Prolog
Happy reading!
Semoga tidak hambar seperti rasaku padamu :)
***
"Oke. Sudah siap, Za?"
Salah satu staf yang membawa beberapa lembar kertas, bertampang kusut, berkulit kepala kinclong, dan berbentuk seperti Doraemon bertanya memastikan. Reza mengangguk—ya kali menggeleng. Kakinya melangkah menuju panggung dengan percaya diri. Riuh teriakan penonton langsung menyambut pendengaran. Mengingatkannya pada kambing-kambing di peternakan yang ribut belum diberi pakan. Tapi itu ... ah—itu hanya masa lalu. Sekarang dia akan melakukan debut perdananya sebagai anggota boyband yang lagunya bukan hanya akan menembus Top 100 chart Billboard, tetapi juga menembus hingga antardimensi dan menyabet penghargaan bergengsi sekelas Grammy.
Keadaan panggung yang masih gelap membuat Reza diam-diam mengukir senyum tipis sambil menghirup aroma calon artis papan atas di sekitarnya. Poster dengan berbagai bentuk dan warna bertuliskan namanya diacungkan tinggi-tinggi. Kelap-kelip fan light menambah meriah bangku-bangku penonton. Astaga, jadi terkenal memang ah, mantap.
Dia mengedarkan pandangan ke seluruh sudut hall. Semuanya masih tampak seperti mimpi. Reza tak percaya bahwa dia bisa menjejakkan kaki di panggung megah bersama empat orang rekannya dengan pakaian bling-bling nyentrik bak oppa-oppa good looking yang diidolakan Inggit. Bayangan fan meeting, fansign, dan jadwal comeback berhasil mengundang decak bangga dari mulutnya. Betapa kerennya dia di mata calon mertua.
In Ear Monitor yang menggantung di pangkal telinga dipasang. Instruksi dari stage manager terdengar. Dalam hitungan ketiga, musik siap diputar. Lampu-lampu mulai menyala, menyinari penampilannya yang sudah glow up sedemikian rupa. Jeritan terdengar makin riuh, meneriakkan nama setiap member boyband PKK—Pemuda Kawaii dan Kece—yang gantengnya mengalahkan Ganteng Ganteng Kelelawar.
Sensasi mulas mulai merambat di perut Reza. Dari barisan paling depan dia bisa melihat wajah Inggit, sang pujaan hati, yang duduk anggun sambil melempar senyum. Mulas yang dia rasakan mendadak sirna. Sebagai balasan, dia membuat tanda hati dari jempol dan telunjuknya. Inggit mengulum senyum malu-malu.
Musik diputar. Reza melakukan pose sesuai koreografi. Saat beralih ke gerakan selanjutnya, kakinya tak sengaja mengenai kabel yang terbentang di bawah sana gara-gara melihat wajah sang emak memelotot dari bangku penonton. Alhasil ....
Blug.
Dia baru sadar, hidup memang berat.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro