17 • Secuil Kecerobohan [side story]
Day 17
Jenis tulisan: side story Kaneishia
• • •
Selesai turnamen ternyata tidak membuat tugas Zay sebagai sekretaris OSIS berkurang. Gadis yang baru saja menginjak usia delapan belas tahun itu sibuk mengurus berkas laporan hasil turnamen untuk diserahkan kepada panitia dan kepala sekolah. Beruntung ada Iru yang kerap membantunya meski tak sekali Zay mengatakan tidak usah.
Seperti kali ini, jarum jam sudah menunjukkan angka enam, tetapi Zay masih setia duduk di bangkunya sambil berkencan dengan berkas-berkas yang berceceran di meja. Firlo, si laki-laki nonelementer hanya bisa mengembuskan napas. Lelah menyuruh Zay untuk beristirahat sejenak. Namun, gadis itu tak juga mendengar dan hanya membalas dengan gumaman.
"Zay ... sudah pukul enam. Mau sampai kapan?" Firlo bersedekap di ambang pintu ruangan OSIS. Sorot tajamnya mengarah pada Zay yang masih berada di dalam.
"Sebentar lagi, Fir," gumam Zay.
Firlo hanya mendengar samar. Laki-laki itu mengembuskan napas berat lagi. Padahal ia sudah membujuk Zay untuk membantunya mengurus berkas menyebalkan itu. Mengapa rekannya di OSIS begitu keras kepala? Sialnya hari ini Iru tidak masuk sekolah. Sang gadis elementer tanah yang biasa membantu Zay mengurus pekerjaan OSIS-nya. Jika bukan Iru, Zay takkan membiarkan orang lain mencampuri pekerjaannya, bahkan jika itu Firlo ataupun Zesya.
"Apa perlu kupanggil Azka atau Pak E—astaga, aku hanya bercanda, Zay!" Firlo berseru panik kala tubuh Zay mulai diselimuti aura kegelapan nan pekat.
"Diam di tempatmu atau pergilah, Fir." Perintah dengan nada tengah seiring dengan aura gelap Zay yang menghilang. Ia kembali melanjutkan aktivitas yang sempat tertunda tanpa memedulikan kehadiran Firlo lagi.
"Kamu mengusirku?" tanya Firlo. Rautnya tampak tak suka. Kedua alis tajamnya saling bertaut, sementara kedua lengan terlipat di depan dada.
Tidak ada jawaban dari Zay. Kekesalan Firlo sudah memuncak. Laki-laki itu meninggalkan ruang OSIS tanpa menutup pintu, benar-benar meninggalkan Zay sendiri di ruang OSIS yang bersuhu dingin.
Sedangkan Zay, menghela napas lelah. Ia meletakkan pulpen tinta hitam di atas tumpukan berkas lantas menarik kedua lengannya ke atas, meregangkan otot-ototnya yang dipaksa bekerja selama tiga jam tanpa henti.
"Akhirnya selesai juga."
Setelah beristirahat selama lima menit, Zay merapikan mejanya yang sangat berantakan lalu meninggalkan ruang OSIS setelah mematikan AC dan menutup pintu. Namun, gadis itu melupakan suatu hal; bahwa sisa aura kegelapan yang sempat ia keluarkan tadi bercampur dengan energi negatif Zay tengah kelelahan.
• • •
Edisi kangen Kaneishia, tapi gatau mau ngetik apaan /revisi woi!
28 Februari 2021.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro