Panci
Petualangan telah selesai.
Tuntas.
Tujuan terakhir digapai.
Namun, bukan berarti berhenti sampai sini, perjalanan akan terus berlanjut.
Bertemunya batas dunia yang begitu menakjubkan. Dinding-dinding tebing menjulang tak terbatas ke langit. Kabut tebal turun ke kaki bukit. Kedua pemain bercerita sambil memelankan laju perahu.
Ini tentang pengakuan.
"Aku mau mengaku," kata pemain pertama, "Waktu itu kamu pernah menganalisisku, kan. Kamu benar, ini akun kakakku yang aku pakai."
Hanfalis menoleh ke belakang, lalu kembali menatap ke depan. "Kamu bilang kakakmu masih hidup, kan? Tenang saja, tidak lama lagi kamu pasti bisa ketemu sama kakakmu."
Yang bercerita terdiam sejenak, lalu melamunkan sesuatu, hening untuk waktu lama.
Di sela mendayung, Hanfalis tersenyum. "Aku juga, menghabiskan satu setengah tahun ini, aku sadar tentang hal yang berharga." Hanfalis menoleh lagi. "Setelah misi resep karimu ini selesai, aku akan melakukan apa yang harus aku lakukan di dunia nyata, aku yakin pasti bisa berhasil, sama seperti resep karimu nanti."
'Dia' butuh melihat dunia yang menakjubkan ini.
Di saat itu, keanehan terjadi. Dunia mendadak seperti teriris, langit tampak pecah, tetapi tak ada getaran sedikit pun. Lalu semuanya kembali normal. Kedua pemain terheran-heran. Di depan nun jauh pada cakrawala, tertangkap sebuah pulau di balik kaki-kaki tebing.
Setelah dekat, sungguh terkejutlah kedua pemain.
Di pulau itu, banyak pemain-pemain lain yang lalu-lalang, bercengkerama, beraktivitas seperti biasa, membangun rumah, memperbaiki jalan, mengurus kebun dan hewan ternak.
"Apa itu?"
"Ada apa di sana? Kenapa ada banyak pemain lain, padahal tidak ada notifikasinya?"
Mereka kebingungan dengan keanehan ini. Pemain-pemain itu tidak termasuk ke dunianya, seakan-akan tumpang tindih.
"Mengapa bisa begini?"
Seorang pemain melihat mereka, lalu berseru kepada yang lain.
"Pemain baru!"
"Wah! Pemain baru!"
"Di mana? Wah!"
"Apa hal baru yang mereka bawa?"
"Kali ini pemain seperti apa?"
Mereka menghampiri pemain pertama dan Hanfalis yang baru menambat perahu. Pertanyaan-pertanyaan, kehebohan, rasa penasaran tampak tergambar di muka dan tingkah mereka. Hal itu membuat kedua pemain kian bingung untuk merespons.
Lalu tepuk tangan terdengar. Seorang pria yang terlihat seperti sesepuh, bersama wanita yang senada, muncul. Orang-orang memberi jalan untuk lewat, seolah menaruh rasa hormat. Kini pria dan wanita itu berhadapan dengan kedua pemain.
"Salam kenal, aku Steven, wanita ini Ven. Selamat datang di server Far Lands. Siapa nama kalian?" Pria itu memiliki label 'stevengiorasa', sedangkan si wanita 'VMNDETTA'.
Yang ditanya saling tatap, lalu menentang sambil kontak mata. "Aku Hanfalis."
Pemain pertama juga menyebutkan namanya.
"Kalian pasti lelah setelah perjalanan jauh, ayo saya antar ke tempat istirahat," ajak Ven. Steven ikut memandu.
Tanpa memikirkan mendalam bahwa pria dan wanita itu begitu terkejut mendengar namanya, orang-orang di sana beralih seratus delapan puluh derajat menatap waswas penuh kecurigaan.
Rumah yang baru selesai dibangun, eksterior sederhana, interior masih lengang hanya ada kasur, peti, tungku, dan meja kerajinan. Belum diberi hiasan apa pun.
"Silahkan istirahat di sini, jika kalian butuh apa-apa, bilang saja."
Steven menambahkan, "Oh, iya, di server ini, kalian tidak perlu khawatir untuk tidur. Beraktivitaslah kapan saja yang kalian mau. Tidak ada monster di pulau ini."
Pemain pertama berpikir ini sama seperti di pulau jamur. Namun, tentu saja bukan. Hanya mirip saja.
Setelah para sesepuh pergi, Hanfalis langsung ambil ancang-ancang untuk keluar.
"Hanfalis, mau ke mana?"
"Apa lagi? Mencari informasi tentang server ini! Siapa tahu mereka tahu tentang cara untuk membuat resep karimu itu bekerja."
Hanfalis juga menangkap bisikan orang-orang, bahwa dia mirip dengan pemain terdahulu yang suka memecah teka-teki, entah siapa yang dimaksud.
"Kita belum pasti kalau resep kari ini bisa berguna. Lagi pula, sebaiknya jangan beri tahu ke orang lain dahulu tentang resep kari ini."
"Iya, aku tahu, aku tahu. Akan kucari informasi sebisa mungkin. Aku tak akan lama!" Hanfalis pergi.
Pemain pertama ikut keluar, tetapi hanya sebatas halaman saja. Di sana dia memasak makanan dengan panci khususnya, beberapa anak-anak menontonnya sambil mengiler. Akhirnya masakan dibagi-bagikan.
Dia kembali lagi ke dalam rumah. Saat hendak berbaring, tiba-tiba dua orang masuk, ternyata Steven dan Ven.
Steven tiba-tiba memeluknya.
"Selamat datang kembali! Sudah berapa lama? Bertahun-tahun? Wah! Aku sangat merindukanmu! Hei, masih ingat markas pertama kita yang banyak obor itu? Rumah cerimu? Koleksi kucingmu?" Pria itu terkekeh-kekeh.
Ven ikut tersenyum. Pemain pertama memasang ekspresi penuh tanda tanya.
Steven dan Ven terdiam, lalu saling pandang.
Akhirnya pemain pertama bercerita.
Bahwa dunia yang dimainkan adalah milik kakaknya, termasuk akun yang dia pakai. Ini warisan dari kakaknya, ditandai dengan beberapa petunjuk yang ditinggalkan. Dia bermain mencari tahu tentang kakaknya.
"Jadi kamu bukan Jerukillerbaim yang asli?"
Dia menggeleng.
"Oke, terus terang saja," ujar Steven. "Kami tahu tentang kakakmu. Dulu kami pernah bermain bersama dengannya, tapi tiba-tiba dia menghilang begitu saja. Nama akunnya sama denganmu, jadi kami pikir kamu orangnya, ternyata bukan. Maaf ya." Ven ikut meminta maaf.
Pemain pertama geleng-geleng dan mengangkat kedua tangan rendah sopan. "Tidak, tidak perlu meminta maaf."
Saat itu, Hanfalis datang dan berkata bahwa Steven serta Ven tahu tentang kakaknya, jadi momen yang pas. Obrolan pun berlanjut.
"Mungkin karena kamu berhubungan dengan kakakmu, jadi kami bisa bertemu lewat duniamu."
Pemain pertama dan Hanfalis berpikir. Terkaan Steven masuk akal juga, menjawab sejumlah pertanyaan selama ini.
"Oh, iya, satu lagi yang penting. Cuma duniamu yang bisa melewati batas ini. Dunia setelah Far Lands."
Yang mendengar terkejut masih ada lagi setelah batas ujung dunia.
"Ada sesuatu di balik Far Lands yang tidak pernah kita semua ketahui. Namun, menurut legenda, kakakmu bisa melampauinya, untuk itulah aku dan Ven di sini, mencari informasi, mengumpulkan rekan, membuat server. Namun, tidak ada seorang pun yang bisa melewatinya."
Pria itu menepuk kedua pundak pemain pertama.
"Tapi, sekarang kita ada kamu."
Mulutnya menyengir.
"Sepertinya kita memang ditakdirkan untuk bertemu."
Setelah itu, kedua pemain diantar menuju jembatan penghubung dengan batas setelah Far Lands. Katanya, di balik kabut nan tebal itu, ada sesuatu yang misterius. Namun, setiap pemain yang ke sana, selalu kembali ke tempat awal seolah-olah tidak diterima.
Sebelum memulai perjalanan, segala macam stok dan perlengkapan dikumpulkan. Petualangan dimulai kembali.
Sambil melangkah, Steven bercerita tentang kisah seorang pemain yang mereka cari-cari.
Tak ada yang menyadari seringai penuh teka-teki terukir di wajahnya.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro