Kamu tahu mati?

Iya, mati. Ketika makhluk hidup meninggalkan raga dan dunia untuk selamanya.

Setiap makhluk yang hidup dan bernyawa pasti akan mati. Manusia, hewan, tumbuhan, bahkan mungkin alien.

Tapi, bagaimana jika ada makhluk yang tidak dapat mati biarpun jantungnya ditikam, lehernya dipenggal, atau dibiarkan tidak bernapas?

Selnya akan selalu beregenerasi. Tak dapat mati, hidup abadi selamanya.

Kalau kamu menduga jawabannya vampir, manusia segala, penyihir, atau makhluk mitos lainnya, kamu salah besar.

Dia, manusia—tapi, ah, kami bahkan tidak tahu harus menyebutnya apa.

Lihatlah, tabung besar itu. Di dalamnya ada cairan berwarna hijau kebiruan. Di dalamnya lagi, ada seorang makhluk berwujud seperti manusia. Agaknya seperti anak laki-laki walau dia tak punya kelamin. Kabel-kabel melilit hampir di sekujur tubuhnya; mulut, kepala, tangan, kaki. Sementara itu, tubuhnya tampak melayang-layang di air.

Dialah si Makhluk yang Tak Dapat Mati itu. Proyek yang para ilmuwan zaman dulu kerjakan selama ratusan tahun hingga kini—generasi kami—untuk menciptakan seorang makhluk yang masih bernapas kendati jantungnya tertusuk, lehernya terpenggal, dan tubuhnya terpotong-potong.

Tapi, dia masih cacat. Karena itu, kami para ilmuwan akan terus memperbaikinya hingga dia benar-benar menjadi makhluk yang sempurna dan abadi, melebihi kami—manusia—yang fana.