Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 1






R E P L A Y [ ALBEDO X READER]


***

Aku tidak terbiasa.

Pada selongsong itu, aku menatap. Seperti badan tubuhnya yang dipenuhi pasir mengalir, jatuh akan pengaruh gravitasi, aku membawa diriku sendiri perlahan ke bawah, menemui akhirnya sendiri.

Aku yang bersalah. Aku yang terkutuk ini membiarkanmu jatuh tanpa alas. Mungkin saat itu kamu meraung. Mungkin pula kamu berteriak meminta tolong. Tapi aku menutup segala kemungkinan dan terus hidup seperti jam pasir. Mengalir ke bawah, menemui ajalku sendiri.

Bila kita bertemu lagi, tolong marahi aku yang bodoh ini. Yang dungu lagi tak berguna, yang diam saja ketika truk itu bersentuhan dengan tubuh mungilmu.

Bibimu mendekatiku, mengatakan bela sungkawa. Menangis, seperti ini adalah akhir dunia.

"Ini jam pasir yang aku temukan di kamarnya. Kalau tak salah ingat, [Name] selalu membawanya saat ia keluar rumah. Aku cuma Bibi. Kupikir kamu lah yang berhak menyimpannya."

Bibir bergerak untuk kata terima kasih. Tak peduli bila tersampaikan atau tidak. [Name], Bibimu orang yang baik. Meskipun ia keliru dalam satu hal. 

Aku menatap jam pasir ini. Yang berisi pasir putih. Berbadan montok tapi kecil. Jam ini terus membawa pasirnya ke bawah. Ketika pasirnya hampir habis, aku membaliknya cuma-cuma.

Tapi kemudian, aku merasa aneh.

Visiku dibutakan oleh cahaya putih. Pupilku mengecil. Kakiku terasa goyah tanpa tenaga. Jam pasir menjatuhkan pasirnya, kemudian pandanganku menjadi jelas. 

Seorang gadis dengan pakaian barista dengan celemek cokelat sedang menunduk. Di depanku, tengah mengelap gelas-gelasnya dengan khusyuk. Aku tahu pemandangan ini. Di sini adalah kedai tempatmu bekerja. Jam dinding kerang di sana akan berdentang saat jam kerjamu selesai, dan aku akan menunggumu di meja lima. Kita selalu pulang bersama. Dan gadis di depan itu adalah-

"Albedo!" [Name] selesai dengan gelasnya. Ia menghampiriku. Bagaimana bisa? Ilusi ini terlihat begitu nyata. Apakah otakku sudah tidak lagi menerima akal dan melepaskan kewarasannya?

"Kita ke minimarket sebelum pulang, ya. Bibi mau telur tambahan," ujarnya.

Aku mengangguk. Bila ini ilusi dariku yang telah gila, maka aku dengan senang hati menerimanya.

***

Sorry for diactived for uh, 2 years.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro