XXVI
──────────
Restore Me
──────────
***
XXVI
***
Ketuban pecah dini.
Dokter Amira menerangkan bahwa Kaia mengalami ketuban pecah dini yang terpaksa harus segera dilakukan tindakan sesar guna mengeluarkan janin dari rahim Kaia. Usia kehamilan Kaia masih tiga puluh minggu, dan Dokter Amira sudah menerangkan bahwa kondisi akhir nanti mungkin bisa jadi tidak bagus, tapi lebih baik semuanya berdoa untuk kebaikan Kaia dan janinnya.
Tidak ada yang saling menyalahkan lagi, semua sudah tampak lelah, Sandra─Mama Kaia, Kalya, Kamila, Indra, Desy dan Zac saling bungkam satu sama lain dan tidak ada yang berani mengeluarkan suara.
Indra apa lagi, Desy yang ada di sisinya tidak membantu sama sekali, Indra sudah berkali-kali meminta Desy untuk pulang. Hari ini, dia tidak sengaja bertemu dengan Kaia, emosinya naik pitam ketika melihat Kaia bersama lelaki asing yang menatap istrinya dengan penuh cinta.
Apa pria berstatus mantan Kaia ini benar mencintai istrinya? Indra tidak bisa, tidak rela. Bahkan, hubungannya dengan Kaia sudah hancur, dia berniat memperbaikinya setelah keadaan membaik. Usahanya bersama Desy pun tidak membuahkan hasil, dan selama beberapa bulan ini Indra tidak bisa tidur nyenyak hanya karena memikirkan Kaia dan anaknya.
"Mama takut, Kalya.. Kakakmu, di dalam sana... bagaimana." racau Sandra dengan panik.
Kalya mengusap lengan Mamanya. "Berdoa yuk, Ma.. berdoa buat Kakak."
"Bayinya.." Sandra menggelengkan kepalanya dan menangis. "Bayinya pasti masih kecil, kalau cucu Mama nggak kuat, gimana?"
"Ma.. percaya sama Kalya, bayi Kakak pasti kuat. Mama kayak nggak kenal sama Kakak aja, menghadapi lelaki gila kayak suaminya aja kuat apa lagi mempertahankan kehidupannya dan kehidupan anaknya, coba?" Kalya berterus terang menenangkan Mamanya sembari menatap Indra dengan sinis.
Yang emosi mendengar Indra disindir bukan Indra sendiri, melainkan Desy yang merasa geram dengan sikap adik Kaia yang kurang ajar.
"Kurang ajar.. anak kecil tapi mulutnya nggak bisa dijaga, nggak diajarin sama orang tua kamu, ya? Pantas aja, sih.. Kakakmu juga urakan." timpal Desy tiba-tiba.
Loh, ada yang tidak terima kalau suaminya dijelek-jelekkan ternyata.
"Tutup mulut kamu, Desy!" hardik Kamila dengan berang. "Kamu lebih urakan dan sundal, sudah nggak tahu diri jadi perempuan murahan berhubungan dengan anak saya, lalu suami saya, balik lagi ke anak saya. Iblis memang.."
"Cukup!" lerai Indra, jika dibiarkan semuanya tidak akan selesai. "Bisa kita diam? Lebih baik kita berdoa untuk Kaia."
Zac malah tertawa pongah mendengar permintaan bijaksana Indra Kesuma. "Untuk ukuran lo yang bahkan tidak memedulikan eksistensi anak lo di dalam kandungan Kaia bisa berdoa juga? Belum apa-apa, doa lo sudah diputus sama Tuhan!"
Indra langsung bangkit dan mencengkeram kerah baju Zac dengan kedua tangannya. Urat-urat tangannya menonjol, rahangnya bergetar menahan amarah. "Status saya lebih penting daripada kamu! Saya yang memberikan kehidupan pada Kaia!"
"Oh?" Zac tertawa miris. "Jadi lo merasa bangga karena lo berhasil menghamili Kaia dan lo ternyata bukan infertil?"
Indra menonjok Zac kali ini, Kamila dan Sandra serta Kalya tidak mau ikut campur. Desy, malah sibuk melerai keduanya hingga satpam datang.
"Bajingan!" Zac mendorong Indra dan menunjuk wajah pria itu. "Lo mungkin pernah merasa tidak berdaya karena infertil, dan gundik lo ini!" Zac menyalangkan telunjuknya pada wajah Desy. "Lo sama dia sama-sama nggak punya harga diri, akan lebih baik lo berdua pergi!"
"Kamu yang pergi!" usir Indra tak mau kalah.
"Sayang.." Desy menahan tangan Indra yang hendak menyerang Zac kembali.
Indra melepaskan tangannya dari Desy. "Pergi Desy, demi Tuhan aku mohon, aku sudah melepaskan kamu, bukan? Aku sudah menalak kamu! Demi Tuhan, aku pendosa dan aku akan meminta hukuman pada Kaia."
Indra begitu memohon pada Desy, sementara Desy menggelengkan kepalanya tidak menerima kenyataan. "Kamu janji kalau kamu mau usaha sama aku, Ndra? Mana janji kamu."
"Bego," umpat Zac lagi. "Gue bersumpah mau lo, dan cewek lo nggak akan diberikan anak. Lo hanya bisa memiliki anak dari, Kaia, Indra! Catat omongan gue!"
"APA MAKSUD KAMU?!" teriak Desy menggila.
Ingin rasanya Zac mencincang tubuh Desy sekarang juga. Sementara itu, Kalya berdiri dan menjambak rambut Desy tiba-tiba. "KALAU SAMPAI KAKAK SAYA DAN ANAKNYA KENAPA-NAPA, SAYA AKAN MEMASTIKAN HIDUP KAMU TIDAK TENANG!"
Zac membantu melepas kedua tangan Kalya yang menjambak rambut Desy, tidak, Kalya tidak boleh ikut emosi sama dengannya, di sini Kalya harus menjadi pihak yang mendinginkan, melihat Sandra, Mama Kaia yang terlihat kalut dan diam memikirkan kondisi anaknya, hanya Kalya yang bisa menenangkan.
Setelah mengatakannya Kalya mendorong Desy.
Desy merasa emosi dan seluruh wajahnya telah memerah, dia hendak menyerang Kalya yang langsung ditahan oleh Indra. Indra melindungi Kalya dengan tubuhnya sendiri.
"Desy, aku minta maaf," Indra menatap Desy putus asa, memikirkan bagaimana kondisi Kaia dan anaknya di dalam sana yang entah bagaimana Indra rasanya ingin memohon pada malaikat maut yang bisa saja tengah menunggu Kaia dan anaknya di dalam ruang operasi sana. "... I choose her, aku akan selalu pilih dia daripada kamu, I'm so sorry, Desy. Kaia adalah hidup aku sekarang, aku tahu ini semua kesalahan aku─teruntuk kamu, aku minta maaf karena nggak bisa memberikan apa yang kamu inginkan, aku mencintai Kaia lebih daripada apa pun, Desy... anak aku ..."
Indra tak bisa menyelesaikan kata-katanya sendiri, kenapa baru sekarang dia menyadari apa arti Kaia baginya. Kenapa baru sekarang Indra ingin memperjuangkan dan meminta kesempatan kepada Kaia, disaat Kaia berada di ambang kematian? Cih, Tuhan pasti akan meledek dirinya sekarang.
"... Kaia sedang berjuang di dalam sana demi anak aku, dan aku nggak akan bisa membayar semuanya pada Kaia, Desy. Dan jika sesuatu terjadi pada keduanya, aku yakin aku nggak bisa hidup, Desy. Kaia hidup aku sekarang."
"NDRA!"
Indra menghela napasnya. "Maafkan aku, Desy.. maaf kalau selama ini, aku nggak bisa memberikan apa yang kamu mau, semuanya tetap kembali pada Tuhan, bukan? Dia yang tahu kita berhak atau nggak, sementara di dalam sana.. Kaia.." Indra menahan suaranya yang sesak. "Aku nggak tahu harus menebus kesalahan aku seperti apa lagi, Kaia.. Aku mohon, berhenti di sini, dan maaf."
Desy luruh di atas lantai yang dingin, Indra memandangnya dengan penuh rasa kasihan tapi di sisi lain dia lebih memiliki dosa yang besar pada Kaia dan anaknya. Tujuh bulan, demi Tuhan tujuh bulan dan itu adalah waktu yang Kaia lewati sendirian dan Indra tidak mendampinginya, sekarang wajar kalau Mamanya sangat membenci dirinya.
"Pak Indra," panggil Dokter Amira.
Indra langsung mendekat dan tidak sabar menunggu penjelasan Dokter Amira terkait bayi Kaia dan Kaia.
Dokter Amira menghela napas, membuka scrub-nya dan menepuk bahu Indra. "Kaia sudah melewati proses sesar untuk melahirkan anak kalian, dan keadaan dia masih belum sadar karena pengaruh bius."
Semua orang menghela napasnya dengan lega. "Thanks, Doc.."
Dokter Amira mengangguk. "Tapi, untuk bayi Kaia, jenis kelaminnya laki-laki, dia dilahirkan secara prematur di usia kandungan tiga puluh minggu," semua orang tampak mendengarkannya dengan baik-baik. "... berat badan lahir rendah, seribu tiga ratus delapan puluh gram, dia sangat kecil."
Indra menahan tangisannya dan merasa menjadi manusia paling bodoh di dunia. "Bayi Anda sempat mengalami sesak, itu sering terjadi pada bayi prematur karena sistem organ tubuhnya yang mengalami imaturitas atau belum matang sepenuhnya. Terjadi ventilasi spontan, saya dan tim di dalam sudah berusaha keras untuk tetap membuat bayi Anda bertahan."
"Apa itu artinya.." tidak, Indra tidak bisa membiarkannya.
Dokter Amira malah memberi senyuman yang penuh arti. "Bayi Anda akan dirawat di ruang NICU, dengan ventilator. Hanya ventilator yang bisa membantunya bernapas dengan normal, saya sudah memasang ETT ke dalam mulutnya yang terhubung langsung ke alveoli, karena mungkin ada gangguan pada pertukaran gas, setelah ini bayi Anda akan dilakukan cek lebih lanjut."
Kamila sudah menangis, lalu dua perawat membawa bayi mungil yang bahkan ukurannya tidak lebih dari lengan Indra.
Anaknya.. Indra mendekati inkubator kaca itu dan tidak bisa menahan tangisnya lagi. Napas anaknya begitu cepat karena seperti apa yang Dokter Amira jelaskan, sesak. Rambutnya begitu tebal, di area punggung dan lengannya terdapat rambut tipis.
Sandra mendekati inkubator itu dan mendoakan cucunya. "Bertahan ya, Sayang.. Eyang kamu lagi perjalanan ke sini,"
Lalu dua perawat itu pamit dan memindahkan anak Kaia ke ruang NICU. Indra berterima kasih berkali-kali. "Apa anak saya akan baik-baik saja, Dok?"
"Selagi hemodinamiknya di kontrol dan terus dipantau, saya yakin bayi Anda akan baik-baik saja. Saya akan tetap pantau dan memprioritaskan berat badannya. Kita tidak bisa memprediksikan kapan bayi Anda bisa keluar dari NICU, tapi ketika sudah siap dan sehat, lalu organ tubuhnya matang, saya akan memperbolehkan bayi Anda untuk pulang."
"Jadi itu artinya.. Menantu saya dan anaknya tidak bisa bertemu?" tanya Kamila.
Dokter Amira mengangguk. "Untuk sementara, iya, karena cucu Ibu harus dirawat secara intensif. Selain cairan, saya berharap Kaia bisa memberikan ASI sebagai makanan utama cucu Anda. Saya akan memastikan anak Anda mendapatkan perbaikan setelah lahir ke dunia."
Kamila mengangguk dengan haru. "Terima kasih, Dok.. Terima kasih,"
Indra menghela napasnya lega, dia menunggu jam-jam penting dalam hidupnya dan Tuhan tengah memberikan kesempatan padanya hari ini. Dia akan memohon ampun pada Kaia, bagaimana pun caranya.
***
a/n:
Kebayang nggak bayi 1,3 kg sebesar apa? Kecilnya kayak apa? Rapuhnya kayak apa? Pengalamanku dinas di ruang NICU lihat bayi sekecil itu bikin aku mikir, ada orang tuanya terutama Mamanya yang sedih belum apa-apa sudah dipisahkan karena kondisi anaknya yang nggak memungkinkan buat survive langsung.
Napas bayi itu bergantung pada ventilator, kayak langsung berpikir kalau hemodinamiknya bisa turun kapan aja, dan kondisi bayi bisa drop kapan pun.
Dapat curhatan seorang ibu yang anaknya di rawat di NICU, dia tiap hari nunggu anaknya di RS tanpa bisa lihat, dan nyentuh secara langsung, tiap ketemu yang ditanyain; Dedek bobok, Mbak? Tadi susunya Dedek abis nggak? Kalau abis saya mau pumping lagi, titip Dedek ya, Kak.. Tiap lihat anaknya langsung mikir; Dek.. Mama lo nunggu di luar, bertahan ya, sehat ya..
Sekarang aku malah bikin cerita begini buat Kaia, kenapa aku yang mewekkkkk:')
Doakan ponakan online kita bertahan ya gaes...
21, Agustus 2022.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro