XV
──────────
Restore Me
──────────
***
XV
***
Andrea hamil!
Kaia mendapatkan kabar bahagia itu dari Andrea secara langsung, dia bilang kalau saat sahabatnya mengetahui bahwa dia hamil terjadi kekacauan dan huru-hara dengan Arya Atmodjo, Kaia sempat khawatir, tapi untungnya Andrea mengatakan kalau masalahnya sudah selesai.
Dia mengucapkan selamat pada sahabatnya itu, setelah enam bulan menikah akhirnya Andrea dikaruniai seorang anak oleh Tuhan. Bahkan, Andrea tidak menyangka akan mendapati dirinya hamil secepat itu, yang Kaia tahu, Andrea pernah bercerita bahwa Arya Atmodjo tidak ingin terburu-buru soal anak.
Yah.. Begitu, kan? Pasangan suami istri memang ada-ada saja. Berbeda dengan Kaia, setiap pagi, saat mandi, meskipun pernikahannya belum genap satu bulan tetap berdoa dan memohon agar Tuhan memberikan dirinya anak dari Indra dan menepis seluruh diagnosa yang telah dokter berikan pada Indra.
Rumah mertua memang selalu menjadi destinasi yang paling dihindari oleh setiap menantu. Tak terkecuali, kalau mertua yang didapatkan baik. Untungnya, Kamila bukan tipe mertua yang akan sibuk mencari kesalahannya. Semuanya baik-baik saja, lalu kenapa Indra memberitahu di awal pertemuannya bahwa perceraiannya dengan Desy karena terlalu banyak intervensi dari Kamila?
"Tolong bawang bombay-nya, Sayang." kata mertuanya, Kamila yang meminta irisan bawang bombay pada Kaia.
Mereka berdua tengah memasak ayam saus madu kesukaan Indra, dan Kaia menjadi asisten pribadi Kamila.
"Dari kecil, Indra sukanya ayam. Makanya, Mama nggak pernah telat setok persediaan ayam potong di kulkas." ujar Kamila mulai bercerita.
Kaia mengangguk, dia pun menyadari itu. Pada dasarnya, Indra memang sangat picky eater. Nggak semua makanan suaminya itu mau, makanya Kaia banyak belajar dan banyak bertanya pada Indra.
Mau makan apa hari ini?
Mau dimasakin apa?
Aku masak ini suka nggak?
Dan Indra langsung memberikan list menu makanan yang dia sukai; ayam─menu utama yang tidak boleh tertinggal, telur, sayur hanya suka wortel dan kentang, tidak suka lalaban, tidak suka bebauan seperti jengkol atau petai, suka udang tapi tidak suka ikan, dan untuk daging sapi, Indra menyukai daging kobe.
Sudahlah, Kaia pasrah saja.
"Iya, Kaia juga begitu, Ma. Di rumah pasti Kaia masak ayam goreng, ayam semur, ayam krispi, ayam cabai hijau, ayam serundeng. Ayammmm terus pokoknya."
Kamila tertawa dan kembali mengaduk ayam saus madu itu. "Maaf ya, anak Mama satu itu repotin kamu."
Kaia mendadak salah tingkah. "Nggak apa-apa sih, Ma. Kalau nggak repot, nggak bakal kerasa cintanya."
Kamila berdecak dan mengucap pipi Kaia dengan gemas. "Kamu ada-ada aja, Kaia."
"Dulu," Kamila mulai lagi.. Ah, Kaia suka sekali. "Waktu Indra bawa istri pertamanya, maksud Mama mantan. Mama takut."
Tatapan Kaia kini menerawang sisi wajah Kamila yang fokus pada masakan, tapi sudah jelas kalau nyawa mertuanya itu entah ada dimana. "Desy itu.. bisa buat anak Mama berubah, Indra berubah, sangat. Dan Mama, takut."
Apa yang Desy lakukan hingga ibu mertuanya seperti ini? "... mama sempat yakin, kalau Desy punya hal-hal ambisius yang ingin dia dapatkan dan melibatkan Indra. Kalau itu soal harta kekayaan, Mama nggak mempermasalahkan, tapi ini.."
"Desy kenapa, Ma?" tunggu Kaia dengan sabar.
Kamila melirik pada menantunya dan mematikan kompor. "Kamu tahu kan, kalau suami Mama─Papanya Indra masih ada,"
"Ya.. apa Mama bercerai dengan Papanya Mas Indra?"
"Nggak, Kaia."
Lalu? Dimana Papa Indra?
"... Mama mengusir suami Mama dari rumah, dan dari hidup Mama selama-lamanya."
"Mama.." Kaia menyentuh lengan Kamila dan menyalurkan rasa keprihatinan. "Desy, berselingkuh dengan Papa mertuanya sendiri, suami Mama."
What the fuck?
Kaia mengernyitkan keningnya begitu mendengar alasan tersebut. Demi Tuhan yang Maha Agung, ada masalah apa dengan pola pikir si Desy-Desy itu? Bagaimana bisa dia..
Astaga, apa Indra-nya tersiksa? Apa Indra-nya tersakiti? Kenapa Desy berani menorehkan luka sebesar ini pada Indra-nya?
"Indra memiliki luka, Kaia."
Sama, Kaia akan menjawab Kamila tadinya. Tapi sepertinya luka yang Indra rasakan tidak sebanding dengan luka yang Kaia miliki. Lalu, dimana Desy itu sekarang? Apa Kaia bisa menemuinya?
Pantas saja, selama pernikahannya meskipun masih hidup Papa mertuanya tidak muncul sama sekali. Dan bahkan, Indra tidak pernah menyinggungnya. Apa Indra juga membenci Papanya?
Tapi kenapa apa yang dikatakan mertuanya dengan Indra berbeda? Indra bilang, bahwa Mama Mila terlalu banyak mengintervensi pernikahannya dengan Desy. Lalu? Kini muncul fakta baru? Mana yang benar pikir Kaia. Apa semua orang di sini mencoba bermain-main dengannya?
"Selama Mas Indra menikah apa Mama pernah.." tatapan Kaia menelisik seluruh ekspresi wajah Kamila. "maksudku, Mama pernah ikut campur—atau mungkin membuat Desy melakukan hal yang akhirnya menjadi bumerang? Ma, selingkuh dengan mertua sendiri itu nggak wajar."
"Memang nggak wajar, Kaia." jawab Kamila dengan senyuman teduh. "Mama pernah ikut campur, dan Mama menyesali semuanya. Karena... kamu tahu, Desy nggak kunjung mengandung anak Indra. Dan sepertinya Mama terlalu berlebihan sampai bertanya terus menerus."
Itu dia.. Tapi kenapa Desy, ah.. Emang setan tuh cewek. "Apa Mama selalu menyalahkan Desy karena nggak kunjung mengandung anak Mas Indra?"
"Tadinya," jawab Kamila dengan tenang. "Tapi, Indra bilang kalau semua itu terjadi karena dia yang infertil." kini wajah Kamila menegang dan tidak suka dengan apa yang baru saja dia katakan untuk putranya sendiri. "Mama nggak percaya, Kaia. Anak Mama nggak mungkin infertil, buktinya suami Mama, Papa dia sendiri bisa memberikan Mama dua anak, Ivory dan Indra."
"..."
"Semua diagnosa yang dokter berikan pada Indra salah, dan Mama nggak terima."
Lalu, karena itu juga Indra bercerai dengan Desy? Apa jangan-jangan, posisi Kaia di sini sebagai peruntungan? Bagaimana jika dia pun tidak kunjung mengandung anak Indra?
"Apa Mama masih menginginkan cucu dari Mas Indra?" tanya Kaia terus terang.
Kamila membalas tatapan Kaia dengan sungguh-sungguh, seolah tengah menggantungkan harapan hidupnya pada Kaia. "Iya, Indra pasti berhasil, kamu gadis sempurna, Kaia. Mama percaya, kamu bisa memberikan anak untuk Indra."
Apa lagi ini..
Kaia merasa tidak terima dengan permintaan Kamila, tapi di sisi lain juga dia tidak munafik bahwa Kaia memang menginginkan darah daging Indra bersemayam di rahimnya. Apa dia baru saja mendapatkan tuntutan untuk melahirkan keturunan Indra?
Apa semuanya akan baik-baik saja?
Apa Indra juga mungkin punya sedikit harapan untuknya?
Ya Tuhan.. Gue akan jadi seorang ibu, kan?
***
Kaia meladeni Indra di meja makan, karena mertuanya sudah tidur, dan Indra pulang larut malam, suaminya itu mengeluh lapar dan meminta Kaia untuk menemaninya makan di ruang makan.
Agak canggung memang, karena Kaia belum terbiasa melayani seseorang. Dulu, ketika dia berhubungan dengan Zac, semua kebutuhannya dan apa pun yang dia inginkan dilayani oleh Zac. Sikap Zac itu selalu membuatnya candu, itu kenapa dia bisa ketergantungan pada Zac.
Tapi kali ini, posisinya berbeda. Dia sudah jadi istri, dan mana mungkin dia menolak melayani suaminya sendiri? Kaia selalu ingat apa kata-kata Kenang, melayani suami itu ladang pahala.
Kaia tersenyum pada Indra yang baru saja mengucapkan terima kasih kepadanya karena telah menyiapkan semua makanan. Dia duduk di sisi Indra, sejak dulu, Kaia tidak suka duduk berhadapan dengan seseorang apa lagi jika sedang makan bersama. Akan lebih menyenangkan makan bersisian, memang tidak bisa langsung menatap wajah lawan makannya, tapi menikmati pemandangan sisi wajah seseorang lebih memuaskan. Percayalah.
"Mama nggak aneh-aneh sama kamu, kan?" tanya Indra tiba-tiba.
Kaia menggeleng. "Nggak tuh, kenapa memang?"
"Nggak, takut aja Mama nggak bikin kamu nyaman."
"Hei.. yang ada aku yang takut sama Mama karena aku nggak begitu akrab."
"Bukan nggak," jawab Indra dengan senyumannya. "Belum aja."
Apa Kaia pernah bilang? Indra itu punya senyuman paling manis yang pernah dia lihat. Senyumannya nggak buat bosan, pandangan mata Indra juga begitu teduh.
"Aku lihat foto kamu, Mama sama Papa kamu." ujar Kaia.
Bukan maksud apa-apa kok, tapi dia memang ingin menyinggung soal Papa Indra agar dia bisa tahu bagaimana kabar mantan istri Indra sekarang, dan dimana dia.
Indra menghentikan kunyahannya dan menoleh pada Kaia dengan wajah kaku. "Mm, ya? Itu foto lama."
"Iya aku juga tahu kok, kamu di sana masih kelihatan muda, Mas."
Indra terkekeh pelan. "Papa juga masih muda di foto itu."
"Iya, ternyata kamu mirip Papa banget ya, Mas. Dari segi muka apa lagi,"
Indra menghabiskan seluruh makanan dan Kaia memberikan segelas air padanya. "Aku nggak pernah ketemu sama Papa kamu, Mas. Apa dia nggak ada di sini? Maksud aku, di Indonesia?"
"Kamu nggak tanya sama Mama?" balas Indra dengan wajah datar.
Kaia menggeleng. "Nggak, aku sama Mama kebanyakan bicarain soal kamu."
"Oh ya? Memang apa menariknya kamu bicarakan aku sama Mama?" tantang Indra.
Kaia duduk kembali di sisi Indra dan mengusap sudut bibir Indra yang basah karena air minum dengan ibu jarinya. "Soal kamu, yang pemilih makanan, dan Mama takut kamu ngerepotin aku, Mas. Padahal, kenyataanya aku juga banyak repotin kamu, kan?"
Indra malah tertawa mendengarnya. "Kita sama-sama merepotkan, paling nggak repot kalau udah masuk kamar."
Kaia melengos sebal, ada saja jawabannya. "Ih, Mas! Aku kan lagi mau bahas Papamu, aku nggak pernah ketemu. Jangan-jangan, Papa kamu nggak tahu kalau beliau punya menantu baru."
Indra tersedak oleh air liurnya sendiri dan memandang Kaia dengan heran, sementara Kaia memaksakan ekspresi wajahnya yang tanpa dosa.
"Gimana bisa kamu.." Indra kemudian berdecak. "He know you, Kaia."
"Oh iya?" Kaia membulatkan matanya dramatis dan tetap melanjutkan usahanya. "Aku mau ketemu sama Papa kamu boleh, nggak? Atau mungkin kita bisa ajak Mama juga─"
"No," potong Indra tiba-tiba dengan tegas, rahangnya mengetat dan Kaia tahu kalau kali ini dia berhasil membuat seorang Indra Kesuma habis kesabaran karenanya. "Kita bisa ketemu, tapi nggak sama Mama."
"Why?"
"Because Mama really hates him, Kaia."
Kaia mengulum bibirnya dan mengangguk, benci ya? Apa mertuanya itu membenci suaminya yang bahkan tidak dia ceraikan?
"Mama nggak mau bercerai, biarkan saja Desy menjadi istri kedua suami Mama, dan Mama yakinkan pada perempuan itu bahwa dia nggak akan mendapatkan status apa pun. Karena dia sudah menyia-nyiakan statusnya sebagai istri anak Mama, Kaia. Dan dia juga sudah menyia-nyiakan status sebagai menantu keluarga ini."
Dibandingkan menjadi istri yang terhormat dari Indra Kesuma, Desy memilih untuk menjadi wanita kedua dalam kehidupan mertuanya.
Tanpa Kaia sadari, Indra menjemput tangannya dan menggenggamnya hingga membuat Kaia merasa tenang dengan kehangatan yang Indra berikan dari telapak tangannya.
Kaia tersenyum sekilas, dia menyadari bahwa belum sepenuhnya Indra terbuka padanya. Dan tidak semua rasa sakit yang Indra rasakan karena Desy boleh diketahui olehnya.
"Papa sulit buat ditemui," ujar Indra kini, seolah tengah menenangkan badai yang telah menggulung seluruh isi pikiran Kaia. "Kalau ada waktu, aku janji akan ajak kamu ketemu sama Papa—it's just.. about time, aku juga masih belum punya waktu buat bawa kamu bulan madu."
Kaia mengangkat alisnya dan melepaskan genggaman tangan Indra. "Aku udah nggak mengharapkan bulan madu lagi kok, Mas."
"Lho?" kedua mata Indra membulat seketika. "Kok gitu?"
"Ya nggak apa-apa," jawab Kaia tak acuh sembari mengangkat bahunya. "Udah nggak mau aja, udah nggak mood juga."
Setelahnya, dia pergi meninggalkan Indra di ruang makan. Biar saja, kali ini, Kaia akan mengerjai suaminya. Indra, kini sibuk dan panik sendiri karena perubahan sikap Kaia padanya hanya karena perkara bulan madu.
***
a/n:
Awokwokwokkk:)
Mau tanya dong, kalian suka cerita yang punya part banyak berpuluh-puluh bahkan sampai ratusan nggak, sih? Kalau aku, kayaknya terlalu kasihan sama yang baca:( terakhir kali bikin cerita part yang cukup banyak lima puluh itu cerita Nana sama Raphael.
Kalau lebih dari lima puluh bakalan bosen nggak sih? Tapi aku nggak mau sepanjang itu hahahaha.
Terus pantengin masalah Kaia dan Indra yaaa! Have a good day!♡
10, Agustus 2022.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro