58 • Retak
Sebelumnya, aku seorang introver. Hobiku mendekam di rumah. Rebahan sambil membaca buku atau mendengarkan musik adalah nikmat dunia. Tapi, itu dulu. Sebelum aku menganggap rumah adalah neraka. Sebelum bentakan, jeritan, dan kata-kata kasar nan bernada tinggi menjadi alarm bagiku. Juga sebelum barang-barang berharga di rumah terbanting dan pecah berkeping-keping.
Aku benci rumah. Karenanya, aku menjadi seorang ekstrover. Aku jadi akrab dengan keramaian. Suara bising tak lagi membuatku pusing dan mual, meski awalnya aku perlu menelan sebutir obat untuk menenangkan panik yang menyerang. Tapi, tak apa. Memang perlu waktu untuk mengakrabkan diri dengan musuhmu.
Hal itu berlangsung selama kurang lebih setahun—atau lebih, mungkin—sebelum virus bernama Corona menyerang dan kami terpaksa dirumahkan. Selanjutnya, hari-hariku bagai neraka. Hampir tiap hari aku menyaksikan baku hantam dari dua orang yang dipanggil orang tua. Kadang kala, aku harus sambil menutupi mata adikku dengan telapak tangan agar saat besar ia tak melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan orang tuaku.
Meresahkan.
Aku rasa aku hampir gila perlahan. Begitu pun dengan ibuku, yang pernah beberapa kali kumat seperti orang kesetanan; menangis meraung-raung, menjerit, dan bertindak impulsif. Kala itu kupikir, lama-lama aku bisa ikut gila jika terus berada di rumah ini. Kasar kukatakan, tapi pada kenyataannya memang hampir tidak ada yang benar-benar waras di sini.
Termasuk ayahku, pelakunya, yang sama tak warasnya. Tebak, apa yang dilakukannya kala ibuku kumat? Hanya diam dan melihat, tak sedikit pun bertindak barang sedikit.
Dan oh, jangan lupakan seringai tipisnya yang diam-diam disuguhkan, sementara jemarinya sibuk memainkan ponsel. Mungkin tengah bersua bersama wanitanya yang lain. Dan mungkin, hanya aku yang menyadarinya.
Kini, aku kembali menjadi introver cupu, yang kerap diserang panik di tengah keramaian. Seakan usahaku selama ini sia-sia, aku kembali seperti semula; gadis lemah nan rapuh yang kerjanya menangis tanpa suara tiap malam, tebersit pelipur keutuhan keluarga kendati bagian dalam sudah hancur bersama kenangan-kenangan pahit.
• • •
24 Mei 2021
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro