XII
─────────
Restore Me
─────────
***
XII
***
Setelah sepakat bahwa Garfield kini menjadi anaknya, mendadak Indra apa-apa selalu menanyakan Garfield lebih dulu daripada apa pun. Contohnya, Garry makan apa? Garry lagi apa? Garry suka mainan apa? Ternyata bagi Indra, Garfield lebih menarik daripada dirinya.
Pernikahan mereka akan dimulai satu minggu lagi, Indra masih menjalani tanggung jawabnya di kantor, dan bahkan tidak membuat acara spesial untuk dirinya demi melepas status duda.
Ya, di sini.. Hanya Kaia yang lepas status lajang. Apa dia harus mengadakan acara untuk para teman-teman perempuannya? Apa Indra akan menyetujuinya? Bagaimana jika kelab Au Revoir, kelab terakhir yang akan dia datangi malam ini?
Kaia memutuskan untuk meminta izin Indra secara langsung.
Dia menunggu panggilannya diangkat oleh Indra, berharap cemas, semoga saja Indra mengizinkannya.
"Halo? Kenapa? Garry nggak suka makanannya?"
Bisa-bisanya, Kaia menahan kekesalan dengan menipiskan bibirnya. Hanya Garfield yang Indra tanya. "Mas! Kamu ini, yang ditanya Garry mulu!"
"Dia kan anakku! Kenapa juga aku nggak boleh tanya anakku sendiri? Dia nggak suka? Ya sudah, nanti Reksa cari royal canin kesukaan dia deh."
"Ih.. Dengar dulu dong?"
"Iya apa, Sayang..."
"Aku mau ke kelab. Boleh nggak?" tembaknya tanpa basa basi.
"Apa kamu bilang?"
Kaia menyipitkan matanya, kenapa suara Indra berubah jadi sengak begitu? Apa dia memang tidak akan menyetujui keinginannya?
"Aku," ulang Kaia lagi, dia berdeham meredakan rasa panik. "Aku mau ke kelab malam ini, nggak sendirian kok, sama teman-temanku. Hitung-hitung bridal shower."
"Acara apa lagi itu?"
"Mas.." Kaia mendesah frustrasi, masa seperti ini saja Indra tidak mengerti? "Aku ini lajang lho ya.. Mau merayakan hari terakhir aku menjadi lajang sebelum jadi istri kamu."
"Kelab mana?" tanya Indra lagi.
"Au Revoir, tahu?"
"Nggak."
"Mas..." apa dia baru saja merengek? Bodo amat! Kaia rasa keinginannya harus dipenuhi. "Tolong dong, ini yang terakhir."
"Aku ikut,"
"Kan ini acaranya anak gadis...."
"Apa lagi anak gadis, aku harus ikut." balasnya cepat.
Memang ya, paling susah lawan orang tua. "Nanti malu nggak sama teman-temanku?"
"Nggak," jawab Indra penuh percaya diri. "Aku bakal memperkenalkan diri sebagai calon suami kamu."
"Dih.."
"Dih?" Indra tidak terima dengan respons yang Kaia berikan padanya. "Kamu nggak mau memperkenalkan aku sama teman-teman kamu?"
"Ya nggak gitu juga," Kaia menggigit bibirnya, tapi dia terbiasa menari di floor bersama teman-temannya apa lagi kalau sedang high.
"Kalau gitu, aku ikut. Malam ini, bukan? Di Au Revoir? Aku yang bakal reservasi tempat, nggak sembarang orang yang bisa masuk jadinya. Undang semua teman kamu, dan aku akan izinkan kamu menggila malam ini, dan tentunya bersama aku." putus Indra.
Kaia membuang napasnya keras, dia sudah memberitahu di grup teman-temannya bahwa malam ini adalah pesta lajangnya. Belum lagi, Andrea dan Arya Atmodjo yang akan ikut turut serta.
Ah, terserahlah.
Kaia akan menggila, sesuai izin yang Indra berikan, Kaia akan tetap melakukannya. Selagi bisa, dan jika dia sudah menjadi istri, tamat sudah riwayatnya karena dia harus menuruti perintah suaminya. Duh, begini ya, rasa-rasanya jadi istri penurut?
Apa itu juga yang Mamanya lakukan pada Mamanya? Karena selalu menuruti permintaan Papanya.
Ah, apa dia sudah jadi budak cinta yang sebenarnya?
***
Papanya sudah memberi kabar, bahwa dia akan datang saat resepsi. Bukan saat akad. Entah apa alasannya, tapi Kaia menyetujuinya, dia tidak mau membebani dirinya dengan masalah disaat-saat penting seperti ini.
Menjaga emosi dan mental agar stabil itu sangat sulit, itu kenapa malam ini dia akan melewati segala batas garis yang telah dia lakukan untuk dirinya sendiri.
Dia ingin berubah demi kehidupannya bersama Indra, that's why─people said Kaia change a lot. Demi ketenangan batin dan ketenangan rumah tangganya nanti, Kaia selalu bertanya pada Mamanya. Apa yang membuat Mamanya bisa bertahan sekuat itu dengan Papanya.
Mamanya menjawab; satu, cinta yang sudah dibangun sejak lama. Dua, Mama dan Papanya sudah berbagi segala hal selama dua puluh lima tahun berumah tangga, dan segala apa yang sudah dilewati tidak bisa dikatakan mudah, karena itu adalah sebuah proses perjuangan.
Lalu, kenapa Kaia berubah? Pola pikirnya yang berkata bahwa dia ingin segala hal berjalan dengan baik pada tempatnya. Termasuk, menjadi anak, wanita, istri, dan mungkin jika Tuhan memang memberikan kesempatan dan menghapus bersih diagnosa infertil yang dokter berikan pada Indra, dia bisa menjadi ibu.
Pendosa pun punya harapan. And it works on her.
"Kaia,"
Mamanya, Sandra Paramitha terlihat tenang, senang, dan segalanya terkendali meskipun rumah agak sibuk akan persiapan pernikahan, namun Mamanya terlihat bahagia. Kaia pikir, tidak ada yang salah.
"Apa, Ma?"
"Kamu mau kemana?" tanya Mamanya ketika melihat Kaia mengeluarkan dress selutut dengan tali spaghetti yang menyangga di kedua bahunya.
"Mau party." jawab Kaia dengan enteng.
Mamanya spontan mengusap dada dan menatap Kaia dengan kesal. "Astaghfirullah, Kaia! Nggak ya, Mama nggak bakal izinin kamu pergi ke tempat gitu lagi."
"Mama nih.." Kaia mengempiskan kedua pipinya. "Aku pergi sama Mas Indra, Ma. Kebetulan, sambil kenalan sama teman-temanku, kapan lagi coba? Malam terakhir gadis aku harus dimanfaatkan dengan baik." kilahnya.
Padahal dia bukan gadis lagi, Kaia sudah kehilangan virginity-nya dengan Zac Pradipta. Ugh, sial, kok rasanya menyesal?
"Indra? Masa iya Indra setuju datang ke tempat begitu?"
"Setuju dong, Ma.. Memang Mama kira aku di sana mau ngapain? Orang cuman kumpul-kumpul doang kok, nikmati masa-masa bebas."
Mamanya memukul pantat Kaia dengan kesal. "Bisa aja kamu jawab Mama, Kak! Oh ya, Mama sampai lupa, kamu sudah pernah ketemu mantan istri Indra?"
Tiba-tiba banget? Kaia tercengang sepersekian detik. Benar juga, dia juga tidak pernah bertanya soal mantan istri Indra. Selama empat bulan ini, dia memang terlalu fokus membuat Indra jatuh cinta dan menjatuhkan seluruh perhatian padanya. Padahal, ada hal yang harus dia gali lebih dalam. Haruskah?
"Belum, Ma. Aku cuman tahu namanya doang, Desy? Karena Mas Indra juga kayaknyan nggak suka, Ma.. Kalau aku singgung-singgung masa lalu dia."
"Lama banget kan, menikahnya? Berapa tahun coba?"
"Tujuh tahun, mungkin? Lupa aku. Kenapa sih, Ma?" tanya Kaia berang, jangan sampai moodnya jadi buruk menjelang party, bisa berabe.
"Kata Tante Mila, istrinya Indra dulu susah hamil, Kaia. Jadi, ya.. Begitu, mungkin memang nggak subur dari perempuannya, padahal ada usaha lain kan, bayi tabung?"
"Mama mau aku berespons seperti apa?" tanya Kaia dengan sabar. "Itu masa lalu Mas Indra, Ma. Aku nggak mau ikut campur ah."
"Mama cuman pengen titip pesan kamu, Nak." jelas Mamanya kali ini. "Jangan ditunda-tunda, kalau kamu hamil, ya syukur.. kalau nggak juga nggak apa-apa, mungkin nanti waktunya akan datang, tapi ingat apa kata Mama, jangan ditunda."
Kaia mengulum bibirnya, berpikir seberat apa cobaan yang akan dia hadapi kalau sebenarnya nanti, dia tidak bisa mengandung anak Indra. "Ya, lihat nanti aja." jawab Kaia malas.
"Coba kamu bicarakan sama Indra, kalau mau program juga ya bagus."
Gimana mau program, bahas kehamilan dan sejenisnya bakal jadi hal sensitif nantinya.
"Indra ikut ke kelab, kan?"
Kaia mengembuskan napas lelah. "Iya, Mama.. Kenapa?"
"Nggak apa-apa, kalau gitu pulangnya jangan lebih dari jam satu malam."
"Ma! Itu jamnya baru mulai!"
Mamanya menggeleng tegas. "Jangan lewat jam satu malam, ingat apa kata Mama lho. Ini semua demi kamu juga, Kaia. Mama nggak mau ada kejadian buruk menimpa kalian berdua apa lagi menjelang hari pernikahan."
Benar juga apa kata Mamanya, apa sebaiknya Kaia membatalkan acara bridal shower dadakan ini? Tapi bagaimana dengan teman-temannya nanti. Ah, entahlah, yang penting Indra sudah reservasi satu kelab hanya untuk perayaan malam gadisnya.
***
Indra berdecak sembari menggeleng heran tak kuasa melihat kelakuan Kaia yang bersikap seperti burung yang keluar dari sangkarnya. Di table sudah ada Andrea, dan suaminya Arya Atmodjo, dan beberapa teman Kaia─Alexa dan Alexi, lalu kakak dari si kembar, Alexander yang menyambut Kaia dengan hangat. Sisanya, ada dua teman perempuan Kaia dari kantor.
Bodyguard kelab Au Revoir mengecek satu persatu identitas tamu yang masuk ke dalam kelab malam ini, katanya demi kepentingan keamanan, tapi Kaia sedikit curiga kalau ini semua pekerjaan Indra. Biasanya, Au Revoir tidak melakukan selektif ketat seperti itu.
Au Revoir memang memiliki kesan yang sangat funky dibandingkan kelab lain, meskipun bangunan arsitekturnya tetap kelihatan mewah dengan sentuhan oriental arsitektur Jepang.
Semua orang terlihat santai, bahkan beberapa dari tamu-tamu Au Revoir mulai meramaikan lantai dasar.
"Nyaman juga kelabnya." puji Indra yang membuat Kaia menoleh dengan kedua mata membulat.
"Kamu baru aja tersanjung sama desain interior kelab ini, Mas? Aku sih udah dari lama." jelas Kaia.
Di seberangnya, ada manusia yang lebih kampungan daripada Indra Kesuma. Yaitu, Andrea Lubis! Ck, menyedihkan sekali sahabatnya itu.
"Ya, kalau lihat di film-film, kelab itu pasti ngasih kesan dark, ih serem deh." ujar Andrea.
Lihat? Baru saja Kaia mengasihani sahabatnya itu. "Ndre, lo tuh.. Kan sama gue udah pernah diajak ke bar."
"Iya!" sungut Andrea dengan semangat, pakaiannya malam ini bahkan sangat... bagaimana Kaia menjelaskannya? Kaia tahu, Arya Atmodjo tidak akan membiarkan istrinya telanjang, tapi tidak dengan bumi hoodie juga! Melihatnya saja Andrea sudah seperti beruang kutub. "Tapi habis itu Arya ajak aku pulang, Kaia."
Kaia mengangguk maklum, saat itu mungkin Arya Atmodjo sudah kepalang kasmaran sama tim kreatif Menajam Langit yang sedikit bego dan polos ini. "Iya, tahu.. Besoknya skandal lo sama Pak Arya kan mencuat di kantor."
Arya terkekeh pelan, Indra hanya mengulas senyuman dan mereka berdua mulai membahas pertemuan lama yang menjadi cerita lama. Dimulai dari kabar Indira, kembaran Arya Atmodjo, dan bagaimana kisah Singapura antara Indra, Made, Indira dan teman-temannya yang lain.
Sumpah, sudah berapa kali Kaia menghela napas. Teman-temannya sudah turun ke lantai dasar dan suasana kelab mulai panas. DJ mulai memainkan musik dengan beat yang lebih intens.
"Mas," Kaia mulai gerah dan gatal ingin turun ke bawah.
"Kenapa?" tanya Indra dengan senyuman yang sabar, menampilkan deretan giginya yang rapi dan membuat Kaia ingin melakukan hal yang dia pikirkan sejak tadi.
Bagaimana jika setelah ini Kaia mengajak sesi snogging pada calon suaminya ini?
"Hei everybody!" ucap si DJ. "Are you ready to party tonight?"
Seluruh orang sudah berteriak, dan Kaia gatal sekali sampai-sampai dia mendekatkan bibirnya pada daun telinga Indra. "Kita turun ke bawah, c'mon."
"Ke bawah?" tanya Indra dengan alis terangkat.
Kaia mengangguk, lantas dia berdiri dan meraih tangan Indra. "C'mon, let's get crazy with me tonight." bisiknya dengan nakal.
Andrea menatap Kaia dengan bingung, bertolak belakang dengan penampilannya yang aneh, menurut Andrea malam ini Kaia sangat luar biasa cantik.
"Kaia mau kemana?"
"Turun dong.. Lo di sini aja, sama Pak Arya." liriknya dengan jahil. "Kecuali, lo mau ikut dance di bawah?"
Andrea sontak menggeleng dengan panik. "Nggak, aku nggak bisa dance."
Lihat? Kampungan sekali memang. "Ya sudah, diam aja di sini, kalau mau pulang nggak apa-apa kok, thanks ya.. Sudah mau jadi tamu dadakan bridal shower gue yang nggak jelas ini."
Arya Atmodjo malah menertawakannya. "It's okay, Kaia. Saya harus banyak mengajarkan Andrea di kelab ini."
"Oh? Good then," puji Kaia. Lalu Kaia beralih menarik kedua tangan Indra. "C'mon, Mas Sayang, jangan malas begitu."
Indra hanya bisa menghela napas, dia jelas tidak akan membiarkan Kaia turun dan menari di floor dengan pakaian yang gila malam ini. Sejak tadi, Indra menahan diri untuk tidak menyentuh Kaia secara terang-terangan.
Gemuruh tawa seluruh orang yang ada di floor membuat Kaia ikut tersenyum, di atas stage DJ tengah membacakan surat cinta yang ditulis oleh salah satu pengunjung untuk tamu yang datang malam ini.
"Dear K,"
"Yuhuuuuuuu!!!" teriak seluruh orang.
Kaia berdiri di hadapan Indra, dan Indra memeluk pinggangnya dari belakang. Pelukan pria itu terasa hangat dan posesif.
"If you heard this, I think you should know, I'm really love you!" ucap sang DJ.
Kaia terkekeh pelan, Kaia berbisik di telinga Indra. "Norak banget yang bikin surat cinta."
Indra mengulum senyum dan mencium daun telinga Kaia. "Dengarkan baik-baik,"
"Wait─" Kaia menyipitkan matanya dengan curiga, menoleh pada Indra yang kini tengah tersenyum lebar.
Wah.. Dasar kurang ajar, gue benar-benar kurang masuk liga dia. "The day I'll married you, it's the day what I want in my life. So, please wait for my vow in the name of God, I'll be waiting you, wife, soon."
Seluruh orang berteriak riuh lagi, seolah mendukung surat cinta yang baru saja dibacakan oleh sang DJ. Lalu sang DJ melanjutkannya kembali. "... Untuk Kadek Namashvi Kaia Wijaya, I love you since right now until we're getting old."
Lagi-lagi, semua orang berteriak dan bertepuk tangan, Kaia membalikkan tubuhnya dan menatap Indra penuh kasih sayang. Pria ini.. apa Indra sengaja melakukannya agar dia menyayangi pria ini? Karena jika iya, maka Indra tidak meleset sama sekali.
"I love you too." balas Kaia di depan bibir Indra.
Indra mengusap punggung telanjangnya dan turun hingga kedua pinggulnya. DJ sudah mengubah musiknya karena tuntutan seseorang yang berteriak kencang.
"WE WANT MUSICCC!!!"
Dan ketika semua orang benar-benar menikmati musik, Kaia masih terpana di tempatnya memandang manik hitam Indra yang memukau dibawah temaramnya lampu Au Revoir.
Kaia tidak mau membagi momen indah ini di kelab, Indra harus tahu betapa frustrasinya Kaia yang sangat ingin mencium Indra.
"Pulang," minta Kaia dengan manja.
Indra menggenggam tangan Kaia, genggamannya begitu posesif dan Kaia mendapati keningnya baru saja dicium oleh Indra.
"C'mon," bisik Indra yang membuat seluruh darah Kaia berdesir dengan hebat.
*
**
a/n:
Indra Kesuma is a fine man I've ever write... jadi takut:(
7 Agustus 2022.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro