalau ada orang yang memergoki kegiatan panas mereka ini, dia terus membuat tanda keunguan di leher serta dada Chen.

Setelah puas dengan leher kekasihnya, pandangan Chen mengikuti ke mana kepala Chanyeol selanjutnya menjamah tubuhnya. Ketika Chanyeol menyingkap kaosnya dan langsung menjilati perut bantalnya, dia refleks mengumpat, "Berengsek kau ahh Chanyeol-ahh!"

Chanyeol menekan pinggul Chen kuat hingga membuatnya menjerit.

"Akhh!"

"Not Chanyeol, but Daddy." Dalam posisi berdiri, Chanyeol meremas-remas puting susu Chen dan menjilatinya seperti tengah menikmati rasa es krim terlezat di dunia.

"Eughh-Chan ahh Daddy ... jangan ahh ahh, dijilat saja."

Chen meremas rambut Chanyeol hingga kusut, tubuhnya melengkung dengan sebelah kakinya yang berada di pinggul Chanyeol ketika sensasi panas yang menerjang tubuhnya itu semakin kuat.

"Ahh! Ahh jangan hanya dijilat Daddy ahh ... hisap ahh juga yang kuat."

Chanyeol tersenyum dalam hati ketika mendengar permintaan kekasihnya yang sudah ditelan kabut nafsu, dia langsung meraup sebelah kanan puting susu Chen dan menghisapnya dengan kuat, seakan puting itu akan mengeluarkan susunya yang segar.

Sementara puting lainnya yang tak terjamah mulutnya Chanyeol pelintir hingga memerah dan menariknya hingga membuat kuku-kuku Chen mencakarnya. Chanyeol melakukan hal itu secara bergantian pada tiap-tiap puting susu Chen.

"Akhh Daddy sak-sakiiiit! Ahh ... ahh, ahh jangan dicubit ahh-cukup! Jangan kuat-ah-kuat. Ahh!"

Chanyeol sama sekali tidak peduli melihat wajah Chen yang memerah hampir menangis. "Ini hukumanmu, Baby. Tidak ada hukuman yang tidak sakit."

Chen kembali mengerang saat Chanyeol memelintir kedua putingnya sekaligus dengan sangat kuat. "Akhhh! Sialan! Please st-stop, ahh!"

Chanyeol mengusap air mata Chen yang mengalir ke pipinya. "Ssttt, jangan menangis," hiburnya.

Sementara tubuh Chen yang sudah lelah sehabis konser kini benar-benar habis ketika Chanyeol mempermainkannya, kakinya lemah jadi dia memeluk tubuh tegap Chanyeol agar tak ambruk.

Namun, napas lega Chen hanya berselang sebentar ketika tiba-tiba dia harus merasakan celananya ditarik oleh Chanyeol. Dia menatap Chanyeol dengan pandangan bingung sekaligus sayu, pandangan sayu tak berdaya yang begitu kekasihnya puja-puja.

Bahkan sekarang Chen merasakan adanya benda tumpul dengan duri kecil disemua sisinya sedang berusaha memasuki lubang sempit anusnya yang masih sangat kering. Benda itu ternyata adalah vibrator berbentuk berduri-duri yang sudah Chanyeol siapkan sebelum menjebak Chen di ruangan ini.

"Akhh Daddy jangan aku belum ahh, aku belum siap, lubangku masih kering, ahh!"

Lagi-lagi Chanyeol menulikan pendengarannya, dia terus berusaha mendorong vibrator itu ke dalam anus Chen, setelah tertelan seluruhnya, Chanyeol kembali memasukkan telunjuknya, memaksa vibrator itu masuk lebih dalam.

Blesss! Vibrator itu tepat mengenai prostat Chen, alhasil erangan kesakitan bercampur kenikmatan lolos dari bibirnya.

"Akhhh! Chan-ahh terlalu dalam ahh! Ha! Ha!" Chen berusaha meraih vibrator itu dan melepaskannya, tetapi Chanyeol menampik tangannya.

"Berhenti mengeluh, Baby. Ini baru awal hukuman yang akan kau terima nanti."

Setelah mengatakan itu Chanyeol langsung menyalakan vibrator tersebut dalam mode sedang, membuat tubuh Chen yang sudah lemas jadi semakin lemas.

"Cepat rapikan pakaianmu sebelum ada staff atau anggota EXO yang datang, kau tidak ingin mereka melihatmu setengah telanjang kan, Baby? Dan jangan coba-coba melepasnya atau aku akan marah."

Chanyeol mencuri satu kecupan singkat dipipi kiri Chen sebelum akhirnya melenggang pergi meninggalkan kekasihnya itu sendiri di ruangan tersebut.

Chen mendesah ketika merasakan benda itu bergetar-getar di dalam lubang aπusnya, dia merasakan rasa sakit dan nikmat secara bersamaan.

"Apa besok-besok aku buat-buat kesalahan saja agar punya alasan minta putus? Dia sering menyiksaku dalam kenikmatan-uhh sial! Ini gimana cara jalannya?"

Sambil berpegangan pada meja rias di depannya, Chen berusaha mengganti celananya dengan celana kain panjang kedodoran agar tak ada yang tahu bahwa dirinya sekarang sedang menggunakan benda laknat ini.

Lagi-lagi erangan keluar dari bibirnya ketika dia menunduk untuk memungut kembali pakaiannya, membuat vibrator di dalam tubuhnya semakin masuk dan menekan prostatnya.

"Arkhk sialan! Kenapa malah semakin masuk, sih! Akhk!"

Setelah memperbaiki penampilannya agar terlihat wajar, maksudnya agar tak terlihat seperti habis dilecehkan. Chen akhirnya keluar dari tempat itu, dia berjalan tertatih-tatih, harusnya itu cepat sampai tapi karena vibrator sialan yang mengganjal diaπusnya Chen harus hati-hati agar tak semakin tersiksa. Sesampainya di parkiran gedung, Chen segera menghampiri van EXO di mana para anggota sedang menunggunya.

Sehun yang pertama kali menyadari kedatangan Chen langsung melompat menghampirinya. "Hyung darimana saja? Kenapa lama sekali?"

"Maaf, tadi aku kebelet buang air besar," jawab Chen membuat alasan dengan suara yang agak bergetar menahan desahan ketika tiba-tiba saja Chanyeol diam-diam menaikkan volume vibratornya.

Suho mengernyit. "Chen kau tak apa? Apa kau sakit? Suaramu bergetar, loh?"

Chen menggeleng dengan senyumannya. "Aku tak apa-apa, Hyung. Aku hanya agak kelelahan saja setelah konser kita."

"Kau yakin? Kita bisa mampir ke apotek dulu jika kau ingin membeli suplemen?" Xiumin ikut bergabung mencemaskan adik kesayangannya.

Lagi-lagi Chen hanya menggeleng. "Aku hanya butuh istirahat agar cepat pulih lagi, Hyung."

Xiumin mengangguk dan Suho mengambil alih komando agar para anggota segera masuk ke dalam van. "Udara malam di musim dingin tidak bagus untuk kesehatan kita, ayo kita cepat pulang dan istirahat untuk konser selanjutnya."

"Aku dan Chen akan naik ke mobilku, Suho Hyung," ucap Chanyeol cepat, "kalian bisa duluan saja, aku ingin membicarakan sesuatu dengan kekasihku."

Jika Chanyeol sudah menyebut Chen sebagai kekasihnya di tempat umum begini, itu artinya member tahu bahwa mereka sedang melakukan atau membicarakan sesuatu yang tidak bisa mereka campuri.

"Kau yakin, Chanyeol? Kau pasti juga lelah, 'kan?" tanya Suho khawatir ketika mengetahui bahwa Chanyeol akan menyetir.

"Tenang saja, Suho Hyung. Aku akan selalu berhati-hati, kau tidak perlu cemas," balas Chanyeol dengan senyum lebarnya. "Aku akan menjadi Chen dan diriku sendiri."

Suho akhirnya mengalah. "Yasudah, kalian berhati-hatilah di jalan, kalau kalian butuh sesuatu segera hubungi aku atau manager Hyung." Suho masuk ke dalam van setelah semua anggotanya —minus ChanChen — lebih dulu masuk.

"Siap, Best Leader."

Chanyeol dan Chen menyaksikan dua Van yang membawa pergi teman-teman mereka itu melaju meninggalkan mereka. Kini hanya tersisa keduanya di sana, Chanyeol sempat melirik Chen yang masih bergerak tak nyaman dengan senyuman liciknya dan langsung menarik pergelangan tangan Chen untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Akhh, pelan-pelan Chanyeol! Apa kau lupa bahwa kau baru saja memasukkan vibrator sialan ini ke dalam anusku?!" kesal Chen.

"Aku tidak peduli, itu kan hukumanmu yang sudah genit kepada orang lain."

"Mereka teman-temanku, teman-teman kita, bukan orang lain lagi!"

"Cuma teman, sementara aku ini kekasihmu. Levelnya sudah beda," debat Chanyeol tak mau kalah.

"Ahh, terserah!"

Chen duduk di kursi depan bersama Chanyeol yang duduk di kursi kemudi, seharusnya mereka segera pulang ke asrama EXO yang sudah mereka tempati sejak awal debut, tapi bukan Park Chanyeol namanya jika dia tidak usil dulu kepada orang yang disayanginya.

"Ahh! Ahh!"

Selama perjalanan menuju asrama, Chanyeol lagi-lagi mulai memainkan vibrator dalam lubang Chen, rapper itu dengan seenaknya menaikkan dan menurunkan kecepatan pada vibrator tersebut.

"Ahhh! Ahh! Eunggh! Ah!" Di dalam mobil ini, suara desahannya teredam oleh suara mobil, Chen mendesah tak karuan dengan tubuh yang meliuk-liuk di dalam mobil. "Akhh ... euhh Chan-ber-berhenti ahh! Ugh!"

"No, Baby. Ini hukuman untukmu, and don't call me Chanyeol but call me Daddy. Kenapa sih susah sakali untuk memanggilku Daddy?" kesal Chanyeol melirik Chen.

"Karena kau bukan ayahku!" Chen berusaha merebut remote vibrator itu, tapi selalu gagal karena Chanyeol yang selalu berhasil membaca gerak-geriknya. "Ahhh! Chanyeol!"

"Berani membangkang, hukuman ditambah."

"Sshh ahh! Park Chanyeol berengsek!"

"I love you too, Kim Jongdae."

Selama dalam perjalanan Chen benar-benar merasa tersiksa, berulang kali Chanyeol menaikkan kecepatannya menjadi mode high dan berkali-kali pula Chen hampir orgasme, tetapi Chanyeol justru memakaikan penisnya chock ring di tengah jalan.

Chanyeol tidak membawa Chen pulang ke asrama EXO, tapi dia membawa kekasihnya itu ke apartemennya. Dia tidak mungkin menyiksa Chen jika anggota EXO yang suka protektif itu ada di sekeliling Chen nya.

Begitu mereka sudah sampai di basemen, Chanyeol lekas keluar dan menarik Chen yang ogah-ogahan meninggalkan mobil, Chen benar-benar tersiksa jika disuruh jalan maka dari itu Chanyeol mengendong laki-laki itu bridal. Begitu keduanya sudah masuk dan Chanyeol sudah mengunci pintu apartemennya, Chanyeol langsung membanting Chen ke kasur mereka.

Malangnya Chen mendarat dengan bokongnya yang mencium kasur lebih dulu, menyebabkan vibrator yang masih bergetar kuat di luangnya itu semakin masuk dan menekan prostatnya. Kesal, Chen melepas semua celananya sendiri, dia mengangkang lebar dan berusaha mengeluarkan benda itu dari lubangnya.

Chanyeol terkekeh ketika melihat tingkah kekasihnya itu, dengan langkah lebar dia berjalan mendekati Chen sambil melepas pakaiannya tergesa-gesa.

Chen, dia berhenti dengan aktivitasnya mengeluarkan vibrator itu ketika melihat Chanyeol yang sudah melepas pakaian. Dia melihat adanya sinyal bahaya dari kekasih prianya itu dengan perlahan Chen bergerak mundur, sampai akhirnya mentok di ujung ranjang yang menempel pada dinding. Melihat itu, Chanyeol langsung mengungkung Chen diantara kedua tangannya.

"Chan-daddy, kita omongin yang terjadi di konser tadi baik-baik, yuk? Sambil makan pizza atau mie misalnya?" nego Chen hati-hati, namun dengan jelas dia melihat Chanyeol sudah diselimuti nafsu. Sudah sangat terlambat untuk kabur.

"Memakanmu lebih menyenangkan daripada makan pizza apalagi mie, mie itu tidak sehat, yang sehat itu memakanmu."

Chen memekik kecil ketika tanpa ba-bi-bu Chanyeol langsung mencengkeram pergelangan tangannya dan meraup bibir manisnya, melumatnya kasar, membuat perut Chen rasanya panas seperti teraduk, Chanyeol menghisap-hisap bibir bawah dan atas kekasihnya dengan bergantian, meski awalnya sempat mendapatkan penolakan tetapi tak lama kemudian Chanyeol berhasil meluluhkan hati Chen hingga laki-laki itu mau membalas cumbuannya yang terlihat masih malu-malu.

"Mmhhh Chan-mhh! Ahh!" desahan Chen mengeras saat lidah keduanya saling bergelut, mendorong, dan bertukar saliva.

Chen yang tadi sempat mendorong dada Chanyeol kini justru berbalik mengalungkan tangannya pada leher Chanyeol, membuat wajah mereka kian menempel.

"Mmhh!"

Chanyeol melepaskan tautan bibir mereka ketika merasakan oksigennya menipis. "Chenie, kau ingin membunuhku?" sarkasnya.

Dengan wajah memerah dan dagu terdapat saliva keduanya, Chen menggeleng malu. "Aku-tidak! Aku cuma berpikir untuk melayanimu sebaik mungkin." Ops! Chen tahu dia salah bicara dan itu tidak bisa ditarik lagi.

Chanyeol tersenyum penuh ejek. "Oh, ya? Mau melayaniku dengan baik, ya?"

Chanyeol merangkak di atas tubuh Chen, membuat tubuh Chen perlahan terbaring demi menghindari saling bersentuhan.

Chen gelagapan menggeleng. "Tidak! Bukan! Maksudku-ahh! Chanyeol-ohh!"

Terlambat, Chanyeol kembali menciumnya, namun kali ini sasarannya adalah lehernya. Chanyeol meninggalkan jejak keunguan yang sangat jelas, sementara tangan kanannya menahan Chen yang hendak kabur, tangan kirinya tak tinggal diam dan mengocok peπis mungil Chen yang sudah tak memakai celana dalam.

"Ahh! Ahh! Faster Chan-ahh! Da-daddy!"

Mulut Chanyeol kini berpindah mengulum puting susu kemerahan Chen, dia memainkannya dengan lidahnya; jilat, hisap, gigit, emut. Begitu terus berulang-ulang secara bergiliran hingga puting susu Chen membengkak kemerahan.

"Euhh! Daddy~ hisap lebih kuat! Ohh yeahh! Ohh! Ahh!"

Setelah mulut Chanyeol lelah mempermainkan bagian atas sensitif kekasihnya, kini Chanyeol beralih pada lubang bawah Chen yang sudah amat basah akibat perbuatannya tadi di gedung konser, dia melebarkan kaki Chen hingga bagian sensitif kekasihnya itu terpampang jelas di depan matanya.

Tangan besar Chanyeol menusuk lubang Chen yang masih terisi vibrator, membuatnya semakin sempit, terasa sangat perih sekaligus nikmat bagi Chen. Chanyeol sesekali menekan vibrator itu hingga mengenai prostat Chen, membuat Chen mendesah semakin kuat.

Mata Chen begitu sayu dan kacau, mulutnya tak henti mendesah laknat. "Ahh! Daddy! Ahh! Ahh! Aku mau keluar-ohhh-Oh My God! Chanyeol luar biasa! Ooh!"

Chanyeol terkekeh. "Kau bilang apa, Baby? Aku tak mendengarnya."

"Dad-Daddy!" Chen mencengkeram erat tangan Chanyeol.

❥❥❥ TBC .... ❥❥

A/N: heollll by the way gue mau bilang, ini wkwk dari beberapa sumber yang gue baca, terkadang orang-orang bakalan jadi pribadi yang berbeda ketika aktivitas ranjang mereka, kayak main cosplay jadi baby-Daddy seperti ChanChen ini, main om-oman, dll. Tujuannya untuk, apa ya gue lupa hmmm biar makin panas lah wkwk.

Byee, see you yah! Gue mau hype MV teaser ayang dulu (LAGI!). 😭 Saking kena pranknya sama Wira tadi malam gue sampai mimpiin Chen sama Park Haesoo naik mobil bareng keliling pinggir pantai, bangun-bangun mau streaming eh iya lupa MV nya aja belum di-upload, amsyong deh. Yaudah gue streaming album yang sebelumnya aja dulu. 😭

Jangan lupa nonton teaser Last Scene yang di Naver juga, biar trending! ❤❤❤

29/10/2022 🌹 Ningtias

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro