2. Chat
Baru beberapa bulan berada di jurusan ini Keyra sudah merasa salah jurusan, pasalnya kepalanya hampir pecah tiap hari disuguhkan tugas beraneka ragam dari dosen yang berbeda.
Keyra ingin mengeluh, tapi keluhannya jelas akan membebankan sang mama yang sudah memberikan dukungan penuh dan menyemangatinya tiap hari. Baru segini saja Keyra lelah, bagaimana dengan ibunya yang tiap hari harus bekerja demi kebutuhan mereka.
Keyra memijit kepalanya, memandang Siena dan Yelia yang masih sibuk membahas ingin mendaftarkan diri di himpunan jurusan mereka. Keyra sendiri masih tidak tertarik, saat kelulusan SMA dia pernah berjanji hanya akan fokus pada kuliah saja dan menjadi mahasiswa kupu-kupu. Keyra tidak ingin masuk organisasi apapun di kampus, meskipun kata orang organisasi membuat lebih banyak teman dan koneksi. Tapi di satu sisi masuk organisasi berarti sudah harus siap lelah dan berhadir ke kampus meskipun di hari libur untuk menyukseskan acara.
Siena tiba-tiba histeris, dia buru-buru berlari ke posisi Keyra yang duduk dengan tangan memijat kepala. "Key, lihat. Apa gue bilang, cowok yang tolongin lo dua hari yang lalu emang gak asing. Ternyata dia ketua himpunan, kak Jonathan Steven. Emang sih pas ospek dia gak berhadir karena ada urusan di luar kota, tapi gue pernah ketemu dia pas malam keakraban."
"Terus urusannya sama gue, Sie?"
"Ayuk daftar himpunan, lumayan bisa ketemu dia lagi. Teman-teman dia juga pada ganteng-ganteng, Key. Bareng-bareng sama gue dan Yeila, bosan tau kuliah nugas mulu mending berpartisipasi di acara kampus. Selain nambah pengalaman, nambah teman."
"Sie, gue sama sekali gak tertarik. Gue lebih milih hari Sabtu atau Minggu gue buat rebahan di rumah, atau enggak bantuin mama. Gue butuh banyak waktu tidur, badan gue suka sakit-sakitan sekarang karena kelamaan nugas dan duduk di kelas."
"Makanya olahraga, remaja jompo sih lo," sambung Yelia. "Lagian ini iseng-iseng aja daftarnya, Key. Gak bakalan juga kita keterima, saingannya banyak. Apalagi pas angkatan 2020 gak ada penerimaan anggota baru gara-gara korona, pasti lebih diutamakan angkatan atas dibandingkan kita."
"Kalian aja, gue benar-benar enggak mau."
"Key," panggil Siena dan Yelia kompak. "Please," ucap mereka dengan raut wajah dibuat seimut mungkin.
"Oke fine gue ikut."
"Yeay." Siena dan Yelia langsung memeluk Keyra erat karena senang.
"Tapi syaratnya harus ada sertifikat keikutsertaan malam keakraban, sedangkan gue gak ikut kemarin karena sakit. Gimana tuh?"
"Tanya aja di contact person yang tertera di situ, kebetulan ada nomor kak Jonathan. Kalau kata gue lo chat dia aja biar lebih jelas."
"Gak ah, gue malu."
"Gak apa-apa, dia juga gak kenal lo kali," jawab Siena.
Setelah berpikir akhirnya Keyra setuju, benar juga Jonathan mana mungkin mengenalinya. Pertemuan mereka tidak lama, dan Jonathan juga tidak mengetahui namanya.
****
Malam harinya Keyra menimbang-nimbang harus menghubungi Jonathan atau tidak, jantungnya berdetak kencang padahal hanya ingin bertanya perihal persyaratan saja.
Keyra berbaring memandangi langit-langit kamarnya, kemudian menatap room chat whatsApp dimana nomor Jonathan sudah tersimpan agar dia lebih mudah mengirim pesan tanpa perlu mencarinya lagi.
Keyra menghela napas, bangun dan kemudian tidur lagi. Rasanya masih berdebar, setelah membaca berulang kali kalimat yang telah terketik. Akhirnya Keyra mengirimkan pesan tersebut, sialnya malah langsung terbaca oleh Jonathan. Apa lelaki itu tidak sengaja menekan notifikasi dari pesannya?
Karena itu juga Keyra melemparkan ponselnya dan memilih menutupi wajahnya dengan bantal, dia tidak berani melirik meskipun notifikasi ponselnya berbunyi. Setelah beberapa saat barulah Keyra membaca isi pesan balasan dari Jonathan.
Kak Jonathan ketua Hima
Selamat malam Kak Jonathan, perkenalkan nama saya Keyrana Aradhea dari jurusan Teknik Informatika'21. Tujuan saya chat Kakak ingin menanyakan mengenai persyaratan masuk himpunan, nah disitu tertera harus mencantumkan sertifikat malam keakraban. Saya kemarin tidak ikut karena sedang sakit dan punya bukti. Bagaimana, Kak? Apa saya masih tetap bisa mendaftar.
Malam, Keyra. Isi aja dulu formulir melalui link yang sudah dibagikan di grup angkatan. Besok serahkan berkas ke himpunan langsung.
Ah, baik. Terima kasih, Kak.
Sama-sama, lain kali jangan sampek kejengkang di kantin ya.
Kak, kalau ngetik jangan ngang ngong ngang ngong.
Merasa takut Keyra buru-buru menghapus chat yang baru saja ia kirimkan.
Kak Jonathan ketua Hima
Eh, maaf. Gue salah balas chatnya, Kak.
Udah gue baca kali, see you di ruang himpunan Keyrana Raisa
Keyra berteriak, apa yang harus dia lakukan besok jika bertemu dengan Jonathan. Sialnya dia lupa privasi foto profil, pantas saja Jonathan langsung mengenalinya dengan mudah.
Apa Keyra harus mengundurkan diri saja? Sebelum dia lebih malu jika berpapasan dengan Jonathan besok?
"Aaaaa malu banget."
"Keyra, kamu kenapa?" tanya mamanya dari kamar sebelah.
"Enggak apa-apa Ma, ada kecoak doang lewat."
"Kecoak lewat kok kamunya malu?"
"Malu aja, Ma. Soalnya Keyra dilihatin lama banget."
"Ngaco kamu, kalau gak ada tugas langsung tidur aja besok kamu kuliah pagi."
"Siap Mama."
Keyra tidak akan bisa tertidur malam ini, jantungnya masih belum stabil sampai sekarang.
***
Keesokan harinya Keyra diseret paksa oleh kedua sahabatnya untuk menuju ruang himpunan. Di sana ada sekitar enam orang yang menunggu pengumpulan formulir. Keyra menutup wajahnya dengan jari-jari tangan takut tiba-tiba Jonathan muncul.
Namun sejauh mata memandang tidak ada tanda-tanda kehadiran ketua himpunan tersebut, mungkin saja cowok itu masih ada kuliah siang.
"Isi nama, nim, dan bidang yang mau diambil ya, Dek," ucap gadis yang bertugas hari ini.
Setelah mengisi nama, baru hendak berbalik Keyra mendengar seseorang menyebut nama orang yang tidak asing namanya.
"Wih, Jonathan. Pak ketua kita ke sini rupanya."
"Gak ada mata kuliah, dosennya gak jadi masuk."
"Jonathan aja nih yang disapa, guenya enggak?" tanya Yevan sedikit menyindir.
"Hai juga pak ketang'19."
"Nah, gitu dong jadi anak buah," ucap Yevan mulai senang.
"Sabtu lo yang handle acara, Minggu-nya gimana Jo?"
"Jeriel, dia 'kan ketua panitia. Gue Minggu datang juga, tapi habis ibadah."
"Siap, Pak Ketua kita emang kalau urusan ibadah gak pernah ketinggalan. Beda sama Yevan datang ke gereja pas lagi gabut doang."
"Ye, sering juga gue. Barengan sama Jonathan biasanya, kalau dia gak jemput ya gue malas lah. Malu gak ada teman ngobrol."
"Emang agak lain teman lo ya, Jo. Orang datang ke gereja ibadah, dia gibah."
"Biasalah, Ned. Anaknya gak bisa diam, jadi butuh teman buat gosipin outfit orang. Di dalam ada siapa aja? Gue mau masuk."
"Rachel sama Liana doang lagi main wifi," jawab Juned. Jonathan masuk ke dalam, sedangkan Yevan menghitung seberapa banyak formulir yang sudah terkumpul. "Penuh kayaknya tahun ini."
"Bisa-bisa kelar wawancara seminggu sih kata gue."
"Kalau gue wawancara sat set sat set kok."
"Iya sih, soalnya pertanyaan lo kebanyakan gak berbobot."
"Anjing lo," umpat Yevan.
Di satu sisi ketiga gadis itu hendak kembali ke kelas, namun Keyra malah mematung dan menghentikan langkahnya. Otomatis kedua temannya menatap dirinya dengan sorot bertanya-tanya.
"Key, kok bengong gak mau balik lo?"
"Eh, mau-mau." Dengan langkah terburu-buru tanpa melihat ke depan, Keyra malah menabrak Yevan. Untung saja lelaki itu dengan sigap menahan lengannya agar tidak terjatuh.
"Lo gak apa-apa?"
"Gak apa-apa, Kak. Sorry banget gue buru-buru malah jadi nabrak lo."
"Bentar-bentar." Yevan malah memutari tubuh Keyra yang terdiam kaku, karena takut Jonathan menyadari kehadirannya Keyra ingin segera pergi dari sini. "Ada apa, Kak?"
Yevan menggeleng kemudian tersenyum. "Gue lagi cari sayap lo tapi enggak ada, kirain bidadari soalnya cantik banget."
"Hah?" Hanya itu respon yang Keyra berikan karena sikap Yevan yang bisa dibilang sedikit aneh. Kemudian cowok itu mengulurkan tangannya dengan bibir yang masih betah menyunggingkan senyum. "Gue Yevan, ketang jurusan'19."
"Kentang?"
"Wah kurang ajar, apa gue sebegitu jeleknya? Ketang dek, ketua angkatan. Main ngatain kentang aja lo, sakit hati gue." Lihatlah bagaimana banyak dramanya seorang Yevan Adriano.
"Sorry, Kak. Makanya gue bingung kenapa lo malah bilang kentang, padahal lo gak jelek. Kirain lagi merendah buat meroket."
Yevan yang semula hendak marah-marah malah tersenyum senang mendengarkan pujian itu. "Bisa aja lo, namanya siapa?"
"Keyra, Kak."
"Senang kenalan sama lo, Key."
"Kenapa nih?"
Mati gue, batin Keyra kala Jonathan datang mendekat. "Eh, Keyra 'kan?"
"Iya, Kak Jo."
"Buset giliran yang cantik langsung kenal lo."
"Ini yang kemarin jatuh di kantin."
"Kak, gak usah diingetin lagi."
"Haha sorry, gue gak ada maksud apa-apa. Gimana udah serahin formulirnya 'kan?"
"Udah kok, Kak."
"Nanti bakalan dimasukin ke grup, nama kalian bakalan dibagi dapat jatah wawancara hari Sabtu apa Minggu."
"Ah gitu, makasih informasinya. Kak Yevan, Kak Jo gue sama teman-teman duluan. Masih ada kelas soalnya." Keyra buru-buru berlari, tidak ingin berlama-lama di sini karena merasa semakin malu. Kedua teman Keyra juga tersenyum kaku lalu ikut berlari mengikuti temannya.
"Maba sekarang lucu-lucu ya, baru kali ini gue percaya kalau mata Jeriel berfungsi dengan baik. Benar-benar cantik cuy, lo gak suka dia 'kan?" Yevan memastikan.
"Suka, jangan dideketin!"
"Eh, seriusan? Sejak kapan lo bisa blak-blakan gini bilang naksir sama orang?"
"Sejak ketemu Keyra." Setelah berkata demikian Jonathan pergi dan masuk ke ruang himpunan.
Yevan yang berada di luar masih bingung dengan tingkah laku Jonathan barusan. "Kayaknya ada yang salah sama tingkah Jonathan hari ini, apa gara-gara kebanyakan laporan?"
Bingung dengan pikirannya sendiri, Yevan berjanji akan bertanya kepada Petra dan Jeriel tentang permasalahan ini. Dia yakin kedua sahabatnya juga akan kaget dengan tingkah Jonathan yang sebelumnya tidak pernah seperti ini.
****
hai-hai, gimana dengan part 2 ini? Jadi Yevan, Jonathan itu non-islam. Masih ada kok sisanya yang non-islam bakalan muncul di part berikutnya.
Oh ya, Yevan emang agak rada-rada jadi maklum aja.
Gimana pendapat kalian tentang cerita ini?
aku udah punya visual tokohnya, pada mau tau gak? menurut aku sih orang-orang itu yang cocok sama, bakalan aku publish di bab berikutnya.
Masih mau baca 'kan?
kabarin ya kalau ada kata-kata yang typo
Yuk tinggalin jejak dengan vote, komentar, dan share juga ke teman-teman kalian hehe.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro