⁕ Topi Berlumpur dan Burung yang Bisu ⁕
Lanjutan dari Kunci Peradaban dan Topi Segitiga.
+ + +
Sudah beberapa bulan Bapak menghilang, dan bukan berarti Jagat tidak melakukan apapun. Selain mencoba percaya pada pihak kepolisian—yang ternyata percuma saja—Jagat berusaha semampunya dengan atau tanpa bantuan Profesor Wiji.
Emak sama sekali tidak membantu, sebab beliau ikut-ikutan pikun dan harus diawasi jikalau sudah cebok atau belum selepas buang hajat. Selain berulang kali mengucapkan tentang orang-orang bertopi segitiga, Emak tidak mengucapkan informasi yang berguna lagi. Tentang orang-orang itu pun juga Jagat tidak terlalu menganggapnya benar.
Hingga, pada suatu sore yang mendung, Jagat menemukan topi segitiga tinggi—separuh tergenang lumpur bekas hujan seharian di desa—tepat di depan rumah.
Jantungnya serasa akan copot. Tidak mungkin. Bukankah orang-orang topi segitiga itu hanya halusinasi Emak?
Bergegas Jagat menerjang rumah. "Mak? Mak!"
Namun, tak ada suara. Tak ada gesekan sandal karet maupun gemerisik kain jarik. Bahkan perkutut Bapak yang dirawat Jagat juga seolah tak berani bersuara, seakan-akan mengabarkan bahwa apa yang selama ini dianggap lelucon oleh Jagat kemungkinan besar telah ...
Membawa Emak juga.
Jagat tak mengulur-ulur lagi. Usai mengacak rumah dan memastikan bahwa Emak baru saja lenyap, begitu pula dari keterangan mbok yang biasa beres-beres rumah dan jaga Emak sesiangan, ia langsung mengambil tas gunung kesayangan.
Tidak lagi ia memercayai polisi. Sebaliknya, ia mengirimkan pesan kepada Profesor Wiji.
'Emak hilang. Saya mau cari.' Begitu isinya, berikut dengan foto topi segitiga yang masih berlumur lumpur kering. Sembari menunggu pesannya dibaca Profesor Wiji, Jagat merasakan kegetiran dan amarah membara di dalam diri.
Ia akan mencari Emak—dan Bapak juga, kalau begitu—walau itu berarti ia mesti mengarungi samudra dan membabat hutan.
+ + +
Prompt: Buatlah cerita dengan genre berikut sesuai dengan bulan kelahiranmu --> Adventure
Note: Aku lagi traveling ke provinsi tetangga jadi capek banget ... tapi tetap harus mengetik ... jadilah ngalor ngidul alias ke sana kemari hahaha. Padahal konsep cerita Jagat udah mulai terbentuk di kepalaku.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro