XX
──────────
Restore Me
──────────
***
XX
***
Kandungan Kaia berjalan baik, sekarang usianya yang menginjak enam belas minggu membuat Kaia tahu begitu banyak perubahan pada dirinya. Salah satunya adalah tubuhnya. Katanya, hormon kehamilan memang akan merusak perempuan, hanya beberapa perempuan yang akan beruntung terkena hormon kehamilan dan tidak berubah sama sekali atau mungkin menjadi cantik.
Karena hormon estrogen yang meningkat, payudara Kaia selalu nyeri. Bahkan, jika Indra menyentuhnya pun Kaia akan meringis dan membuat Indra mengeluh karena hanya bisa melihatnya saja. Warna putingnya juga kian menggelap, tapi anehnya Indra bilang dia suka dengan warna puting Kaia saat ini.
Di wajahnya, ada beberapa flek hitam yang Kaia kira tadinya dia kurang rajin memakai sunscreen, tapi ternyata flek-flek itu datang karena hormon kehamilannya. Kaia merasa tidak percaya diri, tapi untungnya masih tidak sebanyak ibu-ibu hamil yang pernah dia temui saat kontrol.
Dokter Amira bilang, karena perubahan kadar melanin dalam tubuh, beberapa ibu hamil akan mengalami perubahan fisik. Salah satunya adalah warna kulit, dan Dokter Amira bilang bahwa Kaia tidak perlu merisaukannya semua itu akan hilang jika dia sudah melahirkan nanti. Kalau begitu caranya, Kaia siap untuk menjadi jelek sementara yang penting anaknya sehat dan tumbuh baik di dalam sana.
Lalu Kaia bertanya pada adiknya Kalya, adiknya adalah orang yang jarang bertemu dengannya. Jadi, ketika dia sengaja meminta Kalya untuk menginap di rumah mertuanya beberapa hari ini, adiknya terlihat syok melihat perubahan Kaia.
"Kak.." ujar Kalya begitu melihat Kaia.
"Kenapa? Kenapa?" tanya Kaia dengan antusias menunggu penilaian Kalya padanya.
"Itu pantat makin ke sini, makin ke sana, ya.. kok bisa jadi besar sih, Kak? Itu juga dada oh.." Kalya membandingkan dadanya sendiri dengan dada Kaia. "Bohay banget, Kak. Yang Kakak makan kayaknya lari ke pantat semua."
Sialan, apa sekarang Kaia menjadi BuDe? Alias Bujur Gede?
"Serius dong!" protes Kaia tak suka dengan penilaian Kalya. "Gue jadi jelek nggak?"
"Nggak, sih.." Kalya malah terlihat berpikir meneliti penampilan Kaia secara seksama. "Ya gimana aja ibu hamil pada umumnya, cuman.. rambut Kakak udah panjang, nggak gerah?"
Percuma saja dia bertanya pada Kalya. "Ya udah sore nanti ke salon!"
"Yes!" Kalya mengangkat kedua tangannya. "Aku mau creambath ya, Kak!"
"Mau pada ke salon?" sahut Kamila yang baru saja datang membawa jus untuk Kalya.
"Makasih Tante.." ujar Kalya pada Kamila.
Kamila mengangguk. "Sama-sama, Sayang. Nanti malam, bobonya di kamar atas, ya? Berani sendirian?"
"Berani dong, Tante.."
"Oke, kamarnya sudah disiapkan tadi pagi, masih ada tugas kuliah?"
"Masih.." jawab Kalya.
"Ya sudah, kalau mau begadang nanti Tante siapkan cemilan, ya?"
"Duh Ma.." keluh Kaia pada Kamila. "Jangan dimanjain deh, Kalya ini kalau dimanjain keenakan!"
Kalya memberengut. "Nggak apa-apa, Tante.. Kakak aku itu memang punya sifat iri dengki!"
"Dih! Lo!"
Kamila tertawa melihat sikap dua adik kakak tersebut. "Kalau mau pergi, ajak Pak Dito ya, Kaia."
"Iya, Ma."
Kaia tidak tahu, kalau kedatangan adiknya adalah untuk memanfaatkan ketidakberdayaan dirinya.
Sekarang, setelah pergi berbelanja, Kalya agak ngelunjak sedikit karena meminta iWatch baru di store Apple. Memang nih, punya adik satu kelakuannya minus, nggak ada plusnya sama sekali.
"Buruan pilih!" omel Kaia ketika salah satu petugas Apple store mendekati mereka.
Kalya dengan cepat menunjuk salah satu iWatch series 7 berwarna putih. Sementara Kaia agak tertarik pada warna Rose Gold. "Mau couple-an?" tawar Kalya.
Dih, gayanya.. Padahal yang membelikan jam adalah Kaia, bukan Kalya! "Gue nggak mau couple-an sama lo. Mau couple-an sama Mas Indra."
"Iya deh.. si yang paling punya suami." balas Kalya dengan ledekannya.
Kaia menyipitkan matanya, dia berlalu melihat iWatch berwarna hitam, sepertinya akan cocok kalau dipakai oleh Indra. "Kakaknya mau ambil juga?" tawar petugas Apple store itu.
"Iya deh, Mbak. Warna hitam, sama putih deh, satu."
"Baik, saya ambil yang baru ya."
Kalya menyikut lengannya dan tersenyum penuh arti. "Dasar bucin.."
"Lo aja yang jomblo!" balas Kaia.
"Kak, kalau aku punya pacar, nanti nggak fokus kuliah." kilahnya.
"Apa hubungannya pacaran sama kuliah, hah?"
"Ada lah.. pacaran itu bisa menjadi distraksi yang nggak baik."
"Lo nya aja yang nggak bisa memanage waktu. Nggak ada hubungannya, kalau lo bisa jadikan pacar jadi motivasi baik untuk lo nggak ada namanya distraksi."
"Aku tuh nggak bisa bucin Kakak.." aduh Kalya dengan kesal. "Aku lihat temanku berduaan aja kayaknya geli gitu.."
"Lo.." Kaia mendadak khawatir. "Jangan-jangan lo nggak normal?"
"Mulutttt!" protes Kalya.
Kaia tertawa puas, akhirnya dia membayar ketiga iWatch yang dibeli dengan CC miliknya, bukan milik Indra karena mungkin notifikasinya bisa masuk ke dalam notifikasi Indra.
Bulan lalu, Indra membelikan cincin berlian dari Harry Winston yang harganya jangan di tanya. Konsultan keuangan Indra sepertinya orang yang sulit, itu kenapa ketika Indra belanja di atas nominal normal, Indra lebih sulit mengajukan ACC.
"Ini untuk istri saya, dia craving berlian. Istri saya sedang hamil!"
Motivasinya apa coba? Kaia tidak pernah merasa dia mengidamkan berlian. Terkecuali, Indra sendiri yang ingin mengisi jari-jarinya yang kosong selain cincin pernikahan.
Dan sekarang, cincin itu dipakai olehnya. Terlihat cantik, berkilau, dipadukan dengan platinum, cincin itu memberikan kesan kuat dan tidak membiarkan Kaia rapuh ketika memilikinya. Mungkin, itu bisa jadi satu alasan kenapa Nyonya-Nyonya Besar terlihat hebat dengan cincin berlian yang mereka pakai.
Apa Kaia sudah menjadi Nyonya besar? Tidak, Kaia tidak merasa seperti itu. Tapi jika Indra memang menghidupinya seperti itu, mau tidak mau dia mengikuti gaya hidup Indra.
Mertuanya saja, Kamila bukan perempuan yang akan mempertahankan rekeningnya agar tetap utuh. Hobinya aneh, baru kali ini Kaia tahu bahwa seseorang senang pergi ke pameran lukisan. Membelinya dengan harga milyaran, lalu memajangnya di rumah hanya sesaat.
Kamila selalu bilang. "Membeli lukisan itu selalu jadi kepuasan buat Mama, Kaia. Kedua mata Mama mungkin sudah tua, tapi Mama akan merelakan berjam-jam hanya untuk memandangi lukisan. Anggap saja cuci mata."
Cuci mata, membuang dua puluh milyar, dan kemudian melelangkannya lagi di acara-acara penggalangan dana. Hebat sekali, orang-orang kaya memang pandai memainkan dan memanfaatkan uang-uang yang mereka miliki.
"Kak, aku creambath ya." pinta Kalya ketika Kaia memesan dua kursi pada salon yang baru saja mereka datangi.
Kaia hanya menjawabnya dengan dengusan, ketika dia duduk dan siap untuk keramas, seseorang yang Kaia kenali ada di belakangnya dan wajahnya saling bertatapan dengan wajah Kaia lewat pantulan cermin.
"Desy?"
Kaia langsung menoleh dan begitu juga dengan Desy.
Wanita itu menyunggingkan senyumannya, kedua matanya lari melihat perut Kaia yang sudah berisi namun Desy malah memutarkan bola matanya seakan-akan malas dengan apa yang dia lihat.
Kaia tidak mau mencari keributan tadinya, dia menahan diri untuk tetap menikmati me-time dan membiarkan rambutnya di potong sedada dengan bentuk segi oval.
Karena Kalya mengambil paket creambath jelas dia memerlukan waktu yang lebih banyak daripada Kaia.
Kaia memutuskan untuk membayar lebih dulu, tapi ketika dia menunggu di kasir, Desy lebih dulu datang sembari membuka dompetnya.
Kedua mata Kaia melihat foto Indra terselip di dompet Desy, seakan-akan memang sengaja membiarkan Kaia melihatnya.
"Bayi kamu sehat?" tanya Desy basa basi.
Kaia ingin meralat mulut wanita jahanam itu. "This is Indra's mine, sebaiknya ralat ucapan kamu. 'Anak kamu dan Indra sehat?' begitu caranya." balas Kaia.
Kaia melihat perubahan wajah Desy yang kentara tak menyukai ucapannya. Persetan, ini memang anaknya dengan Indra, apa Desy akan protes lagi?
"For your information, sebenarnya ini bukan hak saya untuk memberitahu kamu." ujar Desy dengan lagaknya yang sombong.
"Apa lagi?" balas Kaia dengan jengah.
Desy tersenyum miring. "Saya dan Indra masih saling mencintai, can you believe it?" tanyanya dengan riang, seakan-akan baru saja mengabarkan berita baik.
Kaia ingin menanggapi Desy dengan sama gilanya. Tapi demi kedamaian hati anaknya di dalam rahimnya, Kaia hanya mengulas senyuman tak kalah culasnya seperti Desy. "Ya, anggap saja seperti itu."
"Apa Indra belum cerita sama kamu?"
"Apa lagi, Desy? Saya rasa, Indra tidak begitu mau membahas kamu kepada saya. Karena apa? Karena kamu itu nggak penting!"
"No.." Desy menggelengkan kepalanya. "Kamu harus tahu sesuatu, kalau saya sudah cerai dengan papa mertua kamu. I think Papa Indra akan kembali dengan Mama Kamila."
Oh? Apa itu berita yang tidak Kaia ketahui? Kenapa Indra tidak menyinggungnya sama sekali? Mertuanya saja kelihatan baik-baik saja.
"Lalu?" tanya Kaia lagi.
Desy memberikan senyuman lagi kepada Kaia. Menatap Kaia dari atas hingga bawah, untungnya Kaia tidak merasa rendah diri karena dia punya sesuatu yang bisa dia banggakan. Dan itu adalah kandungannya.
Bukan Kaia ingin menghina Desy yang tidak bisa mengandung, tapi wanita di hadapannya ini memang sangat keterlaluan.
"Kaia saya harap jantung kamu baik-baik saja setelah ini. But, I'm so happy with that, jadi saya juga mau berbagi kebahagiaan dengan kamu." ujarnya dengan riang tanpa beban.
Kalya untungnya sudah selesai dan datang menyusul Kaia. "Kak, udah.." lalu tatapan Kalya kini menelisik Desy yang ada di hadapan kakaknya.
"Siapa, Kak? Teman kakak?" tanya Kalya.
Desy tersenyum ramah kepada Kalya. "Saya bukan teman kakak kamu, oh—tapi mungkin sekarang bisa dikatakan teman."
"Omong kosong!" hardik Kaia.
Desy berdecak dengan senyuman gelinya. "Perkenalkan," katanya pada Kalya. "Saya mantan istri Indra Kesuma, dan kini sudah menjadi istri kedua Indra Kesuma. Indra sudah menikahi saya kembali dua minggu yang lalu."
Sontak, Kalya melepaskan jabatan tangannya dengan Desy dan spontan mendorong tubuh wanita itu hingga security salon membantu Desy yang sudah terjatuh di atas lantai.
Sementara itu, Kaia terdiam meresapi perkataan Desy pada Kalya tadi. Kalya menatap kakaknya yang tengah bergeming, mencoba menyadarkan kakaknya dan menyentuh lembut lengan Kaia.
"Pulang yuk, Kak? Jangan didengar, kayaknya dia gila."
"Dia nggak gila, Kalya." ujar Kaia dengan lirih.
Kemana rasa hormatnya sekarang ketika tahu Indra menikahi Desy kembali? Apa dia di madu oleh Indra dengan wanita segila Desy?
Kenapa Indra..
Apa Desy benar-benar menikah kembali dengan Indra?
Kenapa Indra melakukannya?
Apa Indra masih mencintai Desy begitu besar hingga menikahi Desy yang notabenenya mantan istri Indra?
Apa kekurangannya hingga Indra menduakan dirinya? Bukankah dia sudah memberikan anak untuk Indra?
"Kak!" Kalya mengguncang lengan Kaia.
Desy pergi tanpa dosa setelah mengatakannya, Kaia menahan napasnya selama beberapa saat dan merasa paru-parunya kekurangan oksigen. Wajahnya pucat, untungnya Kalya meminta pada petugas salon lain agar memberikan air pada Kaia yang terlihat syok sekarang.
Apa pernikahannya dengan Indra akan hancur? Tapi kenapa.. Kenapa..
"Kak!" Kalya dengan sibuk menelepon seseorang dengan ponselnya. "Jemput gue sekarang kalau lo mau jadi pacar gue, Fahmi! Temani gue ke rumah sakit sekarang!"
Kaia sibuk dengan pikirannya sendiri, impiannya hari ini hanya ingin berbagi kebahagiaan dengan Indra seperti biasanya. Tapi apa yang dia dapatkan sekarang?
***
a/n:
Pernikahan baru seumur biji jagung udah dilanda badai aja. Pernah nggak nemu kasus baru aja kawin, punya anak cerai? Kalau yang nggak kuat ngejalanin biduk rumah tangga pasti bakal memilih cerai, apa lagi zaman sekarang tuh orang-orang lebih pintar mengenal mental health ya jelas lebih menyayangi diri sendiri daripada harus tersiksa. Ibaratnya kayak gitu.
Tapi nggak tau ya.. Kira-kira, Kaia ini bakal tahan banting atau nggak. Kasus Kaia ini, nikah sama duda yang jelas masa lalunya cuman dia tau sebatas; cerai dan nggak bisa punya anak.
Banyak lho kasus begini.. aku tuh masih muda tapi selalu jadi tempat curhat emak-emak independent. Kasusnya sama juga kayak Kaia, cuman dia lebih tegas aja, sih dan bisa mengalahkan si pelakor.
Ini Desy disebutnya pelakor kali ya? Masa aja merebut mantan suami, kan tetap statusnya udah jadi orang lain sama Indra tuh.
Tapi kalau lihat dari sisi Desy. Siapa yang nggak terima, sih? Indra nikah tujuh tahun sama dia, nggak punya anak selama tujuh tahun, dan mungkin udah banyak usaha yang Indra sama Desy lakuin. Tapi, begitu cerai, Indra nikah sama orang lain, bisa punya anak. Gimana perasaan Desy?
Salahnya Desy ini kenapa harus selingkuh sama mertuanya. Ah kesel, kenapa aku nulis cerita Kaia mumet banget:') mau nangiss...
Udah segitu aja, maafkan saya.
15 Agustus 2022.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro