Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Padi

Pemain mengingat Nether tidak ada Garden, jadi mereka kembali lagi ke Overworld.

Portal dibangun dari balok obsidian yang didapat sebelumnya, ditambah juga dari peti harta karun Bastion Remnant, lengkap 10 balok. Portal dinyalakan, pemain pun berteleportasi. Sehabis menunggu, akhirnya portal terbentuk di sebuah gua nan gelap, dengan kedalaman negatif ditandai batu tulis dalam di mana-mana. Mereka benar-benar tidak beruntung, para zombi, Skeleton, dan laba-laba, terlebih Creeper, semuanya menyerbu.

Monster dikalahkan satu per satu, dipasanglah obor agar tidak muncul lagi.

Hari ini nasib sial. Rupanya itu adalah gua batu tetes, banyak Zombi Air bermunculan dari danau bawah tanah nan gelap. Dia yang berlari terkena panah Skeleton dari atas gua, Hanfalis merunduk di balik tameng, dia terjatuh di atas batu lancip dan itu sakit sekali sampai nyawa berkurang separuh.

Keadaan akhirnya tenang kembali dengan danau bawah tanah ditutup tanah. Hanfalis membuat markas sederhana di balik dinding batu tulis dalam nan aman, menaruh tanda dengan tiga obor berjejer di depannya.

Mereka menjelajahi lebih dalam, ternyata ada nasib baik. Gua subur menanti. Pemain menyongsong gua dengan sulur menggantung dari langit-langit, buah beri oranye bersinar memberikan pencahayaan yang cukup untuk mencegah monster muncul. Gua itu dipenuhi oleh balok lumut yang kadang dilapisi karpet lumut, sesekali azalea bersemi di antaranya menyerupai bonsai, ada pula yang berbunga ungu, rumput juga tumbuh subur dan jika dihancurkan akan menghasilkan biji gandum. Selain itu, partikel spora beterbangan ke sana kemari, tatkala menengok ke atas dijumpai bunga spora mirip raflesia. Di situ pula tampak tanah berakar yang ditumbuhi akar gantung. Begitu lanjut menelusuri gua, terlihat balok-balok lempung yang terisi air segar, banyak daun tetes besar ditemui, beberapa masih kecil dan itu malah lebih cantik.

Di kolam air pada balok lempung tadi bermunculan ikan-ikan tropis beraneka rupa yang lucu lagi eksotis. Terdengar suara kecipak, ternyata beberapa ekor axolotl berenang dan memakan ikan-ikan itu. Hanfalis mengeluarkan ember air dan menangkap satu yang bertubuh merah muda dan memiliki sirip merah, sedangkan pemain pertama memilih yang badannya cokelat. Kata Hanfalis, axolotl berguna saat bertarung di monumen samudra, tetapi itu sudah lewat.

Keindahan gua semakin penuh hal-hal menakjubkan manakala dijumpai geoda ametis yang dilapisi basal halus, selapis batuan kalsit, di dalamnya balok ungu berpendar amat cantik. Kluster ametis tumbuh di kuncup, yang sudah besar dihancurkan sehingga didapat beberapa kristal ungu ametis, sejumlah balok ametis juga diambil.

Tiba-tiba banyak zombi menyerang dalam kelompok yang tak ada habisnya. Satu geng dibunuh, gerombolan lain bermunculan. Begitu ditelusuri sumber suara, ternyata ada Dungeon berupa ruangan monster dengan satu kerangkeng pemanggil berisi zombi menyala-nyala. Obor diletakkan pada masing-masing sisinya untuk mencegah aktif. Pemain pertama teringat sebelumnya juga ada kerangkeng pemanggil laba-laba gua di Mineshaft.

Akhirnya gua subur menuntun untuk semakin naik dan meninggi, membawa keluar ke permukaan. Mereka berada di bioma rawa, langit agak mendung, daratan subur dan air cenderung bersifat asam. Beberapa pasang katak oranye berloncatan ke sana kemari, diberi makan bola lendir dan hewan tersebut kawin lalu bertelur di air, setelahnya berenang menjauh, atau hinggap di daun teratai.

"Hanfalis, lihat ini!"

Dia menemukan semak-semak yang terendam di air. Ketika dihancurkan, didapat biji padi. Menurut panduan, itu adalah Garden lembap. Biji ditanam pada tanah tergenang yang dibajak, dan ditunggu beberapa saat sampai dewasa.

Satu per satu bahan mulai terkumpul. Pemain pertama senang penuh harap. Dia percaya resep kari kali ini akan berhasil.

Tak jauh dari situ, Hanfalis menemukan pondok rawa, tempat tinggal para penyihir. Seekor kucing hitam berkeliaran di sekitar, dijinakkan dengan ikan salmon mentah sambil duduk. Penyihir yang muncul mengagetkan, melempar ramuan percik racun, pemain pertama meminum susu dan menikam dada kiri penyihir sampai mati. Dia memasuki pondok dan menemukan ketel yang mirip pot besar berbahan besi, berisi ramuan. Dengan tiga botol kaca didapat ramuan kelemahan.

Sekalian membangun markas, pemain membuat stan meramu. Bubuk Blaze digunakan sebagai bahan bakar, ramuan kelemahan dibuat cukup dengan sebotol air dan mata laba-laba terfermentasi, materialnya mata laba-laba, gula, dan jamur cokelat. Sekali membuat ramuan bisa langsung dapat tiga botol kelemahan sekaligus.

Malamnya, mereka berburu zombi penduduk desa. Bajunya khas dengan kepala bertopi daun besar. Setelah disembuhkan, manusia itu disuruh tinggal di markas yang dibangun mereka.

Di sebelah rawa, ada pula bioma mangrove. Pohon bakau tumbuh lebat di sana-sini, akar napasnya menggantung hingga menusuk lumpur. Bunganya tampak cantik berbentuk batang. Katak di sini berwarna putih menyamai warna lumpur. Kadang ada pula balok lumpur menyatu akar bakau. Ikan-ikan tropis berenang bersama katak, sembunyi di balik rumput laut. Ketika bersenang-senang, tiba-tiba panah beracun mengenai pemain. Di balik kegelapan bakau, sesosok Bog yaitu kerangka berlumpur ditumbuhi jamur merah muncul. Mereka bergerak lambat, tetapi serangan anak panahnya mengerikan.

Singkat cerita, setelah mengalahkan Bog, ditemukan mulut gua. Lubang dimasuki, lorong ditelusuri sampai jauh turun ke bawah. Di bagian nan luas berdiri kukuh fosil suatu makhluk nan misterius, semacam tengkorak dari kepala raksasa. Beruntung beberapa balok adalah biji berlian sehingga mereka panen berlian dan bersorak-sorai.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro