Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

48 • Replenish [flash fic & side story]

Side story dari cerita The Destroyer

• • •

Harusnya sekarang sudah musim kemarau, tapi curah hujan masih saja tinggi. Terlebih hawa dingin lebih menusuk kulit dari biasanya. Enggak heran. Soalnya suhu turun menjadi 15 derajat Celcius. Kadang-kadang bisa sampai 12 derajat—cukup dingin untuk sebuah wilayah tropis. 

Selama musim kemarau—atau hujan entahlah (karena hujan sudah berlalu dua bulan)—aku jadi sering mengenakan sweater biarpun di dalam rumah. Hawa dingin membuatku malas bergerak dan beraktivitas. Yang biasa kulakukan saat hujan hanyalah rebahan di sofa dan berselimut tebal ditemani aroma petrikor yang kuat—seperti sekarang ini.

Aku menenggelamkan kepala ke bantal. Selimut bermotif Doraemon membalut hampir seluruh tubuhku, menyisa kepala bagian atas. Sungguh aku enggak berniat melakukan apa pun sekarang ini. Rasanya seperti udara hari ini semakin dingin, lebih dingin dari sebelumnya. Padahal masih siang.

Omelan Mama yang beberapa kali terdengar kuabaikan. Paling lagi mengomel seperti biasa karena anak gadisnya enggak melakukan apa pun selain meringkuk berselimut di sofa. Habis, aku merasa serba salah. Pas aku menawarkan diri untuk membantu Mama, malah enggak dibolehkan dengan alasan takut aku menghancurkan sesuatu. Padahal, aku pakai sarung tangan. Ya sudah, akhirnya aku memilih tidur dan menghangatkan diri.

"Lia, Mama pergi ke luar dulu. Mau beli bahan-bahan kue," kata Mama yang tahu-tahu sudah ada di depan pintu. Sepertinya Mama sudah selesai mengomel.

"Mama mau keluar hujan-hujan begini?" tanyaku melihat Mama mengenakan mantel cokelat dan menggenggam payung Doraemon di tangan kirinya.

"Iya, mau gimana lagi? Mama lagi bikin kue, enggak tahunya terigu sama vanilinya enggak cukup," Mama mendesah, "lagian dari tadi kamu Mama suruh juga enggak bakal mau."

Aku menyengir. Karena perkataan Mama juga karena bahan-bahan kue yang habis kupakai untuk membuat bolu kemarin-kemarin. Tetapi, tampaknya Mama mengabaikan cengiranku dan segera pergi. Aku pun kembali menenggelamkan kepala ke bantal dan mulai memejamkan mata.

Begitu kelopak mataku terbuka, aku berada di sebuah ruangan bernuansa jam dan bercorak emas yang enggak asing. Jarum-jarum jam berputar lambat, ada juga yang cepat, dan ada juga yang enggak bergerak. Lebih dari itu, seorang laki-laki berambut hitam kelam yang memakai kalung berliontin sabit berdiri di tengah-tengah ruang dan menatap ke arahku. Lalu tak lama, dia tersenyum. "Hai, Ravelia. Kita bertemu lagi."

Aku mengernyit dan mencoba mengais memori yang tersimpan dalam benakku. Siapa dia dan ada di mana aku?

Ah, mendadak aku merasa deja vu.

• • •

24 April 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro