XIV
Warning:
Steamy, mature episode please be wise.
──────────
Restore Me
──────────
***
XIV
***
Kaia pernah bermimpi, dia menjadi seorang istri, memiliki keluarga, hidupnya bahagia, dan memiliki suami yang sangat mencintai dirinya. Dia meninggalkan seluruh masa gelapnya, meninggalkan sisi gelap kehidupannya, meninggalkan hal-hal buruk miliknya yang pernah dia lakukan selama hidupnya.
Dalam mimpi tersebut, catatan kehidupan pernikahan Kaia putih, bersih tanpa noda dan cela. Dunianya berubah, Kaia berubah. Apa yang membuatnya berubah? Apa cinta merubah seseorang?
Katanya, cinta yang baik tidak akan menjadikanmu buruk. Apa Kaia menjadi lebih baik karena suatu cinta? Sepertinya iya.
Dia bahkan tidak percaya pada dirinya sendiri. Memiliki suami yang mencintainya, dan dia berubah menjadi manusia baik.
Pagi ini, dia terbangun, lelap seseorang dan suara napas seseorang yang begitu teratur membangunkan Kaia dari tidurnya. Angin pagi dan sinar matahari membuat Kaia yakin bahwa dia sudah sepenuhnya sadar.
Kamar bernuansa hitam dan sage green, otaknya bekerja keras untuk mengingat warna kesukaan siapa kah ini? Lalu dia mengalihkan tatapannya ke sisi kiri, pria yang sedang mendengkur halus tanpa satu helai benang pada tubuhnya. Pria itu tidur tengkurap dengan wajah yang menghadap padanya.
Tubuh besar itu, memeluknya semalaman, menguarkan suhu yang begitu panas dan sentuhan yang membuat Kaia merasa percaya diri bahwa dia telah menyerahkan seluruh raganya pada pria yang sedang tidur di sisinya.
Suaminya, Indra Kesuma.
Ya, dia Indra Kesuma yang membuat Kaia menjadi lebih baik? Menjadi istri, dan berjanji melindungi pria yang dia cintai dari segala hal yang bisa menyakiti prianya.
Kaia menaikkan selimut pada dadanya dan menyentuh sisi wajah Indra yang begitu halus. Semalam, jantung Indra berdegup dengan sangat kencang, aroma dan keringatnya bercampur dengan milik Kaia. Di bawah sana, dia dan Indra telah menyatu dan menjadi satu di dalam ikatan halal pernikahan.
Kaia tidak pernah merasakan seks sehebat itu, apa hubungan sakral, sumpah Indra pada Tuhan, dan cincin pernikahan yang terpasang pada jari manis membuat hubungan suami istri itu menguat? Jika iya, Kaia akan meyakinkan dirinya untuk tetap menjaga hatinya untuk Indra.
Pria itu mengangkat kelopak matanya, sembari menarik napas dan disambut oleh senyuman Kaia yang diterima oleh Indra.
"Good morning, husband." ucap Kaia.
Indra menarik kedua sudut bibirnya, dan Kaia yakin dia pun melakukan hal yang sama pada Indra. "Good morning, Sayang..."
Raspy, dan Kaia menyukainya. Kaia mendekatkan wajahnya dan mencium pelipis Indra. Tuhan.. Gue sangat mencintai suami gue.
Sambil merapalkan kata cinta dalam hatinya, Kaia menerima pelukan hangat dari tangan besar Indra. Terhitung satu minggu pernikahan mereka, Kaia bahkan belum mengambil cuti karena Indra masih tidak bisa merencanakan waktu untuk bulan madu.
"Malas ke kantor," keluh Indra setelah menarik Kaia ke dalam pelukannya.
"Mas, kemarin Mas udah telat, nanti Reksa pasti kesal nunggu kamu, Mas." balas Kaia sambil memainkan pucuk hidung Indra.
Indra bangkit dan menyangga tubuhnya dengan salah satu tangannya, matanya masih terpejam dan kini Indra mencari tempat yang pas untuk menyimpan wajahnya di ceruk leher Kaia.
"Reksa lebih paham kalau aku harus melayani istriku," jawab Indra dengan serangan pintarnya.
Kaia berusaha menjauhkan wajah Indra. "Awas ah! Nanti aku telat juga lagi.."
"Aku bakal telepon Arya."
"Hei! Jangan macam-macam Anda Pak Indra.."
"Ah, si Arya doang kayak nggak pernah rasain jadi pengantin baru aja."
Kaia memutarkan bola matanya dengan malas. "Ya tapi tetap aja, Arya tuh atasan aku, Mas."
"Yang bilang dia kakak kamu siapa?" balas Indra masih bergumam di ceruk lehernya.
Di dalam selimut, tangan Indra tengah bekerja mencari sesuatu. Kaia terkekeh pelan sembari menatap langit-langit kamar, tiba pada pencariannya, Indra meremasnya dengan begitu lembut dan ibu jari serta telunjuknya menyentuh bagian yang begitu sensitif miliknya.
Kaia mengeluarkan erangan tanpa dia sadari, sementara Indra semakin melekatkan tubuhnya pada tubuh Kaia hingga Kaia merasa bahwa dia tidak bisa melawan kenikmatan yang Indra berikan pagi ini.
Tangan itu begitu terampil, turun menuju miliknya dan mengusap bagian atas milik Kaia dengan penuh kelembutan. Jari Indra yang besar tengah membelah dan masuk ke dalam celah hingga membuat Kaia mengejang menahan geli dan menarik rambut Indra agar Indra menjauhkan bibirnya dari ceruk lehernya.
Indra tersenyum miring ketika berhasil masuk ke dalam lubang yang dia cari sejak tadi, dan ketika Kaia dapat merasakan gerakan jari Indra di bawah sana, Indra mencium bibirnya dengan begitu lambat, penuh hati-hati dan membuat Kaia kesulitan menarik napasnya. Berbanding terbalik dengan apa yang Indra lakukan dibawah sana, temponya begitu cepat dan tidak teratur.
"Hold it," pinta Indra.
Kaia mengangguk, Indra bangkit dan menggagahi Kaia dari atas, kali ini, jari-jarinya digantikan oleh sesuatu yang lebih tumpul, besar dan alot. Kaia menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya hingga bisa melihat Indra yang tengah bersimpuh di hadapannya.
Kedua kaki Kaia telah terbuka, mempersilakan Indra untuk memasuki dirinya. Persetan dengan jadwal kerjanya karena Kaia akan menggantinya dengan jadwal lembur.
Tapi sialnya, Indra malah memainkan miliknya, Indra hanya memasuki miliknya setengah ke dalam inti Kaia. Karena itu, Kaia merasakan desakan kuat dari dalam dan menginginkan Indra lebih dalam.
Indra mencoba memasukinya lagi, tidak seluruhnya, lalu keluar lagi dan terus menerus melakukan itu sampai Kaia merasa frustrasi dan terbangun menduduki Indra.
"Kamu memang sengaja, Mas!" gerutunya pelan.
Indra tersenyum, menjaga tubuh istrinya agar tidak jatuh, Kaia menurunkan tubuh miliknya dan mendorong turun pinggulnya hingga seluruh milik Indra terbenam di dalamnya.
Kaia bergerak, melakukannya lebih cepat, dengan hentakan yang lebih keras dan akhirnya ia memekik ketika kenikmatan datang melanda dirinya. Kenikmatan yang tidak bisa dia gambarkan, namun Indra masih belum mendapatkan pelepasannya.
Indra kembali membaringkan tubuh Kaia dan kini giliran Indra yang memasuki Kaia dengan penuh disertai gerakan cepat dan kasar yang membuat suara peraduan kulit mereka lebih intens, kepala Indra menyuruk di leher Kaia dan rahangnya mengetat, Indra menikmati dirinya yang terbenam di tempat paling dalam milik istrinya sendiri.
"Mas!"
"Hold on," bisik Indra lagi.
Kaia memejamkan matanya kembali, gerakan Indra sangat kuat dan dia berteriak tak bisa menahan erangan nikmat yang dibuat oleh suaminya.
Hingga akhirnya, Indra melepas apa yang sudah dia tahan dan merasa terpuaskan setelah menunggu Kaia yang lebih dulu harus terpuaskan.
Napas keduanya masih tersengal-sengal, Kaia tertawa melihat senyuman Indra yang luar biasa lebar pagi ini.
Gila. Batinnya.
Indra sangat gila, atau memang dia yang sangat mencintai Indra? Entahlah.. Tapi doanya, semoga diagnosa infertil Indra ternyata salah, dan semoga dia bisa mengandung anak Indra.
Demi Tuhan, Kaia ingin memberikan Indra keturunan, sebagai jaminan dari cinta yang bisa Kaia berikan. Kaia akan menjadikan Indra sebagai pria paling sempurna di dunia.
***
"Jalan lo ngangkang banget." celetuk Kenang membuat Kaia menyemburkan frappe latte miliknya ke layar iPad.
Sial, apa terlihat sejelas itu? Padahal gue sudah menahannya sekuat tenaga.
Kaia melotot dan menatap Kenan dengan horor. "Mulut lo, Mbak!"
Kenang tertawa puas melihat raut wajah Kaia yang panik, memang menggoda pengantin baru itu menyenangkan. Kaia selalu mendapatkan pertanyaan olokan seperti; semalam habis berapa ronde? Mainnya pakai karet nggak? Nyoba gaya apa aja? Memang otak tim Today Talkshow semuanya korslet.
Contohnya tadi saja, perkara bintang tamu yang mendadak diubah, Kaia kena roasting satu studio. Ujung-ujungnya, bawa perkara pernikahan lagi. Padahal, setengah populasi staf Today Talkshow itu sudah menikah! Produsernya saja, Kenang sudah menikah bertahun-tahun yang lalu, tapi jelas tidak ada yang berani meledek Kenang. Sialan.
Dia memang selalu menjadi bahan ledekan setelah menikah dengan Indra. Apa lagi, ketika teman-teman satu timnya mengetahui siapa Indra Kesuma yang dia berhasil nikahi.
Kaia sampai ditanya; pakai pesugihan darimana? Gila, bukan? Memang ya, ketika kita dapat rezeki bagus, orang lain memang selalu sirik. Kaia hanya bisa berdoa, semoga pernikahannya dengan Indra dijauhkan dari hal-hal buruk.
Seperti apa yang sudah dia janjikan pada dirinya sendiri, dia ingin melindungi Indra dan membuat Indra menjadi pria paling sempurna agar Indra merasa beruntung dan senang memilikinya.
Ngomong-ngomong, karena sedang kepikiran soal Indra, suaminya, Kaia mendapatkan pesan masuk dari Indra.
Masku
Pulang jam berapa?
Baru juga dia kerja setengah hari sudah ditanya pulang jam berapa.
Kaia mengulas senyuman dan membalas pesan Indra dengan penuh rasa bahagia.
Kaia
Masih lama, kenapa?
kangen ya?
Masku
Iya kangen. Mama minta
kita nginep di rumah
mama.
Menginap? Di rumah mertua? Yakin?
Kaia
Setiap pagi minta setoran
masa masih kangen? Oh ya?
Aku sih oke, nggak tau ya kalo
mas.
Masku
What's wrong with me?
Setoran in the morning is
my pleasure.
Kaia
Kalo nginep di rumah Mama
pertama, aku nggak bisa berisik.
Kedua, mas nggak bisa seenaknya
minta jatah sama aku. Of course
its your pleasure -,-
Masku
Hahaha.
Kayaknya Mama bakal
lebih paham dan ngerti
soal itu. Aku bakal bikin
kamu keramas tiap hari.
Kampret, Kaia tersenyum.
Kaia
Berarti, uang modal untuk
sampo dan sabun di perkencang,
soalnya kamu juga banyak
endus2 aku, kayak Garry aja
Masku
As you wish.
Aku jemput nanti, see
you sayang. Jgn capek2
yaa...
Manisnya..
Kaia
See you on top, Babe.
Kaia mengulum bibirnya resah, tidur di rumah mertua? Tante Mila ini─eh salah, sudah ganti nama panggilan menjadi Mama Mila. Karena Kaia pun memanggil ibu kandungnya Mama, sebagai acuan pertama takutnya terjadi kesalahpahaman, Kaia tetap membawa nama Kamila, as─Mama Mila─mertuanya.
"Mbak," kata Kaia kini pada Kenang, dia ingin minta jurus pada manusia yang sudah berpengalaman ini.
Kenang yang tengah memeriksa rundown acara menoleh. "Kenapa?"
"Cara tarik hati mertua gimana?"
Kenang mendadak jijik, Kaia bersikap seperti ini? Sok manis? "Lo kesambet apa deh?"
"Dih.. Gue nanya serius!" rengek Kaia. "Gue mau buat Mama mertua gue senang, kira-kira ngapain?"
"Kaia?" Kenang masih menatap Kaia dengan heran seolah Kaia adalah makhluk dari planet asing.
"Ya?"
"Are you kidding me?" tanya Kenang dengan tidak senang. "Gue musuh bebuyutan sama mertua!"
Kaia sontak menepuk keningnya, benar juga, Kenang dan mertuanya itu memang musuh. Sudah tahu sikap Kenang edan, mertuanya tak kalah edan juga. Untung saja mereka masih bisa bertemu dengan baik-baik.
"Haha." Kaia tertawa datar. "Gue lupa kalau mertua lo edan."
"Bukan edan lagi.." jawab Kenang sambil berdecak. "Kemarin dia ngomel gara-gara suami gue beli mobil buat gue, padahal mah gimana gue dan suami aja, beli mobil juga kagak pakai duit dia."
Kaia menahan tawanya yang ingin meledak. "Terus, lo berantem sama dia, Mbak?"
"Iya," jawab Kenang berapi-api. "Si gila itu bilang gue bawa pengaruh nggak baik buat suami gue. Nggak tahu aja anak dia dulu kelakuannya gila kejar-kejar gue dan nggak tahu malu."
"Ya Allah, nyebut gue, Mbak.." Kaia tidak bisa menahan tawanya kali ini. "Untung mertua gue waras, sih."
"Belum aja kelihatan sikapnya." jawab Kenang dengan dengki.
Kaia menggeleng dengan tawanya. "Nggak ah, mertua gue kelihatan sayang banget sama gue."
"Yah.." Kenang mendesah pasrah. "Siap-siap aja, biasanya pengantin baru bakal diteror soal kegiatan ranjang, paling bulan depan lo bakal ditanya sudah isi apa belum."
Sialan.. Tawa Kaia mendadak musnah, Kenang pun sepertinya merasa tidak enak karena telah menyinggung suatu hal yang membuat Kaia terdiam kini. "Kai, sori.." Kenang meringis malu. "Gue keterlaluan tadi─"
"Nggak apa-apa, Mbak." Kaia tersenyum mewajarkan. "Gue ngerti, tapi tenang aja.. gue usaha kok,"
Kenang menghela napasnya lega. "Maaf ya, Kaia. Gue memang suka kelewatan, soalnya mertua gue kelakuannya dulu kayak begitu. Gue doakan, lo dapat rezeki yang baik, mau itu materi, anak, kesehatan, dan umur panjang."
"Aamiin.." Kaia menyatukan kedua tangannya di depan dada kepada Kenang.
Kaia menoleh pada kubikel seberang, dimana Zac kini tengah menatapnya. Salah juga, tidak tahu kenapa matanya tiba-tiba tergerak ke arah sana.
Zac tidak datang ke acara pernikahannya, dan kini pria itu tengah tersenyum dan mengangguk memberikan sapaan jauh kepada Kaia. Yang mana, tidak Kaia ladeni sama sekali.
***
a/n:
Adem banget lihat suami istri. Semoga sakinah, mawadah, warahmah:)
p.s: senyum jahat
Hahaha
9, Agustus 2022.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro