II
───────────
Restore Me
───────────
***
II
***
Dari sekian manusia yang Kaia temui, Andrea Jeanatte Lubis, teman kantor barunya ini adalah manusia terpolos dan bego yang Kaia takuti bisa dijahati oleh manusia-manusia yang ada di muka bumi. Hatinya masih sepolos bayi, pemikirannya cukup positif dan orangnya nggak neko-neko.
Kaia terheran-heran, kok bisa-bisanya masih ada spesies—eh salah, maksudnya manusia sepolos Andrea dan bisa bertahan hidup di kekejaman dunia ini? Jika dia bersikap polos dan bego seperti Andrea, sepertinya hidup Kaia akan hancur, dan dia tidak bisa bergantung pada dirinya sendiri, apa lagi, tidak ada orang yang akan membantu dirinya.
Secara, Kaia tahu sebagian populasi dunia kayaknya sangat membenci Kaia. Apa lagi, setelah membuat pengaduan pada Komnas HAM perempuan dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan bahwa Mamanya, adalah korban kekerasan fisik dan verbal dari Papanya. Makin lah Kaia ini dibenci.
Setelah berhasil membuat Mama dan Papanya bercerai, Kaia menuntut hak warisannya pada Papanya. Padahal, Papanya juga belum mati, dan Kaia sudah resmi dinilai sebagai anak durhaka yang tidak tahu diri.
Ah, nggak apa-apa, pikir Kaia. Dari dulu Papanya juga tidak tahu diri, jadi ya maklum kalau dia ikut-ikutan nggak tahu diri. Buah, nggak jauh jatuh dari pohonnya. Iw, mendengarkan istilah itu mendadak Kaia pening duluan, Papanya pasti sudah bahagia karena merasa telah bebas dari dosa.
Padahal, mau itu dosa atau kebaikan, manusia sudah dipukul rata tidak bisa menebak nilai dan poin yang sudah dikumpulkan semasa hidup. Tuhan sudah menyimpannya baik-baik dalam buku catatan Malaikat.
Yah, Kaia sih, lebih baik menumpuk segudang dosa dulu deh, kebaikannya nanti aja belakangan.
"Kaia," panggil Andrea, cih, nasib Andrea itu sangat baik. Bahkan, yang Kaia tahu betapa kurang beruntungnya Andrea yang tidak bisa menemui Ayah kandungnya.
Tahu faktanya? Ternyata Andrea adalah putri kandung dari pengusaha perkapalan di perairan Sumatera. Tolong, Tuhan ini memang terkadang tidak adil.
"Apa?" jawab Kaia dengan malas, semalam dia sudah menghabiskan dua kaleng beer dan entah kenapa perutnya mendadak banyak gaya pagi ini.
"Aku sudah terima lamaran dari Arya."
Seketika Kaia membuka matanya. Tuh, kan? Apa kata Kaia, hidup Andrea ini beruntungnya kebangetan, jadi tolong.. Kenapa dia tidak bisa seberuntung Andrea, sih? Kalau ada pria kaya raya yang ingin menikahinya sekarang, Kaia benar-benar siap untuk menikah dan akan meminta banyak tunjangan pada suaminya. Toh, dia juga akan melayani suaminya di ranjang, hitung-hitung dia dapat tip dan tip yang dia dapatkan bisa Kaia kumpulkan untuk biaya kuliah adiknya.
Gaji menjadi tim kreatif itu berapa sih, coy? Sedangkan hak warisan yang dia dapatkan juga ternyata nggak full. Mamanya sudah mendapatkan harta gono-gini, tapi tetap saja biaya sehari-hari dan kuliah Kalya bagaimana?
"Congrats," Kaia memeluk Andrea dengan hangat. "Gue senang dengarnya."
Berbanding terbalik dengan apa yang Kaia ucapkan, Andrea sadar ada yang salah dari sahabatnya ini. "Kamu senang, tapi wajah kamu cemberut. Everyhing is okay, right?"
Kaia menggeleng, dia akan terang-terangan jujur pada Andrea si polos dan peri baik hati yang tidak akan berlaku jahat padanya. "Gue lagi butuh duit banyak,"
"Berapa?" tanya Andrea dengan kedua matanya yang membulat.
"Lumayan banyak, buat biaya kuliah adik gue."
"Adik kamu? Kalya?"
"Iya,"
"Kuliah dimana?"
"Di Univ swasta, Ndre. Kalya nggak keterima di PTN, dan sejak Nyokap dan Bokap cerai, Kalya kan ikut Mama jadi ya.."
Andrea mengangguk, lalu tidak sangka-sangka, perempuan itu menawarkan sesuatu. "Pakai duit aku dulu aja, Kai. Gimana?"
"Dih," Kaia tertawa meledek Andrea. "Mentang-mentang jadi pacarnya Pak Arya, terus sudah ketemu Bokap lo jadi besar kepala, ya?"
"Ih.. Aku serius!" lihat? Betapa menggemaskannya Andrea. Kaia selalu berdoa, semoga Tuhan menjaga manusia baik hati seperti Andrea di muka bumi ini. "Pakai uang aku dulu, butuh buat uang gedung? SPP? Sama perlengkapan kuliah, kan? Nanti aku transfer ya.."
Kaia buru-buru menggeleng, jika dia diam saja Andrea akan menganggapnya iya. "Nggak usah, Ndre. Ya ampun.. Nggak usah, tenang, nggak lo doang yang bakal menikah, gue juga bakal menikah."
"Hah?"
"Duh sayangku.." Kaia membelai puncak kepala Andrea dengan gemas. "Itu artinya, gue mau cari suami kaya, so far.. Gue nggak butuh duit lo, sudah deh diam.. Lo juga butuh duit, buat modal kawin, kan?"
Andrea malah mengangguk. "Tapi tenang aja, Kaia, aku nggak khawatir soal modal kawin, kok. Kamu bilang ya, kalau perlu sesuatu, serius aku mendukung Kalya untuk kuliah soalnya."
"Siap, Ma'am."
"Oh ya, soal yang semalam.. kamu nggak kenapa-napa, kan, Kaia?"
Oh, Kaia lupa. Semalam dia hangover parah dan diantar oleh temannya ke kosan Andrea. "Memang gue kenapa, Ndre? Sori, gue nggak ingat."
"Kamu nangis," jawab Andrea sembari menatap kedua matanya dengan sendu. "Kamu selalu bilang, nggak ada yang sayang sama kamu—sebenarnya, aku mau revisi. Kamu salah, Kaia. Di dunia ini, ada orang yang sayang sama kamu."
Kaia tertawa mendengarnya. "Oh, gue ngigau, ya? Memang siapa sih yang sayang sama gue, Ndre? Gue tiap punya pacar buktinya diselingkuhin mulu."
"Ih!" Andrea mengeluh kembali karena merasa salah bicara. "Aku nih sayang sama kamu lho, Kaia."
Kaia menaik turunkan alisnya dengan semangat. "Ow thanks."
"Sebel deh,"
Kaia tertawa lagi. "Why are you so bitches these days? Apa karena lo mau kawin bentar lagi? Sombong amat." ledek Kaia.
"Jangan gitu dong, Kaia. Aku sumpahin kamu nikah juga!"
"AAMIIN BEB, AAMIIN!" seru Kaia dengan semangat. "Jangan lupa, Beb, doanya—gue pengen suami kaya."
Andrea menggelengkan kepalanya. "Tenang aja, bakal kesampaian kok, Kaia."
"Serius ah lo,"
"Serius.. Makanya jangan ke kelab mulu, cari tempat yang agak baikan buat cari suami."
Yah, malah dikasih petuah. "Ya sudah, kiranya gue cari dimana?"
"Memang Mama kamu nggak punya channel, ya? Biasanya orang tua punya biro jodoh tersendiri."
Wah, bisa-bisanya Andrea berpikir seperti itu. "Mm, benar juga ya lo, Ndre."
Andrea terkekeh pelan. "Tanya Mama sana gih, ada stok cowok nggak? Yang bisa kamu nikahin."
"Sialan lo, Ndre!"
Andrea malah tertawa dengan puas. "Ya kan biar tahun ini samaan, kamu punya suami, aku juga, Kaia."
Kaia tersenyum tipis, ya andaikan hidup semudah dan seberuntung hidupnya Andrea Jeanatte Lubis, Kaia pastikan dia nggak akan menyia-nyiakan kehidupannya.
***
a/n:
Andrea is best girl! Ketemu lagi sama Arya dan Andrea di cerita Kaia wkwkwk.
Oh iya, mau kasih tau soal cerita Arie, dan Tascha aku hold dulu, mungkin bisa jadi di tarik lagi ceritanya karena ternyata masih banyak kekurangan:'). Maaf ya, aku pun mau belajar konsisten kok, selesaikan cerita satu persatu, tapi ternyata kendalanya banyak sekali
Kalau cerita Kaia memang sudah lama ada di draft, dan akhir-akhir ini baru aku selesaikan endingnya, itu kenapa aku berani bilang kalau aku bakal update tiap hari.
Semoga kalian terhibur dengan cerita Kaia ya!
I'll be back!
28, Juli 2022.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro