04. Brotherhood #DaeChen Ⅱ 🔞
❥❥❥ Chen Kim tidak pernah menyesali semua keputusan yang pernah diambilnya, begitu pula dengan Byun Baekhyun. Mungkin itu sebabnya keduanya berakhir dengan saling menjalin hubungan asmara? Tidak, bukan itu. Ada hal lain yang mempengaruhi hubungan keduanya. Cinta sejati? Omong kosong! Semuanya adalah karena benda itu!
Benda ajaib pemberian seseorang yang tak sengaja memergoki Chen dan Jongdae pada saat tengah bertengkar beberapa tahun silam, sebuah benda kecil yang mengubah hidup kakak-beradik itu 180° derajat.
Sebuah benda terkutuk!
Yang dapat mengabulkan satu permintaan tuannya.
Lalu menghancurkan pemiliknya!
Praaang!
Jongdae melemparkan piring berisi sandwich dan bandul bintang berwarna hitam itu hingga hancur berkeping-keping menghantam kaca besar di ruangan tempatnya berlatih menari, napasnya tersengal-sengal karena teramat marah, bulir-bulir keringat sebesar biji jagung meluncur dari pelipisnya. Tak lama setelah Jongdae melemparkan roti isi sayuran yang telah diolesinya madu itu, kawanan semut kecil datang mengerumuninya.
“Jadi kau ingin melawanku dengan melakukan debut solomu lebih cepat dari yang seharusnya, ya?” Jongdae menghela napas panjang dan dalam, berusaha mengontrol emosinya sendiri.
Itu terjadi ketika dia tadi akhirnya menyalakan ponselnya setelah seharian latihan, tapi alih-alih menghilangkan stres, dia justru langsung disuguhi berita bahwa Chen akan melakukan debut solonya awal bulan April ini? Hampir bertepatan dengan perilisan lagu OST-nya!
“Sialan!”
Katanya Chen akan menyanyikan lagu bergenre balada yang memiliki lirik menyentuh, mini album berjudul April and a Flower itu berjumlah 6 lagu dengan salah satunya yang berjudul Flower adalah ciptaan Chen. Dia akan menyanyikan langsung lagu-lagu itu dalam promosi unik yang diberi nama Bushking, di sana Chen juga akan mengajak beberapa teman musisi dan produsernya.
“Rock song versus ballad song.” Jongdae kembali menyalakan musiknya dan bersiap-siap berlatih koreo lagu miliknya yang berjudul watch out. “Akan aku buktikan bahwa rock adalah yang terbaik dan kamu akan segera menerima karma!”
❥❥❥
“Ini adalah solo debutku, harusnya kau bahagia.”
Meski terlambat, Chen sudah memberi tahunya bahwa dia akan menjadi anggota EXO kedua yang akan melakukan solo debut setelah Lay.
“Baekhyun kau tak bahagia melihatku bahagia?”
Chen tengah tidur terlentang di kamar Baekhyun, di apartemen mewah laki-laki itu, dia bersikap selayaknya berada di rumahnya sendiri.
Baekhyun merapikan kamarnya, membiarkan Chen berlaku sesukanya di atas kasur. Dia kemudian melirik Chen yang tengah terlentang dengan kakinya yang dia sandarkan pada tembok. “Aku mengkhawatirkan para pembencimu.”
“Yah, kau lebih perhatian pada mereka ketimbang aku?”
“Sejak Jongdae muncul, kamu menjadi target bullyan baru, semua hal negatif tertuju padamu.” Baekhyun berjalan menghampirinya Chen. “Aku pikir ini bukan waktu yang tepat untuk berdiri di atas panggung.” Dia inisiatif mencium kening lebar sang kekasih.
“Kalau begitu aku akan mengajakmu berdiri di sana,” celetuk Chen yang langsung membersihkan keningnya. “Astaga liurmu menempel dikeningku!”
Baekhyun tertawa kecil dan memeluknya. “Chenieku kembali cerewet? Kamu pasti sangat bahagia sekarang.”
Chen membalas pelukan itu. “Tentu saja!”
“Sekarang, apa kamu ingin menjelaskan sesuatu padaku?”
Chen mengerutkan keningnya. “Tentang?”
“Jongdae Kim.” Secara khusus setelah mendengar nama itu, Chen melepaskan pelukannya. Baekhyun merasa tersinggung. “Aku menceritakan semua hal padamu, bahkan tentang apa saja yang aku lakukan semasa berpacaran dengan orang lain.”
Chen membuang wajahnya. “Aku akan cerita, namun bukan saat ini.”
Baekhyun merebahkan tubuhnya disamping Chen yang tengah duduk bersila. “Kenapa?”
Chen menatap Baekhyun kesal. “Semua orang akan membenciku termasuk kamu—”
Duk!
“Awww!”
Chen mengeluh ketika kaki Baekhyun menendangnya dan kemudian malah tertawa melihatnya kesakitan, laki-laki itu menatapnya dendam, namun amarah itu secepat angin tertiup lenyap kala Baekhyun menariknya dalam dekapannya sambil berbaring, meletakkan kepalanya di atas dadanya.
“Katakan sekali lagi bahwa aku akan membencimu, lalu akan aku perkosa dirimu,” kelakarnya, “diamlah, dan nikmati semua kasih sayang yang aku berikan.”
“Pinggangku masih terasa nyeri,” keluh Chen, “itu gara-gara kamu.”
Baekhyun langsung duduk dan membiarkan Chen tetap terlentang, secara paksa membuka baju Chen dan memeriksa lukanya. Dia agak menyesal kala mendapati sedikit luka kebiruan dipinggang Chen.
“Menurutmu ringan, tapi kamu kan atlet Hapkido,” kesal Chen, “kira-kira, dong, kalau bercanda.”
“Aku minta maaf.” Baekhyun merasa sangat menyesal, dengan lembut dia menciumi bekas tendangannya pada pinggang Chen. “Aku akan menyembuhkanmu.”
Sambil berusaha menyingkirkan kepala Baekhyun, Chen tertawa kegelian. “Tidak usah, ini geli sekali!”
“Kenapa? Ini menyenangkan.” Baekhyun menggodanya dengan mengecup dan menjilati pinggang Chen, membuat laki-laki itu terus tertawa kegelian sambil protes.
“Baekhyun, jangan ini geli! Baekhyun! Baekhyuuun!” Akhirnya yang ditunggu-tunggu, laki-laki itu mulai mmerengek-rengek seperti bocah umur 5 tahun yang keinginannya tak dituruti. “Kalau kamu terus melanjutkannya aku akan marah! Marah sekaliiii!”
Namun sama sekali tak didengarkan oleh sang kekasih, itu semakin kacau ketika keduanya jadi sama-sama terangsang. Baekhyun tak lagi mampu menahan gairahnya apalagi melihat Chen yang kelelahan tertawa di bawahnya dengan keringat, dia lalu mencium bibir Chen tanpa permisi, awalnya hanya mengecup lalu menjilati, tapi lama-lama jadi menyedotnya. Sementara kedua tangannya diam-diam melepaskan celananya sendiri.
Mereka sudah pernah melakukan seks beberapa kali, bahkan sebelum resmi pacaran, jadi kali ini pun juga tak ada kecanggungan, masing-masing sudah paham betul titik sensitif sang kekasih. Pun dengan Chen yang langsung paham bahwa Baekhyun menginginkannya, dia sebenarnya tidak begitu ingin malam ini, tapi bukan berarti Chen akan menolak permintaan Baekhyun.
“Tapi jangan beri aku kiss mark, aku harus syuting, kau tahu kan Min Heejin yang membuat konsep albumku ini suka sekali memberiku baju belum yang selesai dijahit,” ucap Chen memberi syarat, sayangnya dia lupa tak memberi tahu Baekhyun untuk tidak terlalu banyak menggempurnya dan itu akan Chen sesali di masa depan karena dia jadi harus syuting sambil duduk.
“Ay, ay, Kapten!” Baekhyun tersenyum puas, malam ini Chen sepenuhnya akan menjadi miliknya sebelum dia sibuk promosi solo debut. “Kamu mau di bawah atau di atas?”
Chen berpikir sejenak. “Terserah, tapi jangan melakukan seks di kamar mandi lagi.” Dia masih trauma tentang insiden terpleset di kamar mandi yang membuat kaki Baekhyun terkilir karena harus menahan berat tubuhnya. “Dan jangan di mobil juga.”
“Sekarang kita ada di kamarku.” Baekhyun membantu Chen melepaskan celana pendeknya dan membuang celana itu, menyisakan celana dalamnya yang ketat berwarna pink. “Apa kamu mau kita merekam ini?”
Refleks Chen mencubit lengan Baekhyun. “Tidak mau! Baekhyun, kamu gila, ya! Nanti kalau ada sasaeng yang membobol ponselmu gimana!” omelnya.
“Tidak kelihatan wajah, kok. Itu nanti hanya akan terlihat seperti video bokap biasa. Janji!” Baekhyun mengambil ponselnya sendiri, tapi dengan cepat Chen membungkam bibirnya hingga membuat Baekhyun teralihkan, diam-diam dia tersenyum, jadi dengan pintar dia melempar ponselnya menjauh dan memegang kepala Chen agar membuat ciuman mereka lebih dalam.
Keduanya sudah sama-sama telanjang bulat, sepasang penis itu juga sudah saling menegang, berdiri tegak dengan cairan putih kental di ujung. Chen melenguh ketika merasakan sebuah tangan memasuki area terlarangnya, menekan-nekan bagian daging dalam itu seperti tengah mencari sesuatu lalu meremasnya.
Seluruh otot-otot tubuhnya menegang, merasakan panas dengan jantung berdebar-debar. “Baekhyun ... aku, oh, pleaseee, oh, Baekhyun, Oh My God!” Tubuh Chen bergetar pelan dengan pinggang dan kakinya yang melengkung kala Baekhyun berhasil menemukan dan meremas prostatnya.
Setelah dirasa dubur Chen sudah sangat basah, dengan perlahan Baekhyun membuka lebar selangkangan Chen di depan wajahnya, dia mengendus sebentar aroma khas yang disukainya sebelum akhirnya mengarahkan peπis miliknya masuk ke dalam anus Chen. Perlahan-lahan dan lama-lama semakin masuk jauh ke dalam, dia melenguh nikmat ketika penisnya merasakan kehangatan yang berdenyut-denyut di dalam sana.
Baekhyun mulai memaju-mundurkan bokongnya, membuat peπisnya keluar-masuk, seakan tengah menggoda lubang surgawi sang kekasih yang terbuka-tertutup dengan puisi-puisi romansa abad 21.
Tak mau hanya menerima dan membiarkan Baekhyun bekerja sendiri, Chen juga menggerak-gerakkan pinggulnya, membiarkan dirinya relaks dengan segala kenikmatan yang tubuhnya dapatkan. Keduanya begitu mencintai kegiatan ini.
“Chen, Chen!” Baekhyun menambahkan tempo gesekannya, membuat sang kekasih yang berada di bawahnya tubuhnya terhentak-hentak seirama.
Tak lama kemudian sesuatu yang hangat, lumer, dan kental mengaliri bagian dalam anusnya, rasanya sangat penuh, berbeda dengan penis Baekhyun telah melepas, penis miliknya masih menegang, Chen belum keluar karena tangan kiri Baekhyun menahan ujungnya.
Chen jadi merengek karena rasanya sungguh tak enak dan sangat sakit. “Baekhyuuun!” Tangannya berusaha menyingkirkan tangan Baekhyun dari peπisnya, tapi laki-laki itu justru terkekeh.
“Belum saatnya untukmu.” Dengan masih memegang penis Chen, Baekhyun membuat sang kekasih menungging dan sekali lagi, peπisnya yang sudah lemas tiba-tiba berdiri tegak kembali dan kali ini, Baekhyun benar-benar memperkosa kekasihnya tanpa sekali pun membiarkan Chen keluar.
Beberapa jam kemudian, setelah belasan kali Baekhyun mengalami orgasme, akhirnya dia juga membiarkan Chen mendapatkan kenikmatannya untuk pertama kali malam ini. Dia terkekeh ketika mendapati Chen sudah tertidur lelap, dia terlihat begitu kelelahan. Dengan sayang, Baekhyun mengelus rambutnya dan mencium keningnya penuh rasa sayang.
Pukul 2 dini hari, Baekhyun bangkit untuk memakai baju dan membersihkan dirinya dari sisa-sisa percintaan mereka. Awalnya hatinya begitu senang sampai akhirnya Baekhyun menyadari bahwa dia tidak menutup jendelanya, Baekhyun yang tinggal di lantai 26 berjalan mendekati jendela, menatap panorama malam diibu kota Seoul itu. Matanya yang sipit kian menyipit kala menyadari bahwa di gedung sebelah, seseorang seperti tengah berdiri di balkon dengan teropong mengarah tepat ke kamarnya.
Tubuh Baekhyun membeku ketika memikirkan apa yang sejak tadi pria itu lihat di ujung sana dengan sebuah teropong dan kamera ditangan, dugaannya semakin kuat kala pria itu seperti terburu-buru masuk ke dalam kamarnya, menghindari tatapan Baekhyun.
“Sialan! Berengsek! Bajingan!”
Pikiran buruk tentang apa yang seharusnya tidak terjadi menyergap kepalanya, dengan terburu-buru Baekhyun mengambil jaket, masker, serta topi, dan keluar dari apartemen, berlari kencang menuju gedung di sebelah. Berjam-jam mencari pria itu ke sana ke mari diselimuti dinginnya malam hingga hampir pagi dengan hasil sangat mengecewakan, malam itu dia sama sekali tak bisa tidur.
Tepatnya pukul delapan pagi ketika Baekhyun yang ketiduran di sofa setelah kelelahan mencari pria itu semalaman terbangun karena terkejut akibat bantingan pintu di kamarnya, dia langsung beranjak dari sofa ketika menyadari bahwa yang baru saja keluar itu adalah Chen dengan aura begitu marah.
Tak berselang lama ponselnya berdering, itu adalah ratusan panggilan dari para manager dan member EXO juga pesan-pesan baru yang berdatangan setiap menitnya. Ketika melihat kasurnya yang masih berantakan akibat semalam, Baekhyun menemukan ponsel Chen yang tertinggal, tak jauh beda dengan ponsel miliknya, Chen juga mendapatkan telepon dari semua orang.
Hari itu adalah kiamat bagi Baekhyun dan Chen, apa yang dia takutkan sudah terjadi bahkan lebih cepat dari dugaannya. Orang itu menyebarkan semua hal yang dia ketahui, foto-foto dan video percintaan mereka semalam terekam, itu diperkuat dengan bukti chat mesra mereka sejak tahun 2017 yang kini tersebar luas diinternet.
❥❥❥TBC... ❥❥❥
A/N: annyeong~ sudah berapa lama aku menghilang? Kekeke, I'm back. Are you happy?
24/05/2022 🌹 Ningtias
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro