Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Backyard

Hari kebebasan Soonyoung akhirnya tiba. Ibu Soonyoung sibuk membereskan baju dan perlengkapan anaknya yang belum sempat dibawa pulang, sedangkan Ilhwa membantu Soonyoung untuk mencoba berjalan.

Soonyoung tidak lumpuh, hanya cedera saja. Kakinya sempat mati rasa dan kaku seperti daging yang dibekukan.

"Myeongi tidak datang?" Pertanyaan Soonyoung membuat Ilhwa terdiam. Ia tampak enggan menjawab, tapi gadis itu tetap membuka mulutnya.

"Dia menunggu di basement."

***

"Maafkan aku karena tidak bisa menemanimu hari ini. Aku harus menemui dosen pembimbingku. Tapi besok aku akan menepati janjiku untuk mengajakmu berkeliling."

Soonyoung mengangguk pelan dan tersenyum menanggapi ucapan Ilhwa.

"Baiklah, aku turun dulu. Sampai jumpa Soonyoung, tante. Terima kasih Myeongi."

Ilhwa segera membuka pintu mobil milik ayah Soonyoung yang dikemudikan Myeongi, menutupnya cepat, dan berlari masuk ke dalam gedung kampus.

"Youngie, mau bertukar tempat dengan Mama?" tawar ibu Soonyoung yang duduk di samping Myeongi.

"Tidak perlu Ma. Kakiku masih terasa berat."

***

Soonyoung yang kelewat homesick memaksakan diri untuk segera mencapai pintu rumah ketika mobilnya baru saja terparkir di depan garasi rumah. Padahal untuk berjalan saja masih harus berpegangan pada badan mobil.

"Myeongi, bantu Soonyoung ya? Nanti barangnya biar tante yang bawa," pinta ibu Soonyoung yang masih duduk di dalam mobil bersama Myeongi.

"Iya tante."

Myeongi segera turun dari mobil dan memapah Soonyoung yang tampak senang luar biasa ketika pintu rumah akhirnya terbuka. Lima ekor anak anjing Alaskan Malamute datang menghampiri Soonyoung dan Myeongi dengan ekor yang berkibas senang.

"Woaah... Apa aku beternak anjing? Kalau tidak salah, aku hanya memelihara satu anak anjing jantan."

"Maksudmu Chiko?"

"Mhm.. Dimana dia?"

Myeongi menunjuk seekor anjing besar yang tengah rebahan di lantai dekat sofa.

"Kau... Serius? Dia sebesar itu?"

Ketika Soonyoung sudah duduk di sofa, anjing besar itu langsung bangun dan meletakkan kedua tangannya ke atas kaki Soonyoung. Dilihat dari manapun juga, itu memang Chiko yang Soonyoung kenal. Langsung saja Soonyoung memeluk anjing itu.

"Wah... Kau sudah menjadi seorang ayah rupanya," ucap Soonyoung dengan nada bangga.

"Lebih tepatnya kakek," sahut Myeongi mengoreksi ucapan Soonyoung.

"Maksudmu?"

"Crystal!"

Seekor anjing lainnya datang dari arah dapur ketika Myeongi memanggil namanya. "Dia anak dari Chiko, dan dialah yang melahirkan lima anak anjing yang menyambut kita tadi."

Soonyoung hanya bisa tercengang. Ia seperti orang yang baru kembali dari merantau setelah sekian lama tidak pulang ke rumah. Anjingnya sudah sukses berketurunan dan dia melupakan kejadian menarik itu begitu saja.

"Oke.. Nanti kau harus mengenalkanku pada kelima cucu Chiko."

"Tentu," jawab Myeongi dengan ekspresi menahan tawa.

"Jangan buat aku tampak bodoh. Lebih baik kita pergi untuk mengembalikan ingatanku. Kau sudah menyusun rencana perjalanan?"

Tidak ada jawaban yang diberikan Myeongi. Gadis itu hanya membantu Soonyoung untuk berdiri dan berjalan menuju halaman belakang rumah. Tak lupa dengan enam ekor anjing yang berlari mendahului mereka dan satu yang setia mengikuti di samping Soonyoung.

"Di tempat ini saja sudah cukup. Lagipula kau masih kesulitan untuk berjalan," ujar Myeongi setelah mereka duduk di sebuah kursi panjang dekat kolam ikan.

"Kau yakin tidak ingin pergi keluar?"

"Sangat yakin."

Soonyoung membuang nafas panjang. "Baiklah, kita akan bersenang-senang di sini."

Bukan Soonyoung namanya kalau hanya duduk diam dan menonton. Pria itu kembali memaksakan diri dan mencoba menghampiri anak-anak anjing yang sedang asik bermain. Myeongi yang hendak menyusul langsung dicegah oleh Soonyoung.

"Jangan bantu aku. Nanti aku tidak bisa cepat berjalan lagi kalau terus kau papah."

"Kalau kau jatuh bagaimana?"

"Mereka pasti akan menolongku," jawab Soonyoung sambil memeluk satu persatu anak anjing yang kini mengerumuninya.

Chiko mengambil alih tempat duduk Soonyoung dan meletakkan kepalanya di pangkuan Myeongi. "Lihat majikanmu. Baru keluar dari rumah sakit sudah seperti itu."

***

"Youngie, tolong bangunkan Myeongi! Sebentar lagi kita makan malam."

Soonyoung yang baru bangun dari tidur sore tampak belum mengumpulkan seluruh kesadarannya. Ia bisa melihat ibunya yang berada di ruang makan sedang menyiapkan berbagai hidangan.

"Memang dia belum bangun?"

"Kalau sudah bangun, buat apa Mama minta tolong kamu?"

Soonyoung hanya mengangguk dan mengurungkan niatnya untuk turun tangga. Ia berjalan menuju kamar tamu yang berada tepat di sebelah kamarnya sendiri.

"Myeongi, ayo bangun..." Ucapannya melambat ketika Soonyoung mendengar isakan kecil.

"Myeongi?" Soonyoung berjongkok di samping kasur. Gadis itu memang menangis, terlihat dari pipinya yang basah dan air matanya yang mengalir.

"Hoshi, jangan pergi..." Isakan Myeongi membuat Soonyoung mengerutkan alisnya bingung. Hoshi itu siapa?

"Kumohon... Jangan tinggalkan aku!"

Jujur saja, Soonyoung panik sekarang. Dia sudah mencoba membangunkan gadis itu namun isakannya makin kencang dan air matanya terus membanjiri wajahnya. Masa Soonyoung harus memanggil ibunya? Yang ada ia malah disalahkan karena membuat Myeongi menangis.

"Hoshi.. Tolong jangan pergi.."

Soonyoung naik ke atas kasur, kemudian menarik Myeongi ke dalam pelukannya. Ia mengusap rambut Myeongi dan tanpa sadar mencium puncak kepalanya.

"Please.. Hoshi.."

"Iya, aku.. Tidak akan meninggalkanmu." Entah apa yang membuat Soonyoung mengatakan hal itu, namun isakan Myeongi mulai reda. Usapan dan tepukan pelan pada punggung Myeongi juga membuat gadis itu menjadi lebih tenang.

"Aku... sayang Hoshi.."

Soonyoung bisa merasakan kalau bajunya dicengkeram erat oleh Myeongi.

"Aku juga sayang Myeongi."


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro