Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

XVI

──────────
Restore Me
──────────

***

XVI

***

"Oops!"

Seseorang baru saja menabrak Kaia dan kini, kemejanya terkena tumpahan noda kopi yang membuat Kaia kesal setengah mati. Dia baru saja akan mengangkat wajahnya ketika sadar bahwa orang yang baru saja menabraknya memberikan sapu tangan kepadanya.

That's the bastard.

Zac Pradipta baru saja memberikan sapu tangan tanpa rasa malu sama sekali, apa dia bersikap tidak tahu malu dan tanpa dosa pada Kaia untuk menarik perhatiannya? Terima kasih, karena Kaia tidak akan memedulikannya.

"Kalau jalan mata lo tolong dipakai!" bentak Kaia pada Zac dengan matanya yang tajam.

Sialnya, Zac malah tersenyum. "Nah, gitu dong.. I really miss your death glare."

Ewh! Kaia lantas menyikut tubuh Zac agar menyingkir dari hadapannya, dia pergi ke toilet dan membuka kemejanya. Untungnya, Kaia mengenakan kaus hitam sebagai dalaman bajunya hari ini. Setelah melepaskan kemeja, Kaia sadar bahwa ini adalah pertama kalinya Kaia kembali bicara pada Zac setelah dia dan Zac mengalami cekcok di basement.

Kenapa juga Zac gemar menarik perhatiannya? Kaia bukan wanita bodoh, dia tahu mana pria yang memperhatikannya dan tidak, dan untuk ukuran Zac, dia cukup kurang ajar karena selalu menatapnya secara terang-terangan.

"Nggak tahu apa gue udah jadi istri orang!" gerutunya.

Bilik toilet tidak sepenuhnya tertutup, dan seseorang baru saja keluar. Alangkah apesnya Kaia hari ini, dia baru saja saling bertatapan dengan medusa si Kristie!

Kristie adalah wanita yang Zac agung-agungkan, bahkan Zac meninggalkannya tanpa berpikir dua kali karena Kristie. Sehebat apa wanita ini hingga membuat Zac berpaling darinya? Ah, tapi itu semua tidak penting.

Kristie mencuci kedua tangannya, dan tatapan Kaia masih belum lepas memperhatikan gelagat dan tatapan Kristie yang kini mengarah pada tangannya. Kaia mengerutkan keningnya, sebenarnya apa yang dilakukan Kristie hingga terus menerus melirik tangannya.

Dan betapa bodohnya, tangan kanan Kaia, tepatnya jari manisnya itu dihiasi oleh cincin pernikahan yang Indra sematkan di sana.

"Are you happy?" tanya Kristie tiba-tiba.

Mereka berdua saling bertatapan lewat cermin toilet yang besar. Kaia memberikan senyuman sinis dan mengangguk. "I'm really happy, thank you. Lo sendiri?" tanya Kaia balik.

"Not really good," balas Kristie dengan senyuman tak kalah miringnya. "Gue udah cobain mantan lo yang satu itu,"

Oh, apa kini dia akan mengajak Kaia membahas Zac? Oke, Kaia akan meladeninya. "Really? Gimana? He's not bad, kan? Lo nggak dibuat kecewa sama dia di atas ranjang, kan?"

"Nggak," jawab Kristie tanpa rasa malu. "He's really good, pantas aja lo betah ya sama dia dulu. Tiga tahun, kan?"

Tiga tahun yang sia-sia.

"Ya, three years and I'm so stupid. By the way, jangan sapa gue lagi, cukup kita bicara di sini aja."

Kristie mengusap kedua tangannya dengan tissue kering. "Good," katanya lagi dengan gaya yang begitu sombong. "Gue juga nggak mau ngobrol sama lo,"

Dasar marmot! Kaia ingin menghina wanita berparas marmot ini.

Namun, sebelum Kristie benar-benar keluar dari toilet, dia kembali memutar tubuhnya dan berkata. "I've heard, your husband is an infertile? Pantas aja lo belum hamil-hamil sampai sekarang."

What the f─ Kaia langsung menahan tubuh Kristie dan mendorongnya ke dinding. "Maksud lo apa setan?!" tantangnya dengan emosi.

Bagaimana bisa Kristie tahu? Darimana dia... Apa Kenang memberitahunya?

Tidak mungkin.

Kristie tertawa mencemooh dirinya, dan pada saat itu juga iblis yang ada pada tubuh Kaia bangkit dan menekan kedua lengan Kristie dengan begitu keras hingga membuat wanita itu meringis kesakitan.

"Hei, chill, Kaia." Kristie dengan kurang ajarnya malah tersenyum lebar. "Hanya gue yang tahu di sini, tenang.."

"Dasar jalang bajingan!" maki Kaia yang akan menampar wajah Kristie.

Kristie segera mencegah tangan Kaia yang akan menampar wajahnya. "Kaia, kenapa lo harus marah?"

"Lo pikir?! Yang lo bicarakan itu suami gue bangsat! Dan lo!" tunjuk Kaia lagi pada wajah Kristie. "Lo nggak tahu apa-apa, sori─it's just a diagnosis, and you have to know that, gue dan suami gue tidak memedulikan persoalan anak because we're getting pick a freechild." tekan Kaia dengan tegas. "Gue nggak tahu lo tahu dari siapa, tapi gue nggak akan lepasin lo karena lo, telah mengganggu kehidupan privasi gue sialan!"

Ancaman yang Kaia berikan membuat Kristie menghentikan senyumannya. Kaia langsung pergi dan membanting pintu toilet, satu-satunya manusia yang akan dia temui sekarang adalah Kenang.

Selama ini, Kaia hanya bercerita pada Kenang, dan tidak ada orang lain yang mengetahui soal kehidupannya. Berani sekali Kristie menghinanya, dan apa juga urusannya jika dia belum hamil sampai sekarang? Dia dan Indra bahkan baru menikah dua bulan.

Dia melihat Kenang yang sedang melakukan briefing dengan para produser dari tim lain karena FGM menjadi perwakilan besar untuk menggelar acara lomba ASEAN dan sebagian besar Tim akan turun ke lapangan.

Untungnya, Kenang sudah selesai briefing dan Kaia buru-buru menyeret tangan produsernya itu.

"Waitkenapa lo tarik-tarik gue?!"

"Mbak!" jerit Kaia dengan frustrasi.

Kedua mata Kenang membulat. "Lo kenapa dah?!"

"Kenapa Kristie bisa tahu kalau suami gue infertil?!"

"Ha?" Kenang melongo tak mengerti dengan maksud pertanyaan Kaia. "Gimana? Kristie?"

"Iya! Gue nggak tahu dia tahu ini dari siapa, dia bilang─she's know my husband is an infertile, itu juga kenapa dia bilang gue nggak hamil-hamil!"

"Lah?! Kok sialan banget orang itu?!"

"Mbak! Gue serius..." Kaia memejamkan matanya frustrasi, bagaimana bisa.. "Lo nggak bocorin cerita gue, kan?!"

Kenang merasa tertuduh sekarang. "Apa gue terlihat seperti orang yang mau repot mengurusi kehidupan orang lain?! Lo sudah mengenal gue berapa lama, Kaia?! Gue nggak mungkin melakukan itu semua sama lo."

Kaia ingin menangis sekarang, bagaimana kelemahan Indra menjadi tameng untuk Kristie menghina dirinya seperti ini? It's not funny at all, dan Kaia tidak bisa menerima ini semua.

"Gue nggak terima suami gue dihina seperti itu. Gue tahu, gue nggak punya hubungan yang baik sama dia, Mbak. Tapi jangan hina suami gue hanya untuk cari ribut dengan gue, Mbak.. Gue nggak terima."

Kenang tidak pernah melihat Kaia selemah ini di hadapannya, dia menarik napas frustrasi dengan sikap kurang ajar Kristie. Itu bukan suatu hal yang pantas untuk dibicarakan ataupun untuk dibahas. Dan bagaimana bisa Kristie tahu?

"Kaia.." Kenang berdesis kesal ketika melihat air mata turun pada wajah Kaia kini. "Oh God, gue akan menghajar Kristie sekarang juga."

"Gue ini baru menikah, dua bulan for fuck sake's, kenapa semua orang.." Kaia menahan napasnya. "Gue nggak terima dia bersikap seperti ini pada gue, Mbak. Gue bahkan nggak pernah kenal sama dia!"

"Okay.. Gue akan diskusikan dengan Mas Andri atas sikap Kristie yang kurang ajar pada lo, percaya sama gue, ya? Gue akan bantu lo, Kaia."

Kaia mengusap air matanya yang terus turun, dia tidak mau tertekan seperti ini. Belum lagi, pembahasan tentang dia hamil atau tidak akan tetap ditanyakan oleh Mamanya, mertuanya. Indra? Dia tidak pernah menanyakannya sebab dia tahu bahwa dia sendiri yang mungkin tidak bisa memberikan seorang anak kepadanya.

Tapi Kristie itu orang luar, Kaia tidak tahu dimana etika perempuan itu ketika berbicara menyinggung persoalan yang sangat sensitif baginya.

"Kaia?"

Kaia segera menghapus air matanya, Kenang bahkan langsung menunduk dan mengangguk hormat pada orang yang baru saja datang dan menyapanya kali ini. Siapa lagi, kalau bukan Arya Atmodjo yang baru saja keluar dari lift.

"Pak Arya?" sapa Kenang.

"Kaia, Kenang? Sori, Kaia?" tanya Arya Atmodjo lagi yang terlihat heran dengan wajah kusut Kaia siang ini. "Are you okay? Kamu sakit? Kamu bisa pulang, Kaia. Jangan memaksakan untuk bekerja─"

"Nggak apa-apa kok, Pak." jawab Kaia tak enak, Arya Atmodjo bisa bersikap baik seperti ini karena pria itu tahu, Kaia adalah salah satu orang yang begitu dekat dengan istrinya.

"Really?" tanya Arya Atmodjo tidak yakin. "Saya harus menghubungi Indra bila perlu?"

"No," Kaia menggelengkan kepalanya dengan panik, sementara Kenang terkejut kenapa bisa Arya Atmodjo mengenal Indra suami Kaia. "Saya nggak apa-apa, Pak."

"Saya nggak percaya," kini tatapan Arya mengarah pada Kenang. "Apa kamu baru saja memarahi Kaia? Apa dia buat kesalahan?"

"Nggak, Pak!" Kenang panik setengah mati, apa lagi tatapan Arya Atmodjo begitu membunuh seperti algojo saja. "Saya di sini membantu menenangkan Kaia, Pak. Ngomong-ngomong Bapak kok tumben turun ke lantai sepuluh?"

"Oh, saya mau ketemu Andrianto," jawab Kaia, tapi kemudian dia kembali menatap Kaia. "Kaia saya serius, kamu baik-baik saja?"

"Pak," kata Kenang dan Kaia bersamaan.

Kini Arya kebingungan, karena keduanya bersuara bersamaan. "Mau siapa ini yang bicara? Tapi saya tanya Kaia sejak tadi dia jawab tidak apa-apa terus, kalau begitu kamu saja Kenang," kata Arya sembari menunjuk Kenang. "Tolong ceritakan, kenapa Kaia menangis seperti ini? Dia istri teman saya, dan Indra seseorang yang saya kenal, saya nggak bisa biarin dia begitu saja, bisa-bisa saya kena amuk Indra karena tidak memperhatikan istrinya. Kalau Andrea tahu, lebih parah lagi nantinya."

Kenang meringis, sementara Kaia menggeleng. "Itu bukan suatu hal yang pantas, Pak. Seseorang baru saja mengganggu kehidupan privasi Kaia. Hanya itu saja." jawab Kenang berusaha rasional.

"Oh? Apa orang yang mengganggu privasi Kaia ada di sini?"

"Ya," jawab Kenang lagi.

"Siapa dia? Bisa beritahu saya?"

"Nggak usah, Pak─"

"Kristie Pak."

Mbak Kenang kampret.. "Dia Kristie, dan saya juga tidak menyangka kalau Kristie bersikap tidak sopan pada kehidupan privasi orang lain, Pak. Dan itu, sangat mengganggu."

Wah.. Kalau begini caranya, Kristie bisa disidang langsung oleh direktur, bukan lagi oleh tim HRD. Kenang memang gila.

"Baik," Arya Atmodjo kini tersenyum. "Nanti, beritahu Kristie untuk naik ke ruangan saya."

Setelah mengatakan itu semua, Arya pergi menuju ruangan Andrianto, Kaia menarik rambutnya frustrasi sementara Kenang menepuk bahunya.

"Lo anak emas Arya Atmodjo sekarang."

***

a/n:

Mau update sekarang bicoz siang bakal padat takut kelupaan hihi.

Wah.. siapa nih, bigos yang sebenarnya? Jangankan di lingkungan kantor begitu, ya. Ada pasangan yang baru nikah, kalau nggak langsung hamil di Indonesia tuh kadang dianggap aneh dan orang-orang selalu menilai bahwa si cewek nggak subur, atau cowoknya yang nggak subur.

Pertanyaannya, kenapa sih? Belum menikah, ditanya kapan menikah. Setelah menikah, belum hamil ditanya kapan isi. Kalau dipikir-pikir, pertanyaan itu memang nggak akan pernah selesai, karena stereotipe yang ada di Indonesia emang cukup keras dan selalu menekan perempuan khususnya.

Pernah merasa nggak, sih? Kalau jadi perempuan di lingkungan kita selalu jadi pihak yang nggak pernah dapat keadilan?

Wkwkwk jadi curcollll.

Sumpah, aku gedek banget bikin cerita ini karena aku lihat buktinya sendiri. Kawin belum berapa lama udah ditanya (udah isi belum?) kayak yang mau biayai kebutuhan hamil dan melahirkan aja.

Padahal kenyataannya, anak bukan sebuah kemenangan yang harus dikejar apalagi sebagai perlombaan.

Udah sie segitu aja.

Have a good day!

11, Agustus 2022.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro