Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

22. Trainee Bitches #LayChen Ⅰ 🔞





❥❥❥ Bagi seorang Kim Jongdae, dunia itu sangat lah mudah.

“Mmmhh, sialan. Kenapa aku harus kecanduan tubuh jalangmu ini, hah?!”

Sambil terus berkata kasar, Siwon menyodomi bokong Jongdae, memaju-mundurkan peπis besarnya di lubang sempit yang kini basah berkat spermanya yang berlimpah dengan semangat hingga ranjang yang mereka gunakan berderit. Tubuh sepasang kaum adam itu berkeringat banyak di ruangan ber-AC serba gelap.

Siwon membalikkan tubuh pasangan seksnya menjadi terlentang, menatap wajahnya dengan peπis yang masih menyatu dengan lubang aπus Jongdae yang sempit.

Jongdae tersenyum remeh, hanya dengan melihat mata laki-laki itu saja, dia bisa tahu bahwa Siwon tengah begitu terpana melihat pemandangan di hadapannya, seakan hal paling menakjubkan di dunia ini adalah bisa melihat seorang idola terkenal terlentang bugil dengan pasrah penuh keringat dan sperma di bawah kungkungannya.

Dengan sengaja, Jongdae makin mengangkangnya sepasang kakinya. Membiarkan Siwon memiliki akses untuk menikmati seluruh tubuhnya malam ini.

“Tuan Siwon?” panggil Jongdae lembut, atau lebih tepatnya sengaja dia buat lembut dan ucapkan dengan begitu sensual. “Kenapa hanya diam saja?”

Tangan kanannya menyentuh peπisnya sendiri, mengurut-urut pelan dengan tatapan menggoda. Sementara pinggulnya dia gerak-gerakan, membuat penis Siwon keluar-masuk dari anusnya.

“Aku begitu menyukaimu.” Siwon memeluk tubuh Jongdae yang jauh lebih kecil ketimbang dirinya, menelusupkan wajahnya ke belakang tengkuk Jongdae dan mengecup dalam-dalam area tersebut. Dengan suara basnya, Siwon berbisik di belakang tengkuk Jongdae, “Aku menyukai setiap jengkal tubuh indahmu.”

Laki-laki itu mengembuskan napasnya, berkali-kali, rasanya begitu dingin dan menggelitik, kemudian Siwon menjilati daun telinga Jongdae dan mengigitnya pelan, menjilatinya lagi lalu dia ciumi dalam-dalam.

Kedua kaki Jongdae melingkar erat di perut telanjang Siwon yang sixpack, mendesah geli dengan kepala terangkat ketika kumis tipis Siwon menggesek bagian belakang lehernya.

Laki-laki yang menyandang status bottom itu tertawa kecil, rasanya sangat geli, sekaligus nikmat, ketika dengan gagahnya Siwon kembali menyodokkan peπis besarnya, membuat perut Jongdae rasanya penuh juga seperti digelitiki. Mata sipitnya melotot ketika peπis mungilnya menegang dan kepala peπisnya tak sengaja menyentuh permukaan perut Siwon.

“Tu-an ... Siwon~ aku, aku sudah tidak tah-tahan lagiii!” Jongdae merem-melek, mulutnya terbuka dengan lidah menjulur seperti anjing kelaparan.

Pelukan dan anusnya semakin menggerat, rasanya sangat panas, seluruh tubuhnya begitu panas dan seperti melayang namun tak melayang dan masih tertahan. Telapak tangan dan kakinya bergetar pelan, sementara mulutnya langsung menyambut mulut Siwon begitu laki-laki itu mencumbu bibirnya.

Kedua lutut Siwon menekan permukaan kasur bersprei hitam kusut tersebut, sementara bokongnya tak henti memaju-mundurkan peπisnya di dalam lubang surgawi Jongdae, pun dengan Jongdae yang juga melakukan hal serupa, laki-laki itu tak akan membiarkan investor tetapnya menemukan kenikmatan seorang sendiri.

Dalam ruangan penuh lampu dan lilin aroma terapi dengan barang-barang serba berwarna gelap itu hanya terdengar suara kecapan, gesekan kulit, dan desahan kenikmatan dari dua orang laki-laki yang tanpa menggenakan sehelai kain pun.

Jongdae membuka mulutnya, membiarkan Siwon mengobrak-abrik isinya, mengigit kecil-kecil kedua belah bibirnya yang membengkak untuk kemudian disambut dengan lilitan lidah keduanya.

“Ahh~ ahh, seluruh tubuhku rasanya panas sekali ... akuu~.” Jongdae mencakar punggung Siwon, memejamkan matanya erat ketika seluruh otot-ototnya menegang kala puncak kenikmatan itu mulai datang menjemput.

“Sialan! Sialan! Ahh!”

Siwon makin mempercepat gerakannya sebelum akhirnya dia melepaskan cumbuan itu dan melolong luar biasa berisik bersama Jongdae.

“Hahhh, hahhh, haah, haahh.”

Tubuh Jongdae dan Siwon melemas, rasanya seluruh beban hidupnya melayang dengan kenikmatan tiada tara yang mereka dapat selama beberapa detik. Siwon mencabut peπisnya dari dalam anus Jongdae sebelum ambruk di atas tubuh laki-laki itu sambil memeluknya erat, membiarkan lelehan sperma hangatnya berjubelan keluar, mengotori paha Jongdae dan sprei.

“Bagaimana perasaanmu, Tuan?” tanya Jongdae sambil mengusap surai hitam Siwon penuh kasih sayang. “Kau puas?”

Siwon tertawa, mencuri satu kecupan dibibir Jongdae sebelum menjawab, “Kau bercanda? Aku sangat menikmati sesi percintaan kita, Sayang.”

Jongdae balas tertawa. “Apakah permainanku lebih hebat dari istrimu itu?”

Siwon meremas punting susu Jongdae yang membengkak akibat ulahnya. “Apa aku harus memberikan bukti rekaman video dan membandingkannya denganmu? Betapa hebatnya permainan ranjangmu, Sayang?”

Jongdae meraih wajah tampan Siwon, mengusapnya lembut sebelum akhirnya mencuri satu ciuman pipinya singkat. “Satu ronde lagi, bagaimana?”

Mulut Siwon menerima cumbuan Jongdae, sementara kedua tangannya dia sisipkan ke belakang punggung Jongdae dan memeluk tubuh ramping itu erat.

Bagi seorang Kim Jongdae, dunia itu sangat lah mudah. Karena dia hanya perlu menyodorkan bokongnya, melayani nafsu bejat orang-orang kaya, lalu semua yang dia inginkan akan langsung mereka kabulkan.

Setelah semalaman suntuk melayani Choi Siwon, direktur utama CSN Group, sebuah perusahaan modeling ternama Korea Selatan, akhirnya pagi tiba dan saatnya bagi keduanya untuk saling pura-pura tak mengenal.

Siwon sudah pergi lebih dulu, pagi-pagi buta sekali setelah ronde terakhir mereka selesai, dia langsung membersihkan diri dan meninggalkan Jongdae yang masih tertidur di kasur hitam penuh sperma mereka berdua semalam.

Sekitar setengah delapan pagi, Hong Minzy, manager pribadi Jongdae, datang menjemput sang idola. Perempuan itu adalah satu-satunya manajer yang sejak awal Yixing percayai untuk mengurusi segala skedul, keperluan pribadi, hingga hal-hal yang menyangkut para investor yang akan Jongdae tangani dengan tubuhnya.

“Apa kau perlu sesuatu? Katakan saja.” Setelah membangunkan Jongdae, Minzy memberikan pakaikan untuk laki-laki itu. “Sore ini, bos ingin bertemu denganmu sebelum pergi ke Jerman untuk menjadi pembicara di salah satu universitas.” Perempuan itu menyodorkan minuman kaleng pada Jongdae.

Jongdae menerima kaleng penambah energi tersebut dan langsung meminumnya setengah.

“Minggu ini kau tidak ada skedul apa pun,” kata Minzy sambil memunguti pakaikan Jongdae yang berserakan. “Mau makan apa?”

“Berikan aku apa saja, yang penting rendah lemak. Aku harus tetap menjaga bentuk tubuhku.” Jongdae minum lagi. “Omong-omong, kenapa dia mau bertemu denganku? Apa dia akan mengajakku pergi bersamanya?”

Perempuan berambut hitam panjang dengan poni bergelombang itu mengedikkan bahunya acuh tak acuh.

“Temui saja dia, nanti kau juga akan tahu. Cepatlah bersihkan tubuhmu, aku tidak ingin ada OB yang memergoki seorang idola terkenal dalam keadaan telanjang dan ditinggalkan oleh partner seksnya setelah selesai bercinta.”

Jongdae melempar kaleng tersebut ke lantai. “Sialan, aku mulai muak.”

“Muak denganku?”

“Sayangnya iya, dan juga dengan bosmu itu.”

“Bosku adalah bosmu kalau lupa.”

“Aku tidak ingin mengakuinya.”

“Yah, kalau ternyata kau memiliki hubungan lebih dari sekadar bos dan karyawan dengannya sih, aku tak akan heran.”

Jongdae menatap Minzy sengit, perempuan itu langsung sadar dan mengambil langkah mundur; waspada. “Kenapa kau menatapku seperti itu?”

Semua itu dimulai dari cita-cita Jongdae yang ingin menjadi seorang bintang idola, dia mulai mendaftar trainee dibeberapa perusahaan, ada yang berhasil diterima tapi tak lama kemudian Jongdae sama sekali tak masuk line up debut.

Dia kemudian keluar dan mencari agensi baru untuk menjadi seorang trainee, lalu Jongdae yang waktu itu baru berusia 17 tahun bertemu dengan orang Chromosome Entertainment Group disebuah kafe, waktu itu dia hanya iseng bernyanyi sambil menunggu temannya, tetapi dia malah ditawari audisi. Tentu saja Jongdae langsung menerimanya.

Di agensi yang sudah mendebutkan beberapa soloist dan boygrup terkenal itu, Jongdae menjalani masa-masa trainee bersama ratusan rekan lainnya yang berasal dari berbagai negara yang kebanyakan sudah lebih dulu trainee ketimbang Jongdae.

Lalu, dua tahun sejak Jongdae bergabung di agensi sebagai seorang trainee. Perusahaan mengumumkan bahwa mereka akan membuat boygrup baru yang berisikan lima orang. Dari ratusan trainee, trainee-trainee yang lolos seleksi debut adalah Baekhyun, Luhan, Minseok, Kyungsoo, dan ....

Jongdae protes kenapa trainee yang baru saja cidera dengan vokal biasa-biasa saja seperti Junmyeon bisa lolos debut sementara dia yang secara segi vokal atau pun dance lebih unggul, malah tersingkir.

“Apa karena wajahku biasa-biasa saja jika dibandingkan dengan Junmyeon Hyung?” Dihadapan seluruh petinggi agensi dan Junmyeon, Jongdae menatap mereka tajam. “Jadi, sebenarnya kalian tidak mencari orang berbakat, tapi hanya mencari visual? Bukankah wajah akan menua, sementara bakat abadi?”

Junmyeon yang berdiri dipojokan mengepalkan tangannya marah mendengar isi protes Jongdae yang seakan merendahkannya.

“Jika memang ini yang kalian cari, seharusnya sejak awal tidak usah menerima trainee yang memiliki bakat, suruh saja pekerja rendahan kalian operasi plastik kemudian debutkan menjadi idol.”

Jongdae melirik Junmyeon yang sama sekali tak berkutik, kemudian tatapan tajamnya melirik orang-orang penting di Chromosome Entertainment Group, termasuk pendiri agensi tersebut yang duduk di tengah-tengah, melipat tangannya.

Jongdae mengembuskan napasnya kesal, tak ada gunanya tetap berdiri seperti pengemis di sini. Dia harus pergi baru bisa menangis sepuasnya.

“Aku permisi, terima kasih sudah memberiku harapan palsu dan menyadarkanku bahwa industri ini tidak membutuhkan orang berbakat!”

Jongdae melangkahkan kakinya menuju pintu keluar ketika secara bersamaan Zhang Yixing, pendiri Chromosome Entertainment Group, berdiri dan memanggil namanya.

“Tunggu sebentar Kim Jongdae!”

Tepat saat namanya dipanggil, Jongdae mengehentikan langkah kakinya, tapi sama sekali tak berbalik menatap orang-orang di belakangnya itu. Hingga ketika Yixing sampai di depan wajahnya, Jongdae baru mendongakkan kepala, dengan ekspresi yang masih sama kesalnya.

Tanpa repot-repot memikirkan reaksi orang-orang di dalam ruangan itu, pandangan Yixing hanya terpaku pada seorang trainee di hadapannya. “Bisa kita bicara sebentar?” tanyanya. Tatapannya menunjukkan bahwa dia tertarik.

Tetapi sayangnya Jongdae terlalu takut untuk mengatakan iya, memangnya apa yang akan seorang orang penting seperti dia bicarakan dengan trainee gagal seperti dirinya setelah terang-terangan merendahkan reputasinya?

“Kalau hanya untuk mem-blacklist-ku dari agensimu, aku pikir tidak perlu, aku masih punya harga diri.”

Jongdae berjalan melewati Yixing begitu saja ketika dengan cekatan Yixing mencekal pergelangan tangannya dan berbisik di telinganya, “Bukankah tadi kau sungguh ingin debut? Aku bisa membantumu lolos debut.”

Mata sipit Jongdae terbelalak, jantungnya berdegup kencang. Sungguh kah dia tak berbohong? Dengan takut-takut nan penuh harap, Jongdae balas menatap pandangan Yixing.

Laki-laki pertengahan 30-an itu tersenyum. “Kita harus bicara empat mata dulu untuk menentukan beberapa hal dan kesepakatan.”

❥❥❥ TBC .... ❥❥❥


A/N: karena seharusnya Reverse Harem update hari Sabtu tapi gue malah update hari Kamis, maka sebagai permintaan maaf gue akan update 2x.

21/07/2022 🌹 Ningtias

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro