Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

⁕ Kunci Peradaban dan Topi Segitiga ⁕

Word count: 405

+ + +

Semenjak lepas popok, Jagat Anggatra sudah dijejali berbagai pengetahuan soal hobi ayahnya. Menurut beliau, tidak ada kata terlalu dini untuk mengenalkan Jagat pada kegemaran.

"Daripada hobi main game, mending kamu hobi eker-eker tanah aja," adalah kata yang sering diucapkan Bapak, sambil mengawasi Jagat menggali-gali tanah dengan kedua tangan macam ayam jago yang mereka pelihara di pekarangan. Waktu itu, Bapak memberinya petualangan baru: menemukan harta karun yang ditimbun dengan petunjuk-petunjuk yang ada. Bagi Jagat di usia empat tahun, petunjuk-petunjuk itu tidak penting. Yang penting, ia dapat hadiah cokelat telur dan ada rasa kepuasan tersendiri saat melihat tangan kotor, diomeli Emak, kemudian kabur untuk mandi di sungai bareng Bapak.

Kebiasaan itu berlanjut hingga dua puluh tahun kemudian. Bedanya, ia sudah tahu apa kesibukan Bapak yang sebenarnya. Sayangnya, Jagat menemukan profesi sebenarnya Bapak bukan saat diminta menulis kolom pekerjaan orang tua saat sekolah dasar, melainkan saat Bapak dinyatakan hilang.

"Bapakmu itu banyak yang ngincar," adalah kata Emak, yang sudah putih semua helai panjangnya dan lupa jadwal cek puskesmas. Yang diingat hanya Bapak, kebiasaan mengomeli Jagat di sore tak peduli apapun yang dilakukan sang putra—berlabur tanah atau rapi dari kantor, dan orang-orang bertopi segitiga.

"Orang-orang topi segitiga yang selalu meneror Bapak," imbuh Emak, matanya yang memburam memandang kosong ke arah langit lembayung. "Katanya Bapak itu kunci peradaban rahasia."

Jagat memutar bola mata. Kalau Emak memang benar, Indiana Jones saja kalah dari bapaknya, dong.

"Bapak itu cuma arkeolog, Mak." Begitulah Jagat akan selalu membalas. "Segala patahan prasasti numpuk di kantornya juga nggak ada yang nagih-nagih minta diselesaikan proyeknya."

"Arkeolog banyak, Le." Suara Emak kian melirih. "Tapi cuma bapakmu yang dianggap kunci peradaban sama leluhur."

Obrolan itu bukan yang pertama kali, dan sejujurnya Jagat tak tahu mesti bagaimana lagi merespons. Topik itu pula yang menghantui Jagat kala berangkat ke kantor Bapak, tiga kali seminggu, yang terletak di mes seorang dosen jurusan sejarah, tepat di luar Universitas Negeri Malang. Kantor Bapak lama diisi oleh dosen-dosen sejurusan lainnya, dan barang-barang beliau dipindahkan ke mes rekannya ini, Profesor Wiji. Seolah dunia sudah menganggap bahwa hilangnya Bapak sama dengan kematiannya. Pihak kepolisian, tentu saja, sudah lama menumpuk kasus ini di atas kasus-kasus lain yang dianggap lebih genting dan menguntungkan.

Jika ada yang optimis Bapak masih hidup, maka itu hanya Profesor Wiji, Jagat, dan Emak, yang bertambah hari bertambah ngeri melihat bentuk segitiga.

Ah, benar. Satu lagi topik yang selalu menghantui Jagat, dan tak pernah didengar oleh Profesor Wiji sebelumnya.

Siapa orang-orang bertopi segitiga itu?


+ + +

Prompt: 

Buat cerita yang mengandung tiga kata berikut: kunci, prasasti, popok. Maksimal 500 kata. Kata tidak mesti berurutan. 

Note:

Waktu dapat prompt ini, jujur aku senang. Karena aku pernah merancang tokoh bernama Jagat Anggatra untuk keperluan publik, dan meski tokoh ini merepresentasikan suatu divisi, aku juga ingin mengeksplor latar belakang Jagat di sini. 

Sayang maksimal katanya lima ratus~


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro