Prolog
──────────
Restore Me
──────────
***
PROLOG
***
"Let's break up."
Zac Pradipta, kekasihnya yang sudah menghabiskan waktu bersamanya selama tiga tahun ini mengucapkan kata pisah dengan begitu mudahnya. Kaia, sampai tak habis pikir, tadi pagi, dia dan Zac masih baik-baik saja, tidak ada yang salah dan malam ini pun mereka masih berada di ranjang yang sama.
Bedanya, entah sejak malam kapan nyawa Zac memang sedang tidak berada dengannya. Awalnya, Kaia pikir, Zac mungkin kelelahan karena pekerjaan yang overload, tapi setelah dipikir-pikir lagi, intensitas pertemuannya dengan Zac bukan lagi jadi suatu hal yang prioritas.
"Kenapa? Ada yang salah dari gue?"
Kaia selalu menempatkan bahwa dirinya juga butuh saran, masukan, agar bisa menjadi pertimbangan untuk introspeksi. Dalam hubungan, dia menjalani tidak hanya sepihak, tapi ada dua pihak yang ikut terjun demi menyelesaikan masalah dalam hubungan.
"Nggak, lo nggak salah." ujar Zac yang kini bangkit berdiri dari ranjang dan memakai kausnya.
Kaia ikut bangun, dia mengeratkan selimut dan menutupi tubuhnya karena dia tidak memakai pakaian apa pun, setelah tadi Zac benar-benar membuatnya kehilangan arah akan kenikmatan, tapi sekarang Zac meminta putus darinya?
"Terus, kalau gue nggak salah kenapa lo minta putus?" tanya Kaia berusaha terlihat normal.
Dia benci menjadi lemah di hadapan pria, Papanya adalah pria yang kasar, dan selama hidup menjadi kepala keluarga, Mamanya sudah banyak menanggung derita akibat sikap Papanya yang tidak bisa berubah.
"..."
"Zac?" Kaia menuntut jawaban penuh pada Zac. Apa kecurigaannya benar? "Ada cewek lain, Zac? Selain gue?"
Zac mengalihkan tatapannya ke arah yang lain dan pada saat itu juga jantung Kaia berdegup dengan kencang. Tidak mungkin, Zac tiga tahun yang sudah kita lewati itu apa..
"Ya,"
"Oh.." Kaia tersenyum tipis. "Apa dia lebih dari gue? Lebih segalanya?"
"Kaia─"
"Jawab aja, Zac!"
Zac meremas rambutnya frustrasi, tipe pria yang tidak bisa menyelesaikan masalah yang dia buat. Padahal, apa sulitnya bagi Zac tinggal memutuskannya dan mencari wanita baru, dibandingkan harus berselingkuh di belakangnya, itu sangat merepotkan, bukan?
Zac mendekat dan duduk di sisi ranjang, pria itu mengusap pipi Kaia dengan tatapannya yang gamang. "Lo nggak salah, ini salah gue."
"Iya dong," balas Kaia jengah dan menepis sentuhan Zac. "Yang selingkuh di sini kan, lo! Bukan gue."
Sialannya lagi, Zac mengangguk. "Iya, gue salah. I'm so sorry, gue nggak bisa menepati janji gue."
"Ya." balas Kaia singkat.
Rasanya sudah mati, kenapa semudah itu orang-orang mengecewakan hatinya? Apa hati orang lain tidak berhak dihargai sama sekali?
"Pergi sana," usir Kaia tanpa basa basi.
Kaia turun dari ranjang dengan ketelanjangannya, dia mengambil bathrobe yang menggantung dan memakainya, simpul tali yang dia buat di pinggangnya begitu asal-asalan karena menahan emosi.
"Setelah meniduri gue, lo mengaku selingkuh dari gue. That's mean, thanks for your service." ujarnya pada Zac dengan tatapan meremehkan. "By the way, your dick is not perfect as well."
"Kaia, listen─"
Zac yang ingin meraih tangannya itu dibuat mundur seketika karena Kaia yang membuka pintu kamarnya lebar-lebar. Najis sudah apartemennya ini, dia harus pindah unit besok.
"Pergi, Zac." usir Kaia.
Pria itu menurut, Kaia menutup pintu apartemennya dengan bantingan yang cukup kuat. Lalu kedua matanya lari menatap satu persatu sudut yang telah dia yakini tempat hidupnya dengan Zac. Sial, dia sudah memupuk harapan pada pria bajingan itu. Dan sekarang, Kaia merasa tubuhnya sangat kotor karena telah tidur bersama pria tukang selingkuh tadi.
"Damn it!" umpat Kaia pergi ke kamar mandi. "Gue harus cari cowok lain buat hapus jejak Zac di tubuh gue!"
***
Halo! Welcome to new story!
And Halo from Kaia, the one's
bestfriend of Andrea.
How about the prolog?
This story will be containt
mature, romance, sad, angst.
Mari kita lanjutkan kisah
hidup dari seorang Kaia.
***
Kaia's moodboard:
and also;
Indra Kesuma moodboard:
***
Warning;
This is a work of fiction.
Names, characters, incidents,
and dialogue are products
of the author's imagination and
are not to be constructed as real.
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro