91 • Bulan Merah [drabble]
DESAH NAPAS yang halus menerpa tengkuk, hingga bulu kuduknya meremang. Arcanta mendongak perlahan meski lehernya berada di genggaman jemari dengan kuku tajam. Temaram yang berasal dari langit merah berhias awan gelap dan gemercik arus sungai nan deras membuat suasana menjadi suram. Dari balik pepohonan, Arcanta berharap pertolongan.
Jemari berkuku panjang dan tajam yang menjerat lehernya makin mengerat. Kepala serigala jadi-jadian itu mendekati telinga Arcanta dan berbisik, "Kau milikku, Dear. Jangan berharap pertolongannya."
"Tidak, kau salah paham, Canon." Arcanta menjawab dengan susah-susah sambil meronta. "Dia pasti datang."
"Arcanta Michaela, sudah kubilang aku Alpha-mu!" Canon menggertak.
"Tapi aku bukan—"
"Kau ya—"
"AKU BUKAN MICHAELA! AKU KEMBARANNYA BODOH! DAN AKU LAKI-LAKI!"
Pupil Canon spontan membulat dan genggamannya melonggar. Tanpa diduganya, ada yang menendang tengkuknya dari arah belakang hingga Canon terjerembab.
"Kau hampir telat, Michaela."
"Berisik kau, Michaelis. Masih untung kuselamatkan. Sudah, ayo pergi."
• • •
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro