Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Ayam Masak

Ayam masak itu meledak.

Bunyi menyerupai gerendel membuka tercipta. Satu, dua, tiga kali. Buku dan pena hendak membuka halaman berikutnya. Akan tetapi, dia serta RayaCraft menerima serangan dari sumber tak diketahui, garis hidupnya berkurang.

Seluruh obor bersamaan lampu-lampu kotak mati. Pendarnya redup, lama-lama padam. Seakan reaksi beruntun dimulai dari sekitarnya menyebar sampai ke ujung sana. Tak ada lagi penerangan. Keadaan semakin buruk ketika langit mulai gelap. Dalam hitungan detik matahari tenggelam dan malam tiba.

"Apa yang terjadi? Hei, apa yang terjadi?" RayaCraft panik kebingungan.

Suara geraman terdengar. Sesosok makhluk menyamai manusia, tetapi kulitnya hijau pucat, berbau busuk, baju biru compang-camping dan celananya ungu, tampak kelaparan akan daging--zombi.

Zombi itu berjalan cepat tanpa suara seakan mengendap dari belakang. RayaCraft melindungi titik buta si pemain pertama sehingga ditebaslah zombi itu dengan pedang batu. Satu lengan terjatuh, darah menyembur deras. Si zombi langsung marah lalu melayangkan pukulan dengan tangan tersisa, RayaCraft sempat terkena, hanya pundak yang sobek sedikit. Pedang diayunkan lagi secara beruntun, zombi tak sempat melawan balik, dadanya tertusuk dan akhirnya jatuh tak bergerak mengucurkan banyak darah lalu tubuh melesap.

Baru hendak mencerna suasana yang terjadi, gerombolan zombi muncul dari berbagai penjuru. Tiga sosok menyerbu dari belakang. Dia menebas salah satu dengan pedang besi, RayaCraft membantu. Setelah ketiga zombi kalah, empat zombi mengemuka di depan. Saat mau menghadapi, tiba-tiba dua zombi menampakkan diri dari kanan, disusul zombi-zombi di kiri. Merasa kalah jumlah, dia dan RayaCraft mundur lalu berlari kencang.

Rumah terdekat dicari, tak kunjung menjumpai saking gelapnya. Saat melihat pintu, satu zombi mengadang. Keduanya berbelok. Di belakang, sekitar belasan zombi mengejar. Kecepatan melelah mereka kian meningkat. Satu zombi hampir meraih punggung dan siap menggigit, tetapi pemain pertama telah membuka pintu rumah lalu RayaCraft meluncur, daun segera ditutup dalam sedetik.

Dia dan RayaCraft bernapas tersengal-sengal, mengembalikan tenaga yang terkuras dengan makan. Keduanya berbalik menengok keadaan di luar pintu. Ada banyak pasang tangan yang mencoba meraih-raih ke dalam rumah. Ingin menenangkan tubuh yang gemetar, kasur di dekat tak ada guna. Tatkala dihampiri, muncul pesan 'kamu tidak bisa tidur sekarang, ada monster di dekat'.

Pintu diketuk sangat keras. Bagian gembok hampir terdorong. Saat didekati, para zombi mulai menghancurkan daun. Pada pukulan pertama, tercipta retakan. Pada tendangan selanjutnya, bagian bawah remuk. Dibanting berkali-kali, pintu pun bobol dan pecahannya berserakan.

RayaCraft yang panik menoleh ke arah pemain utama. "Kau set hard mode-kah?"

"Tidak, ini normal mode!" serunya.

Para zombi merangsek masuk. Dia dan RayaCraft dengan panik mengayunkan pedang ke sana kemari. Zombi di depan terkena pukulan mundur, tetapi barisan zombi di belakang menyusul dan penuh kemarahan ingin menggigit.

RayaCraft terkena serangan, lengan atas kirinya terkoyak-koyak, zombi yang menerjang ditebas lehernya lalu kepala yang putus menggelinding membentuk jejak darah. Saat ada zombi lain yang menerkam, dia bersiap melawan. Namun, RayaCraft malah terkena tebasan pedang dari pemain utama, membuatnya hilang fokus dan mundur beberapa langkah, ini dimanfaatkan para zombi untuk mengepung, RayaCraft kewalahan dan gigitan demi gigitan diterimanya, sampai kulitnya robek, daging sobek, tulang tercabut, isi perutnya memburai, paha tersayat memanjang. Pada detik terakhir, RayaCraft mengalahkan sebagian zombi yang mengepung. Semua item di penyimpanannya kocar-kacir.

RayaCraft dibunuh oleh zombi.

"RayaCraft! Tidak ... !"

Masih ada tenaga untuk berteriak, dia masih bisa bertarung. Pedang dihunus, posisi kuda-kuda dipasang. Semua zombi dia targetkan. Dengan cepat pedang ditusukkan ke tubuh para zombi. Kepala dipenggal, menembus mata sampai cairan otak meleleh. Lengan berjatuhan, kaki terpotong.
Zombi itu menggeliat di atas lantai. Pedang terangkat, lalu menukik ke dada kiri. Menembus tulang, melubangi jantung, mengoyak daging, hingga menancap di kayu. Tak ayal cairan merah pun menyembur ke atas dengan cukup laju. Genangan darah meluas.

Sudah tak ada lagi zombi tersisa. Barang-barang yang berjatuhan dia kumpulkan. Dia lekas keluar dari pintu yang rusak mencari sang rekan. RayaCraft berada tak jauh dari sana. Dia masuki rumah tempatnya berada. Barang itu dikembalikan kepada pemilik. Akses masuk dipasang blok tanah untuk memblokirnya.

"Sekarang apa? Kita harus bagaimana?"

"Matahari terbit masih lama, kita juga tidak bisa tidur untuk melewati malam."

"Mau tak mau kita harus mengalahkan semua monster dan memasang penghalang seperti pagar ya?"

Maka setelah keduanya menyiapkan diri dengan senjata dan baju zirah lengkap dari besi, serta tak lupa tameng, mereka maju ke luar laksana memasuki medan perang.

Sedetik blok tanah dihancurkan, gerombolan zombi menyambut. Pola serangannya sama, maka keduanya hafal, menghindari terkaman lalu menusuk kepala zombi, satu per satu tubuh mayat hidup bergelimpangan di atas tanah berumput.

Saat pemain utama berlari menghadapi zombi, sebuah anak panah meluncur hampir mengenainya. Dari balik kegelapan, makhluk berwujud kerangka hidup mengangkat busur dan membidikkan sasaran kepadanya. RayaCraft bergegas menyerang makhluk itu, Skeleton. Jarak dekat adalah kelemahannya. RayaCraft menunduk dengan tameng di hadapan, anak panah memantul mengenai sang pemanah. Tubuh Skeleton tersebut hancur lebur meninggalkan tulang-tulang dan anak panah tersisa. RayaCraft berbalik lalu berteriak.

"Awas di belakangmu!"

RayaCraft mendorongnya dengan pukulan kecil. Makhluk hijau berwajah jelek tanpa tangan, memiliki alat gerak kecil, berada di samping. Tak sempat menghindar atau memasang tameng, Creeper telah menyalakan diri. Ledakan besar terjadi. Bersamaan tanah yang hancur, tubuh RayaCraft terlempar dan terpotong-potong di udara.

RayaCraft diledakkan oleh Creeper.

"Tidaaak!"

"Jangan lengah! Banyak monster di sekelilingmu tadi," pesan RayaCraft, yang terlihat langsung berlari menyusul mengumpulkan barang-barangnya di atas tanah.

Benar saja, kini laba-laba raksasa yang memiliki mata banyak nan menyala merah merayap dengan cepat, makhluk itu menerjang dan memeluk erat menggunakan keempat pasang kakinya sampai tulang hampir remuk. Tangannya bergerak menusuk perut monster tersebut dengan pedang berkali-kali sampai cengkeraman melemas dan laba-laba mati, menyemburkan benang serta matanya copot.

Tak habis di situ, kerumunan warga desa, tetapi berubah jadi zombi, menyerang. Tampak pakaian masih sehabis dari pekerjaan, matanya memerah dengan wajah penuh rasa lapar akan daging. Dari dalam air, para Drowned atau zombi tenggelam berani keluar ke daratan di bawah langit bulan mati. Zombi berukuran kecil, larinya jauh lebih cepat, serangannya amat beringas. Para pemain harus mengalahkan semuanya.

Pertarungan berlangsung sengit. Dia dan RayaCraft berkali-kali terkena serangan dan gigitan, tertusuk anak panah, tetapi berkat makanan di bekal, garis kehidupan bisa dipulihkan. Tenaga yang kembali memberi kekuatan untuk terus melawan dan bertahan.

Matahari telah terlihat di ufuk timur. Sekarang muncul makhluk setinggi lebih dari tiga meter, tubuhnya hitam legam, sangat kurus, memiliki sepasang mata berpendar ungu, ada juga partikel di sekitar. Namun, makhluk itu pergi jauh dengan berteleportasi.

Masih ada musuh yang lebih tangguh. Penduduk desa yang meminum ramuan awet muda dan mengenakan baju serbaungu, bertopi kerucut. Penyihir, melemparkan botol ramuan berisi racun selama beberapa lamanya menguras kehidupan. Dengan dua orang, dua bilah pedang menusuk jantungnya bersamaan dan Penyihir itu mati, meninggalkan debu batu merah.

Cahaya pagi menyirami daratan. Kegelapan mulai sirna. Panas dari matahari mengenai para monster kematian dan membakar tubuh mereka hidup-hidup sampai hancur. Baik pemain utama maupun RayaCraft bernapas lega. Para Creeper juga telah dikalahkan, lubang bekas ledakannya ada di mana-mana. Bersamaan hari baru menyambut, kedua pemain itu diberkati harapan baru untuk bertahan hidup.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro