41. THIS LOVE #BaekChen Ⅱ
Notes: cerita ini adalah karya remake dari cerita asli karya author kimeiparkyungsoo_12 yang berjudul Seduction Jongdae.
(Spesial gif Baekchen)
❥❥❥
Itu adalah awal dari penderitaannya yang jauh lebih mengerikan.
Setidaknya Chen ingin melupakan kejadian hari itu di toilet, tetapi Baekhyun justru sebaliknya, dia justru semakin menindas dirinya, memperlakukannya semena-mena seakan dia adalah sampah yang hina. Sambil mengancam akan menyebarkan video percintaan mereka agar beasiswa Chen dicabut, Baekhyun membuatnya sebagai pemuas nafsunya, dia jadi sering memanggilnya ke tempat-tempat sepi dan memerkosanya, sesekali Baekhyun akan beralasan belajar kelompok dengan Chen ketika yang terjadi sebenarnya adalah dia yang digarap semalaman suntuk hingga seluruh tubuh Chen mati rasa.
Terhitung sudah tiga bulan semenjak Chen menjadi budak seks Baekhyun, akhir-akhir ini Chen merasa ada yang lain dengan tubuhnya, dia merasa sakit, tubuhnya cepat lelah, pegal-pegal, kadang juga merasa mual dipagi hari atau ketika tengah mencium aroma-aroma tertentu. Hari ini adalah puncak dari semua keluhan yang Chen alami, pagi ini Chen terus muntah-muntah, terhitung sudah 5x dia keluar-masuk kamar mandi dan memuntahkan cairan bening yang terasa pahit hingga membuat tubuhnya begitu lelah, belum lagi rasa pusing yang melandanya.
Karena ibunya khawatir dengan kondisi tubuh putra semata wayangnya yang memang memiliki alergi terhadap makanan-makanan tertentu, dia membawa Chen pergi ke rumah sakit meski pun harus dengan sedikit paksaan. Di tempat itu, sepasang suami-istri tersebut mendapati fakta mencengangkan tentang putra tunggal mereka.
Sambil menahan raut murka diwajahnya, laki-laki awal 40-an itu menemani sang istri untuk melihat keadaan Chen di ruangannya. Dia sedang berbaring sembari chating dengan temannya Lay yang menanyakan kabar mengapa hari ini Chen tak masuk.
“Hei, Ma, Pa,” sapa Chen, “apa kata dokter? Aku tak sakit parah, 'kan?” tanya Chen santai. Itu hanya mual dan pusing, dia pasti hanya demam, terutama karena kebanyakan pikiran akibat dibully di sekolah.
Ibunya mengusap rambut Chen lembut. “Berapa usia anakku ini? Hmm.”
Chen mengernyit bingung. “Tahun ini aku baru menginjak 17 tahun, Ma,” jawab Chen.
“Oh, ternyata putra kecilku ini sudah beranjak dewasa. Apa kau sudah punya pacar, Chen?”
Chen hampir tersedak ludahnya sendiri akibat pertanyaan sang ibu yang diluar dugaannya. Chen malu, kenapa tiba-tiba membicarakan pacar, sih? Chen menggeleng. “Aku tidak punya pacar, Ma,” jawab Chen malu. “Aku ingin banyak belajar dan memiliki teman, yang seperti itu jauh lebih penting.”
“Benar tidak memiliki pacar?” tanya ibunya tak percaya dan Chen mengangguk mantap. “Kalau orang yang kau sukai? Pasti ada, 'kan?”
Pipi Chen bersemu merah, dia lagi-lagi menggeleng. Dia tak mungkin bilang bahwa sempat menaruh hati pada temannya Lay kan? Lay kan sudah punya pacar, Si Suho, anak cerdas dan kaya dari sekolah lain yang sedang mencalonkan diri sebagai ketua OSIS.
“Yang seperti gebetan atau crush, aku juga tidak memilikinya.”
“Benarkah?” tanya ibunya masih tak yakin. “Kalau kau berhubungan dengan laki-laki, katakan saja pada kami, kami akan memahami bagaimana kamu memilih menjalani hidupmu.”
Chen mengerutkan keningnya bingung. “Ti-tidak ada juga, kok.” Dia menjawab agak sedikit gugup hingga ayahnya mengembuskan napas, seakan tahu dengan jawaban tersembunyi dibalik jawaban itu.
Memangnya apa yang harus Chen katakan? Bahwa dia beberapa kali bersetubuh dengan Baekhyun? Itu sama saja dengan bunuh diri. Chen tidak akan mungkin mengatakannya, setidaknya, dia bahkan tidak ingin terlihat berhubungan dengan Baekhyun. Dan bahkan setelah lulus nanti, Chen ingin mengubur dalam-dalam kenangan semasa SMA-nya dan memulai kehidupan baru.
“Chen, kau tentu tahu bahwa kami selalu mendukung semua keputusanmu?” Sekali lagi, ibunya mengusap rambutnya lembut. Chen melihat ayahnya memilih keluar ruangan dan menunggu di luar. “Jika ternyata kamu sedang atau pernah berhubungan dengan seseorang terutama laki-laki, katakan saja sejujurnya, mama tidak akan menghakimimu.”
“Tidak ada, Ma. Kenapa sih tanya-tanya seperti itu?” Tiba-tiba Chen merasa takut, apa sakitnya parah hingga membuatnya tak akan sempat merasakan yang namanya cinta hingga ibunya mengkhawatirkannya? “Omong-omong, aku sakit apa, Ma?” Chen memperhatikan ibunya yang memalingkan wajahnya darinya. Ada apa? Sebelumnya ibunya tak pernah bersikap seperti itu?
“Mama tidak tahu apa saja yang kamu lakukan di luar sana, Chen. Apakah semua ucapanmu jujur atau bohong, bagaimana pergaulanmu dan sebagainya, tetapi sekarang kamu tidak sendirian.”
“Hah? Maksudnya?”
“Ada nyawa yang hidup di dalam perutmu, Chen.”
Semua hal-hal paling konyol yang Chen ketahui seakan menguap dari pikiran. Nyawa? Kehidupan lain? Apa yang sebenarnya terjadi?
“Awalnya mama juga tak percaya dengan apa yang dokter katakan, mungkin juga dokter tak percaya dengan apa yang dilihatnya sendiri dan memeriksa beberapa kali agar tak salah memberikan kabar pada pasiennya. Tetapi kamu harus percaya bahwa sekarang kamu sedang mengandung.”
Mulut Chen menganga tak percaya. Mengandung? Bagaimana bisa? Dia adalah seorang laki-laki tulen! Apakah ini adalah anak Baekhyun? Chen hanya pernah melakukannya dengan pria itu, bagaimana semua ini bisa terjadi?
“Mengandung?” beo Chen tak percaya dengan apa yang didengarnya, lebih tepatnya tak ingin mempercayainya.
Ibunya mengangguk. “Dokter bilang kau istimewa.”
Tidak! Ini bukan keistimewaan! Ini kutukan!
“Tidak mungkin!” Chen teriak histeris. “Mana mungkin aku hamil? Aku adalah laki-laki?!” Dia memberontak, dan bahkan ibunya berusaha menahannya agar tak pergi.
Ayahnya datang bersama seorang dokter dan tiga orang suster, semuanya menjadi terlalu heboh dan kacau ketika Chen dengan brutal memukul-mukul perutnya hingga membuat dokter harus menyuntikkan obat penenang padanya.
Beberapa jam setelah efek bius itu habis, Chen membuka matanya di malam hari, ibunya sudah pulang sejak sore hari, hanya ada ayahnya yang masih menunggunya. Tatapan tajam itu jelas berbeda dengan tatapan lembut yang ibunya berikan.
“Siapa ayah dari anak itu?” tanya ayahnya dengan nada tertahan, seakan ada ribuan beban dipundaknya yang menahan senyumannya merekah. “Jawab yang jujur, aku bukan ibumu yang dapat dengan mudah kau tipu.”
Chen meremas tangannya takut, dia bahkan memalingkan wajahnya dari ayahnya, dia tak ingin menatap mata itu.
“Chen ...? Apa kau akan terus diam? Siapa dia sebenarnya hingga kau mengunci bibirmu?”
Iya, siapa Baekhyun sebenarnya hingga Chen tak mau berkata yang sejujurnya? Bukankah jika dia jujur dan mengatakan bahwa selama ini dia diperkosa olehnya, Chen pasti akan terbebas dari jerat kejinya dan Baekhyun pun akan mendapatkan hukumannya?
“Apa dia mengancammu?”
Tidak. Chen menggeleng. Tidak pernah ada pembicaraan seperti itu dalam hubungan keduanya, itu hanya seperti tuan dan budak, hanya soal jika Chen tak menurut maka beasiswanya akan terancam karena Baekhyun akan menyebarkan video tak senonoh mereka. Lagipula siapa yang menyangka bahwa Chen akan hamil?
Berkata jujur? Mungkin jika mereka memiliki cukup kekuasaan itu akan terjadi, tetapi bukan tak mungkin bahwa Baekhyun akan mengelak. Seorang calon pewaris tahta kerajaan Byun telah memperkosa teman sekolahnya yang adalah laki-laki hingga hamil? Siapa yang akan percaya dengan berita bodoh semacam itu? Baekhyun dan keluarganya pasti akan melakukan segala cara untuk membersihkan nama baik mereka. Itu hanya akan membahayakan orang tuanya.
“Ma-maaf, Pa.” Chen meraih telapak tangan ayahnya erat, memohon ampun. “Ak-aku diam-diam pergi ke klub dan mabuk-mabukan, ketika aku bangun aku sudah tak memakai baju, aku tidak tahu siapa yang sudah menyentuhku.”
Akhirnya Chen lebih memilih berbohong dan mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan Baekhyun seorang diri. Dia melepas beasiswanya, pindah ke lingkungan yang lebih sepi dan merawat bayinya yang telah memasuki usia delapan bulan. Chen sama sekali tak memberitahukan apa pun pada Baekhyun karena menurutnya itu percuma, lagipula siapa yang akan percaya bahwa seorang laki-laki hamil? Ibu dan ayahnya sudah membuat skenario dengan ibunya yang berpura-pura hamil dan jika anak itu nanti lahir maka dia bukanlah anak Chen, melainkan adalah adiknya. Karena mau bagaimana pun, mereka tak akan mungkin tega membunuh sebuah nyawa.
***
“Jadi ... kalian masih belum tahu keberadaan Chen sekarang?”
Sejak beberapa bulan lalu, setelah seminggu Chen tak masuk sekolah dan tiba-tiba muncul rumor bahwa Chen keluar, Baekhyun menyuruh pengawalnya untuk mencari keberadaan di mana Chen sekarang berada.
Mungkin itu terdengar klise, tetapi Baekhyun benar-benar merasakan ada yang ganjal dihatinya sejak tak melihat keberadaan Chen lagi di sekitarnya. Setiap malam, dia akan selalu mimpi buruk, itu hanya mimpi biasa sebenarnya, seorang anak kecil yang memanggilnya ayah, tetapi mimpi itu terus-menerus datang dan terlihat semakin jelas.
Membuat Baekhyun kepikiran, tetapi terlalu gengsi untuk jujur dia menjadi kacau hanya karena sebuah mimpi anak kecil.
“Katakan.”
“Begini, Tuan Muda. Kami sudah menemukan keberadaan seseorang bernama Chen itu, dia dan keluarganya sekarang tinggal di Busan. Tetapi ada yang aneh dengan keadaannya,” kata pria berbadan tinggi besar itu ragu-ragu.
Baekhyun mengernyit. “Aneh bagaimana? Ada apa dengannya?”
Apakah itu rasa khawatir? Beberapa kali Baekhyun menjalin hubungan dengan seseorang yang selalu berakhir dengan perpisahan, tetapi tak pernah sekali pun dia mengkhawatirkan pacar-pacarnya itu. Ini adalah perasaan yang berbeda yang hanya dia rasakan kepada Chen.
“Mungkin Tuan Muda akan terkejut dan tak percaya dengan berita ini, sekarang keadaan Chen nampak seperti wanita hamil tujuh bulan, perutnya begitu besar, dia bahkan meminum susu hamil dan vitamin,” ceritanya, “keluarganya menutup-nutupi hal ini, anehnya lagi ibunya Chen juga sedang hamil besar.”
Baekhyun syok bukan main, Chen tiba-tiba menghilang bahkan meninggalkan beasiswa yang amat disayanginya dan tiba-tiba dia hamil? Bagaimana bisa?
“Mengandung? Dia itu laki-laki dan pasti tak akan bisa mengandung!”
“Tetapi, faktanya memang seperti itu yang kami lihat Tuan Muda. Dari data kesehatan yang berhasil kami curi, Chen ternyata adalah laki-laki carier yang memang memiliki sel telur.”
Baekhyun mengusap rambutnya syok. “Siapa ayah dari bayi yang dikandungnya?”
Mereka saling menatap satu sama lain.
“Maaf, kami tidak bisa menemukannya. Dari yang berhasil kami selidiki, Chen hanya berteman dengan seorang siswa di tempat Anda sekolah, dia bernama Lay. Tetapi sudah memiliki pacar yang sekolah di sekolah lain, hubungan mereka juga hanya sekadar teman.”
Baekhyun menyipitkan matanya. “Hanya itu?”
Lagi-lagi mereka menatap satu sama lain, kali ini mereka menundukkan kepalanya semakin dalam.
“Maaf apabila ini lancang, tetapi kami menemukan jejak bahwa Chen sempat menjalin hubungan yang tak biasa dengan Anda.”
❥❥❥ TBC ....❥❥❥
A/N: gif nya masih banyak sih, tapi buat bab besok-besok lagi. Btw, selamat sore jangan lupa mandi.😆
Coba tebak Baekhyun yang mana Chen yang mana?😆
21/10/2022 🌹 Ningtias
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro