XIII
Hai!
Mau ngucapin terima kasih dulu sama yang mantau cerita Kaia dan Indra meskipun cuman beberapa pembaca wkwkwk. Aku tahu kok, perlu mental yang kuat buat nunggu cerita selesai, apa lagi yang baca sambil on going.
Tapi karena kalian, aku jadi semangat terus buat nulis hihi:)
Oh ya, beberapa part cerita Kaia dan Indra ini agak steamy dan mature ya, please be wise, mungkin ke depannya nanti aku lupa kasih warning:') karena cerita ini akan mengerucut pada marriage life, newlyweds, so keep your comfort yaa buat kalian semua pembaca cerita Kaia dan Indra!
Udah gitu aja hehe, have a good day teman-teman!
With love,
Ayangnya Jaehyun.
──────────
Restore Me
──────────
***
XIII
***
Setelah pernyataan cinta yang begitu memalukan bagi Kaia namun ada jutaan kupu-kupu yang terbang diperutnya, menandakan bahwa dia senang dan hopeless romantic seperti anak remaja, akhirnya Kaia menyerang Indra dengan sesi snogging dengan Indra di dalam mobil pria itu, untung kacanya riben, pikir Kaia.
Karena sepertinya, Kaia berhasil meluluhlantakkan lawannya di bawah, menaiki kedua paha Indra dan membuat Indra menjaga tubuhnya yang berada di atas pria itu, Kaia berhasil mengobrak-abrik isi bibir pria itu yang sangat manis.
Kecupan yang dia layangkan tidak lagi bekerja secara lembut, Kaia menyentuh dan merasakan Indra sebisa yang dia bisa. Bahkan, erangan dirinya menjawab dari cara bagaimana Indra membalas ciumannya. Dia belum pernah berciuman sepanas itu dengan Indra hingga Kaia tak mengenal rasa lega sama sekali.
Padahal, tadinya Kaia yang menyerang Indra lebih dulu, tapi malah berakhir dia yang diserang oleh Indra. Keseimbangan Kaia yang ada dipangkuan Indra terganggu karena lumatan dan balasan ciuman Indra yang begitu mendominasi. Lengan Indra masih menopang punggung Kaia, melancarkan aksi maut menggoda punggung polos Kaia yang terbuka malam ini dengan jari-jarinya.
Tubuh Indra begitu besar, kedua tangan Kaia yang kecil tidak bisa meraup seluruh tubuh Indra agar bisa dia peluk. Bibir keduanya masih beradu dengan panas, sentuhan Indra naik hingga menyentuh collar bone Kaia dan mengecup keduanya.
"Argh─" Kaia setengah menjerit ketika Indra menggigit tulang selangkanya, dan dia menekan sesuatu yang besar di area inti tubuhnya.
Kaia tahu, Indra sudah sangat sesak dibawah sana. "Mas.."
"Sebentar," Indra tidak menghentikan gigitannya dan Kaia yakin, tulang selangkanya akan berubah warna.
Sekali lagi, ciuman Indra menyerang Kaia hingga disertai gesekan yang Kaia lakukan di bawah tubuhnya yang kian terasa mengeras. "Mas,"
"You want me to stop?" tanya Indra dengan suara dalamnya.
Kaia mengangguk lemah dan tidak berdaya dengan serangan Indra. Sial, Indra dan segala kelihaiannya. "Iya,"
"Okay," Indra memundurkan wajahnya, menatap Kaia yang berwajah merah dan penampilan yang berantakan.
Tali dress telah turun, bekas kemerahan pada tulang selangkanya membuat Kaia terlihat cantik di mata Indra. Indra mengecup pipi kanan Kaia sekali lagi, sembari membetulkan letak tali dress itu pada semestinya.
Kaia lantas menubruk Indra dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Indra. "Gila.." gumam Kaia sembari tertawa.
Indra memeluk Kaia dan mengusap punggungnya. "Gila-gila begini kamu suka juga."
"Suka banget.." balas Kaia dengan kekehan gelinya. "Tapi Mas tadi gigit aku, bakal ketahuan Mama nih.."
Indra malah tertawa dengan puas. "Kamu cari alasannya sendiri sama Mama sana."
"Dih? Kok jahat, sih!"
"Ya suruh siapa cantik banget malam ini?!" balas Indra tak mau kalah.
Mata Kaia menyipit seketika. "Tahu nggak, Mas, gombalan kamu itu receh akut."
"Receh-receh juga kamu blushing."
Mampus, pintar menjawab memang, pikir Kaia. Kaia mendengus sebal. "Heran, kenapa aku jatuh cinta sama kamu."
"Aku juga heran,"
Alis Kaia bertaut mendengar balasan Indra. "Heran kenapa?"
"Ya kenapa kamu bisa buat aku jatuh cinta sama kamu?"
Hadeuh.. Memang sulit ya kalau mau berubah ke jalan yang benar.
Kaia pikir, setelah dia memaksakan diri merubah pola pikir dan hidupnya agar memiliki kehidupan yang baik dengan Indra dia akan banyak belajar. Maksudnya, Indra ini cukup dewasa daripada dirinya, pengalamannya pun banyak. Tapi setelah dipikir-pikir, Indra ini terlalu kurang hiburan apa Kaia yang salah mengira saja?
Dia jadi penasaran, bagaimana gaya berpacaran Indra saat dulu dengan mantan istrinya? Lalu, bagaimana juga gaya hidup mereka berdua? Apa Indra menerapkan gaya yang sama kepadanya?
"Mas," Kaia kembali duduk di sisi kursi penumpang. "Can I ask you something about your ex wife?"
Indra mengerutkan keningnya secara tiba-tiba. "Kenapa?"
"I'm just.. penasaran aja, gimana dulu Mas bisa ketemu sama dia, terus gimana Mas bisa akhirnya mau memutuskan nikah muda. Mas sama mantan istri Mas nikah cukup lama, kan?"
"Mm, pengen tahu banyak ya, kamu?" goda Indra sengaja menguji kesabaran Kaia.
Kaia mendengus tak suka. "Jawab aja, Mas.."
"Alright," jawab Indra sembari memasang seatbelt dan menyalakan mesin mobil. "Tadinya, sebelum aku ketemu sama Desy, aku akan dijodohkan sama Mama."
Oh yeah, Desy. "Dijodohkan? Sama siapa?"
"Sama anak temannya Mama, yang jelas bukan kamu." jawab Indra dengan senyumannya.
Ya jelas saja, kalau dia dijodohkan dulu dengan Indra, kemungkinan dia masih sekolah! Dasar gila!
"Terus? Karena nggak mau dijodohin? Jadi nikah sama Desy? Dia teman kuliahmu, Mas?"
"Iya, Desy anak NUS juga. Aku sama Desy kena korban blind date temanku, eh ternyata makin lama makin nyaman. Terus, ya aku beranikan saja, kasih niat baik mau menikahi dia daripada harus dijodohkan oleh perempuan yang nggak aku kenal sama sekali."
Kaia mengerucutkan bibirnya dan mengangguk maklum. "Tapi kok Mas mau-mau aja dijodohin sama aku? Apa karena kebelet nikah? Atau mungkin.. mau nunjukin sama mantan kalau Mas bisa lebih bahagia?"
Indra malah tertawa mendengarkan ucapan Kaia. "Kamu sinetron banget otaknya."
"Dih?" Kaia memutarkan bola matanya dengan malas. "Jujur aja lho, Mas.. Aku pengen tahu dulu kisahmu sama Desy."
"Ya gitu, Kaia.. Just usual things, cewek sama cowok kalau ketemu gimana? Ada ketertarikan, ya kita lanjut. Dan pada saat itu, aku nggak punya pilihan lain, dan menurut aku Desy juga punya poin lebih untuk aku kenalkan sama Mama."
"Oh.. Kalau aku punya poin lebih nggak?" tanya Kaia tak mau kalah.
Indra menoleh sekilas sambil menghentikan mobilnya karena lampu merah. "Kamu? Nggak usah ditanya, di mata Mamaku kamu udah punya poin plusnya, kayaknya udah punya secret treasurenya tersendiri deh, sampai-sampai Mama promosiin kamu sama aku tuh benar-benar mode sales pro."
Kaia tertawa puas, dia tidak bisa membayangkan bagaimana usaha Tante Mila menawarkan dirinya seperti barang yang menarik pada putranya sendiri.
"Terus.. kalian cerai, atas kemauan bersama atau salah satu pihak?"
Kaia menggigit bibirnya gemas lantaran menunggu jawaban Indra yang tak kunjung menjawab sampai akhirnya lampu lalu lintas berganti menjadi hijau.
"Itu keputusan kami berdua." jawab Indra dengan tegar.
Apa jangan-jangan Indra masih belum move on? Kaia menelisik wajah pria yang ada di sampingnya ini dengan benar-benar. "Kamu masih sayang sama Desy, Mas?"
"Entah," jawab Indra mengangkat bahunya acuh. "Selama delapan tahun ini, Desy adalah orang yang benar-benar mengenali aku, Kaia. Akan jadi pembohong kalau aku bilang nggak sayang, right? Aku sama dia sudah banyak melewati kesedihan bersama. It was like, aku merasa gagal karena nggak bisa memberikan keturunan untuk dia?"
"Mas─"
"Desy really loves kids, satu-satunya keinginan dia adalah memiliki banyak anak yang akan membuat isi rumah kita berdua ramai. And I can't give her that─termasuk kamu sendiri, Kaia."
Tuhan...
"Aku milih buat childfree aja sih, Mas." jawab Kaia menguasai hatinya yang rapuh, dia sudah cinta sekian besarnya pada Indra hingga tidak mau melihat Indra menyalahkan dirinya sendiri. "Kalau punya kesempatan bagus lagi, kita bisa adopsi─"
"Mamaku nggak akan suka," potong Indra cepat.
Indra masih fokus menjalankan mobilnya, dan rasanya Kaia baru saja menggali kuburannya sendiri. "Mas kamu nggak yakin sama diri kamu sendiri?"
"Apa yang harus diyakini? Twelve doctors said the same─I'm an infertile, aku nggak mau menempatkan kamu dalam posisi hubungan ini, Kaia, sebenarnya. Tapi kamu, membuat aku menginginkan kamu. Padahal, kamu bisa menikahi pria lain yang bisa memberi kamu keturunan."
Kaia menahan napasnya dan menyentuh lengan Indra. "Kalau gitu, perasaan kita sama kan, Mas?"
"Oh ya?" balas Indra dengan senyuman sendu.
"Iya," jawab Kaia dengan yakin. "Karena kamu menginginkan aku, sama seperti aku yang menginginkan kamu. Our feelings is mutual, kayaknya aku bakal lebih menyesal kalau nggak mencoba mengenal kamu pada hari itu."
Dengan bersamaan selesainya ucapan Kaia, mobil Indra berhenti di depan rumah Kaia. Kaia tersenyum tipis dan menahan napasnya untuk sesaat, kedua mata Indra dilapisi oleh kilatan kristal, dan dia tidak mau melihat Indra-nya selemah ini.
"You're a kind person I've ever meet, Mas Indra. Aku nggak pernah dihargai oleh laki-laki sebelumnya, but with you─I believing on you, no matter what. Kamu baik, kamu menjanjikan dan kamu membuat Mamaku senang terhadap kamu. You already bring the positive energy to yourself, Mas. Ada banyak hal yang nggak bisa didapatkan oleh semua manusia, that's why manusia adalah ketidaksempurnaan yang berbanding dengan kesempurnaan."
Indra masih diam dan pada saat itu, Kaia melarikan tangannya pada dada kiri Indra dimana jantung pria itu yang tengah berdegup sangat kencang. "I'm prefer a good man, dibandingkan pria yang bisa memberikan aku keturunan. Di luar sana, banyak pria yang gagal menjadi ayah, tapi aku yakin.. dengan kamu, kali ini Mas nggak akan gagal menjadi suami untukku."
Tatapan Indra masih sangat dalam padanya, pria itu terlihat tidak mampu membalas semua perkataannya. Bagaikan penemuan kasus yang menjanjikan, dan Kaia adalah hasil dari sebuah kasus. Kesimpulan kasus, tetap akan ditentukan oleh sang penelaah, dan Indra kini tengah menelaah Kaia dengan sangat baik.
"I'm so glad that you stand beside me right now." lirih Indra padanya.
Kaia tersenyum, dia berusaha percaya diri bahwa tidak ada Desy dalam diri Indra. Hanya Kaia, dan akan selalu Kaia.
***
a/n:
Tuh kan, Kaia-nya mulai posesif:') jatuh cinta sejatuh-jatuhnya sih, sampai dia nggak mau bikin Indra sakit hati atau merasa rendah diri. Indra Kesuma beruntung banget emang:)
8, Agustus 2022.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro