Yoghurt
Hanfalis menghancurkan piramida suar, disimpan untuk di markas berikutnya. Firasat mengatakan lokasi tujuan tinggal sedikit lagi.
Sekarang mereka berada di koordinat lima belas juta pada aksis X, negatif lima belas juta pada aksis Z. Tak terasa waktu satu tahun berlalu dengan hari mencapai sepuluh ribu lebih.
Perjalanan yang sangat jauh ini penuh perjuangan, dimulai dari markas utama, melewati samudra membeku, melawan Herobrine dan pasukannya, menjumpai iglo, menggerebek Monumen Samudra, menggali jejak reruntuhan, singgah di desa zombi, bioma rawa, mangrove, menjelajahi gua subur, bertarung di Trial Chamber, pos Pillager, mempertahankan desa dari serangan Raid dan menjadi pahlawan, menangkap jantung keriut di taman pucat, membantai wastu di hutan kegelapan, di bioma gurun serta mesa, dan terakhir melawan Wither.
Banyaknya lautan memudahkan perjalanan menaiki alat transportasi perahu, sehingga mempercepat waktu.
Kabut mendadak memenuhi pandangan, laut berwarna kelabu agak keruh, tetapi terkesan murni. Pulau nan luas dikelilingi samudra gelap temperatur sedang, langit agak abu-abu, daratan tanah dilapisi miselium. Banyak jamur merah dan jamur cokelat raksasa tumbuh di sana-sini. Yang paling unik adalah Mooshroom atau sapi jamur warna kulit tutul merah hitam yang ditumbuhi jamur merah pada tubuhnya. Mushroom Field ialah pulau raksasa yang dipenuhi flora fauna demikian.
Mumpung banyak sapi yang sebenarnya bukan sapi, pemain pertam memnikin yoghurt banyak-banyak yang diolah dengan campuran buah-buahan aneka rupa. Rasanya enak.
Sementara itu, Hanfalis mengajak ke gua karena liang menganga seakan minta untuk dieksplorasi.
"Katamu tidak ada gua lagi!" protesnya.
"Tapi tidak ada monster lo!" terang Hanfalis.
"Yang benar? Aku tidak percaya."
"Ya sudah aku sendiri saja." Hanfalis langsung mengacir tanpa basa-basi lagi.
Tak lama kemudian, Hanfalis berseru senang hingga suaranya dari dasar jurang menggema. "Wah, banyak berlian!"
"Hanfalis, aku juga mau!"
Pemain pertama ikut terjun ke lubang. Ternyata Hanfalis mengajak menjelajah gua karena tidak mungkin ada monster yang muncul di bioma paling aman di dunia ini.
Namun, ternyata itu tidak benar. Banyak kerangkeng pemanggil monster, di satu tingkat gua, bayi zombi mengepung dari depan belakang, Skeleton dari kanan kiri, di tingkat bawahnya Mineshaft dipenuhi laba-laba gua beracun. Apalagi setelah penat, pemain keluar malah diserbu pari momok, mau tidur di pinggiran air justru diserbu zombi air semua bersenjata trisula karena terekspos.
Karena tak ada untung membangun markas, mereka meneruskan melaut. Kabut semakin tebal.
Pemain kini membawa peta yang digabung dengan kompas sihir, diduplikasi sehingga masing-masing dari mereka memegang satu.
Titik kian mendekati lokasi pada peta. Muncul panah dari pojok kiri bawah menuju arah mata angin timur laut. Pemain semakin yakin tujuan akhir di depan mata. Wilayah perairan dan daratan tersibak sedikit demi sedikit pada peta.
Ratusan meter terlewati, air belaka.
Ribuan meter terlampaui, lautan membentang luas.
Puluhan ribu terlintasi, samudra hingga ke horizon.
Ratusan ribu terlangkaui, ujung dunia.
Satu juta dicapai, kini pemain berada di titik koordinat 12.550.821 dan −12.550.824.
Di hadapan, menjulang megah dinding-dinding tebing dari tanah dan batu, menembus awan sampai ke ketinggian lebih dari dua ratus, tanpa puncak yang terlihat dengan mata telanjang. Pemain mengeluarkan teropong, masih tak tampak. Perahu berhenti tepat di bawahnya.
Far Land.
Tak jauh dari situ, dekat sekali sebelum tebing Far Land, ada sebuah pulau.
Tanda-tanda perkemahan dengan sekelompok pemain lain tengah beraktivitas bermunculan.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro